JAKARTA- (Suko) mendesak pemerintah menyelidiki sedikitnya tiga kasus kekerasan yang dialami warga sipil di Papua pada awal Januari.
Koordinator Napas Marthen Goo mengatakan kekerasan terus terjadi di Papua pada bulan ini dengan adanya korban karena dugaan penembakan, tabrakan, penangkapan, serta penyisiran oleh aparat keamanan.
Hal itu, sambungnya, mengakibatkan terjadi pengungsian besar-besaran di Kampun Pugo, Paniai Timur dan beberapa kampung di sekitarnya.
“Kekerasan di Papua dari tahun ke tahun terus terjadi dan tak pernah berakhir. Tiap kekerasan baru terjadi, lahir kekerasan berikutnya, sebagai pengalihan perhatian atas kekerasan yang sudah terjadi,” kata Marthen dalam siaran pers, hari ini (8/1).
Napas mencatat sejumlah kekerasan yang terjadi pada bulan ini yakni dugaan penembakan terhadap Malega Tabuni (43 tahun) pada 1 Januari 2013 di Porasko, Jayapura. Selain itu, Yakob Mote yang meninggal pada tanggal tersebut diduga karena ditabrak mobil.
Kejadian lainnya adalah 4 Januari yakni dugaan tabrak lari terhadap tiga warga di Pertigaan Wonorejo, Nabire sehingga menyebabkan satu meninggal dunia. Mereka adalah Alfons Tekege (12 tahun), Anton Wakei (32 tahun) dan yang meninggal adalah Feri Wakei (siswa sekolah dasar).
“Kami mendesak agar TNI dan Polri segera menghentikan kekerasan di Papua, dan hentikan penyisiran-penyisiran, pembakaran rumah warga yang mengorbankan rakyat sipil. Kepolisian juga agar segera mengungkap semua kejahatan kemanusiaan di Papua.”
Napas juga menuntut Pemerintah Pusat segera menggelar dialog Jakarta-Papua sebagai sarana penyelesaian masalah berkepanjangan secara bermartabat.