KADIS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PAPUA,
MELKIAS MONIM
(Jubi-Alex)
|
Jayapura, 20/2 (Jubi)—Menurut Kepala Dinas
Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua Melkias Monim, Papua adalah
masa depan peternakan Indonesia untuk kedepan. Untuk itu, pada 2013 –
2014 mendatang provinsi paling Timur di Indonesia ini, tidak lagi
mengambil bibit ternak sapi dari luar.
“Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan RI mengatakan
Papua adalah masa depan peternakan Indonesia untuk kedepan, dan itu
sudah disiapkan sekarang. Oleh karena itu dalam pertemuan-petermuan
nasional direktorat selalu mendorong saya untuk berbicara, dan kita
merencanakan pada 2013-2014 kita tidak lagi mengambil bibit ternak sapi
dari luar, hal itu supaya uang yang ada di daerah tidak berputar keluar,
sehingga orang Papua bisa menikmati uang tersebut,” kata Kepala Dinas
Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua, Melkias Monim, di Jayapura,
Rabu (20/2).
Dia menilai, saat ini uang yang ada di Papua selalu berputar keluar
terur-menerus, baik itu dari APBN maupun APBD. Untuk itu, uang itu harus
berputar di dalam daerah. “Tahun ini APBN untuk peternakan kita naik
sekitar 66 miliar, dan dana kita sekarang ini naik 22 persen naik. Oleh
karena itu kedepan kita lihat untuk peternakan lebih bagus jika uang
tersebut berputar disini, dan sekarang rakyat kita saat ini menanam
pakan yang baik, kandang yang baik dan ada semangat untuk bekerja,
dimana tidak bergantung dari luar,” ujarnya.
Saat ditanya daerah mana saja yang menjadi andalan, jelas Monim, yang
kami fokus saat ini adalah Kabupaten Merauke dan Nabire. Dimana secara
management sudah siap, dan lahan 180 hektar untuk peternakan sudah ada.
“Kalau Merauke sudah siap, dimana daerah itu memiliki Perda yang tidak
memperbolehkan bibit keluar,” tukasnya.
Menyinggul soal permintaan PT. Freeport Indonesia akan kebutuhan
daging, kata Monim, yang perlu diketahui bersama adalah, Freeport saat
ini sudah memiliki chanel dan ini membuat pihaknya susah untuk menembus
pasar. “Saat ini yang menangani kebutuhan telur dan daging di Freeport
adalah orang-orang swasta di Jakarta. Jadi kedepan kita harus mampukan
rakyat Papua agar bisa menembus pasar di Freeport,” katanya.
Dia menambahkan, yang saat ini sudah masuk di pasar Freeport adalah
perkebunan kopi, dimana kopi itu berasal dari kawasan pegunungan. “Satu
komoditas unggulan di Papua salah satunya adalah kopi, dan kita juga
mengharapkan dari peternakan juga ada satu komoditas unggulan, dimana
kita sepakati untuk peternakan adalah sapi dan ditunjang oleh babi
karena ada nilai budaya dan ekonomi,” katanya. (Jubi/Alex)