Insiden penembakan delapan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dan empat warga sipil di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan Sinak,
Kabupaten Puncak, Papua, kemarin membuat Duta Besar Australia Greg
Mororiarty cemas.
Dalam pernyataan Kedutaan Australia yang diterima merdeka.com, Jumat (22/2), duta besar menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden penembakan itu.
"Kejadian seperti ini hanya akan melanggengkan kekerasan di provinsi Papua. Ini akan berakibat buruk pada penduduk Papua dan Papua Barat yang berhak memperoleh masa depan yang aman dan sejahtera di Indonesia," ujar Dubes Moriarty.
Atas nama Pemerintah Australia Dubes Moriarty juga menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga para korban.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Indonesia Syafrie Syamsuddin mengatakan, penembakan yang terjadi kemarin di Papua tergolong kejadian taktis. Menurut dia, penembakan ini tidak berhubungan dengan strategi sebuah penyerangan.
"Apa yang terjadi di Papua adalah suatu kejadian yang taktis, tidak ada hubungannya dengan strategis," ujar Syafrie di Gedung Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (22/2).
Syafrie mengatakan, sepanjang kemarin hingga hari ini telah terjadi tiga penembakan. "Kemarin terjadi satu kali penyerangan pos, satu kali penghadangan konvoi logistik, dan tadi pagi satu kali penembakan pesawat helikopter," kata dia.
Selanjutnya, kata Syafrie, Mabes TNI memutuskan untuk memberikan respon berupa tindakan taktis. Tindakan taktis yang layak dilakukan TNI tergolong tindakan responsif jika terjadi serangan mendadak. "Tindakan taktis yang pasti adalah mencari, menemukan dan menghancurkan musuh. Itu yang paling penting," pungkas dia.
Dalam pernyataan Kedutaan Australia yang diterima merdeka.com, Jumat (22/2), duta besar menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden penembakan itu.
"Kejadian seperti ini hanya akan melanggengkan kekerasan di provinsi Papua. Ini akan berakibat buruk pada penduduk Papua dan Papua Barat yang berhak memperoleh masa depan yang aman dan sejahtera di Indonesia," ujar Dubes Moriarty.
Atas nama Pemerintah Australia Dubes Moriarty juga menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga para korban.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Indonesia Syafrie Syamsuddin mengatakan, penembakan yang terjadi kemarin di Papua tergolong kejadian taktis. Menurut dia, penembakan ini tidak berhubungan dengan strategi sebuah penyerangan.
"Apa yang terjadi di Papua adalah suatu kejadian yang taktis, tidak ada hubungannya dengan strategis," ujar Syafrie di Gedung Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (22/2).
Syafrie mengatakan, sepanjang kemarin hingga hari ini telah terjadi tiga penembakan. "Kemarin terjadi satu kali penyerangan pos, satu kali penghadangan konvoi logistik, dan tadi pagi satu kali penembakan pesawat helikopter," kata dia.
Selanjutnya, kata Syafrie, Mabes TNI memutuskan untuk memberikan respon berupa tindakan taktis. Tindakan taktis yang layak dilakukan TNI tergolong tindakan responsif jika terjadi serangan mendadak. "Tindakan taktis yang pasti adalah mencari, menemukan dan menghancurkan musuh. Itu yang paling penting," pungkas dia.
[fas]