Filep Karma di Jalan Thamrin, Jakarta, ikut menentang aksi teror. (CNN Indonesia/Gilang Fauzi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivis kemerdekaan Papua Filep Jacob Samuel Karma turun ke jalan dalam aksi solidaritas bersama Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kampanye 'Kami Tidak Takut'. Di ruas jalanan Thamrin yang menjadi lokasi kejadian ledakan bom dan penembakan, Filep Karma berbaur dalam keriuhan warga Ibu Kota.
Filep menyesalkan aksi teror yang terjadi di Jakarta kemarin. Menurut dia, persoalan apapun seharusnya bisa diselesaikan tanpa mesti melakukan kekerasan, apalagi dalam bentuk teror.
"Sebagai manusia kita diberikan hikmat dan akal budi untuk berbicara, tidak harus diselesaikan dengan kekerasan," ujar Filep, persis di lokasi terjadinya ledakan, Thamrin, Jakarta, Jumat (15/1).
Filep menegaskan dirinya mendukung gerakan anti-terorisme. Namun ada ambiguitas sikap yang dimaknai Filep di balik penyelesaian aksi terorisme kemarin.
"Yang jadi pertanyaan saya juga, kalau saya menentang ini, terus kenapa masalah di Papua harus diselesaikan dengan peluru. Itu yang menjadi pertanyaan saya juga sampai hari ini," kata dia.
Filep merupakan mantan tahanan yang baru saja dibebaskan pada November setelah mendapat remisi. Meski sempat menolak mendapat remisi, pembebasan tetap dilakukan.
Pemberian remisi ditolak Filep karena ia merasa dirinya dipenjara bukan atas perkara kriminal. Menerima remisi baginya sama saja mengakui telah berbuat salah.
Selain itu, pembebasan dirinya juga berlangsung mendadak. Padahal, sebagai narapidana yang sudah lebih dari 10 tahun dipenjara, ia butuh proses adaptasi dulu sebelum kembali ke masyarakat.
Filep mengaku sudah berada di Jakarta sejak 3 Januari. Dia berada di Ibu Kota dalam pendampingan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.
Filep mengaku saat ini tengah mengikuti pelatihan singkat jurnalistik. "Saya ada rencana bikin buku," ujar dia.
Puluhan orang yang mengaku tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kampanye 'Kami Tidak Takut' berkumpul di ruas jalanan Thamrin sebagai bentuk aksi pengutukan tindakan teror di Ibu Kota.
Mengenakan pakaian serba putih, mereka meneriakkan slogan "kami tidak takut" sambil mengacungkan bunga tanda perdamaian. Aksi yang dimeriahkan sejumlah tokoh masyarakat pada jam pulang kerja itu membuat jalanan di wilayah perkantoran Thamrin tersendat. (utd)
Filep menyesalkan aksi teror yang terjadi di Jakarta kemarin. Menurut dia, persoalan apapun seharusnya bisa diselesaikan tanpa mesti melakukan kekerasan, apalagi dalam bentuk teror.
"Sebagai manusia kita diberikan hikmat dan akal budi untuk berbicara, tidak harus diselesaikan dengan kekerasan," ujar Filep, persis di lokasi terjadinya ledakan, Thamrin, Jakarta, Jumat (15/1).
Filep menegaskan dirinya mendukung gerakan anti-terorisme. Namun ada ambiguitas sikap yang dimaknai Filep di balik penyelesaian aksi terorisme kemarin.
"Yang jadi pertanyaan saya juga, kalau saya menentang ini, terus kenapa masalah di Papua harus diselesaikan dengan peluru. Itu yang menjadi pertanyaan saya juga sampai hari ini," kata dia.
Pemberian remisi ditolak Filep karena ia merasa dirinya dipenjara bukan atas perkara kriminal. Menerima remisi baginya sama saja mengakui telah berbuat salah.
Selain itu, pembebasan dirinya juga berlangsung mendadak. Padahal, sebagai narapidana yang sudah lebih dari 10 tahun dipenjara, ia butuh proses adaptasi dulu sebelum kembali ke masyarakat.
Filep mengaku sudah berada di Jakarta sejak 3 Januari. Dia berada di Ibu Kota dalam pendampingan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.
Filep mengaku saat ini tengah mengikuti pelatihan singkat jurnalistik. "Saya ada rencana bikin buku," ujar dia.
Mengenakan pakaian serba putih, mereka meneriakkan slogan "kami tidak takut" sambil mengacungkan bunga tanda perdamaian. Aksi yang dimeriahkan sejumlah tokoh masyarakat pada jam pulang kerja itu membuat jalanan di wilayah perkantoran Thamrin tersendat. (utd)
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160115173300-20-104606/eks-tapol-papua-filep-karma-ikut-turun-ke-thamrin-kecam-teror/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar