Ones Nesta Suhuniap |
PEMBANGUNAN REL KERETA API, JALAN TOL HANYA HEGEMONI KOLONIAL DAN KEPENTIGAN INPESTASI ASING
Bangun rel kereta api dan jalan tol bukan solusi, rel kereta api jalan tol bukan kebutuhan mendasar saat ini.
Wacana pembagunan rel kereta api, jalan tol menghubungkan kabupaten dan
juga penanaman kapsul hanya propaganda politik kotor kolonial indonesia
untuk mengalikan isu pelanggaran HAM di papua jadi sorotan
Internasional.
Selain kedatangan Jokowi di papua pendekatan
persuasif terhadap rakyat papua dan mencari peluru ampu untuk menghambat
kedatangan tim mencari fakta Pasifik Island Forum (PIF) yang akan
berkujung ke papua mencari data pelanggaran HAM.
Rel kereta api
Jalan Tol dan Pelabuhan di wacanakan di papua bukan jawaban bagi rakyat
papua tetapi, ancaman serius bagi rakyat papua.
Pembagunan
jalur transportasi darat udara dan laut bukan untuk kebutuhan orang
papua namun semua pembagunan insprastruktur yang akan untuk kebutuhan
inpestasi asing atau menguntungkan penanaman modal asing yang akan
mengexprorasi sumber alam yang melimpah di Papua.
Rakyat papua
tidak boleh tertipu dengan wacana pembangunan insprastrutur karena
bembagunan jalur transportasi yang akan dibagun untuk kepentingan
expolorasi kekayaan alam akan bawah keluar dari tanah papua.
Selain itu membuka ases bagi inpestor secara leluasa mudah masuk keluar
bawah hasil bumi di tanah ini oleh kapitalis Imperalis dan kolonial
indonesia.
Dengan membukanya ases jalan dan rel kereta mengutukan
orang non papua akan mencuri ikan, mecuri kayu dan mendatangkan para
pemodal.
Dengan demikian orang papua akan semakin tersingkir dan akan minioritas di tanahnya sendiri.
Tidak ada dampak postif bagi rakyat papua hanya menguntugkan infestor
dan orang non papua yang memiliki modal untuk berinvestasi.
Membuka jalur teransportasi secara tidak langsung menhundang inpestor masuk di papua melalui MEA.
Dengan Hadirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di indonesia pada
umumnya dan lebih khusus di papua menjadi ancaman berat bagi rakyat
papua. Sebab orang papua belum siap menghadapi perdagangan bebas Ekonomi
Asean yang akan masuk di papua.
Dilihat dari kesiapan orang papua dari SDM belum siap dan orang papua tidak mempunyai modal untuk bersaing.
Kedatagan Jokowi ke papua untuk memastikan dan mengetahui sumber daya
alam yang berlimpah di tanah ini agar memberikan peluang infestasi bagi
kapitalis dan imperalime global menginvestasi Melalui jalur transportasi
yang dibagun.
Kemudian Membuka jalur transportasi darat juga ada
dampak negatif sagat besar. Lebih Khusus potensi pelanggaran HAM dan
Pemusnahan ras melanesia di Papua.
Penggaran HAM yang akan
terjadi adalah Perampasan tanah adat, kekerasan Militer akan menigkat,
sebab yang akan membagun jalur tranportasi kemungkinan anggota TNI/POLRI
dan BIN sehingga ketiga orang papua yang akan jadi korban.
Atas
nama pembagunan dan Ekonomi orang papua yang punya wilayah dan pemilik
tanah minta ganti rugi atau yang tidak melepaskan tanah pasti akan di
intimidasi dan kemungkinan besar akan ditembak mati.
Jokowi
memuka jalur tranportasi laut darat dan udara di Papua bukan menguntukan
orang papua tetapi menguntugkan jakrta dan menguntugkan indonesia
sesuai dengan Visi & Misinya, Indonesia dijadikan negara maritim
terbesar di Dunia dan indonesia menjadi Negara Super Pawer Eekonomi
terbesar dan Produktif di Asia Tenggara.
Jadi kedatangan JOKO
WIDODO di Papua tidak ada keuntungan bagi rakyat Papua. Jokowi
memuluskan jalan untuk inpestasi, Sekali pun Jokowi datang 100 kali
tidak keuntugan bagi rakyat papua. Dia datang di Papua pertama:
Memuluskan jalan bagi Inpestasi asing membuka akses jalur transportasi untuk masuk keluar hasil explorasi sumber daya alam.
Yang ke dua Jokowi datang untuk megalikan Isu Pelanggaran HAM.
Yang ke Tiga Jokowi ke Papua mencari peluruh ampu menghambat Tim Pencari Fakta ke Papua.
Yang ke Empat Jokowi akan sampaikan di Dunia internasional bahwa di
Papua tidak ada masalah maka oponi yang dibangun ada permrintah
indonesia memberikan perhatian serius untuk membagun Papua.
Rakyat papua tetap berjuang untuk papua, kami juga sampaikan kepada Jokowi bahwa pembagunan jalur transportasi bukan solusi.
oleh karena itu dari pada memboroskan anggaran APBN menamba utang luar
negeri lebih baik jokowi secara Jentelmen memerikan hak penentuan Nasib
sendiri melalui referendum solusi damai terlebih dahulu . Agar
membagun rel kereta api dan jalan tidak ada persoalan di kemudian hari.
Karena sekali pun Jokowi bagun rel kereta tidak pernah menyelesaikan persoalan tetapi akan menamba persoalan besar.
Rakyat papua tidak boleh terlenah dalam Hegemoni dan janji hampah di sanpaikan karena tidak menguntugkan orang papua.
Tetap fokus dan berjuang hak penentuan nasib sendiri rakyat Papua,
kepada kaum borjuis dalam birokrasi kolonial indonesia jangan anda
bermimpi tentang pembagunan dalam sistem kolonial, semua anda nikmati
hanya hegemoni kolonial . seluruh Aktivis Papua merdeka tidak boleh
terlenah dan tidak boleh menjadi manusia pragmatis tetapi tetap fokus
dan konsisten berjuang Papua merdeka.
By. ONES SUHUNIAP
AKTIVIS PAPUA MERDEKA.
http://nestasuhunfree.blogspot.co.id/2016/01/pembangunan-rel-kereta-api-dan-jalan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar