Pages

Pages

Minggu, 13 Desember 2015

NATALIUS PIGAI DIMINTA MUNDUR SEBAGAI KOMISIONER KOMNAS HAM

Foto yang diupload Ir. Yan Ukago di akun facebooknya Awikaituma, (29/08/2015)
Empat jenasah siswa SMA yang dikuburkan di lapangan Karel Gobai depan Kantor Koramil Paniai Timur dipasang tehel oleh keluarganya (13/12/2014) - Jubi/Abeth You
Empat jenasah siswa SMA yang dikuburkan di lapangan Karel Gobai depan Kantor Koramil Paniai Timur dipasang tehel oleh keluarganya (13/12/2014) – Jubi/Abeth You
Jayapura, Jubi – Kasus Paniai Berdarah yang menewaskan empat anak Sekolah Menengah Atas (SMA) dan satu orang warga sipil genap setahun. Namun perjuangan berbagai elemen yang mengharapkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM RI) belum juga memberikan status yang baik kepada rakyat Papua.
“Natalius Begobay Pigai, anak Papato, Putra Daerah Paniai, Papua. Demi tanggung-jawab moral, hari ini angkat koper dan keluarlah dari Komnas HAM RI,” tulis pemerhati fenomena Papua, Ir. Yan Ukago, di akun facebooknya ‘Awikaituma’ yang diunggah (29/08/2015) dan diperbaharui (08/12/2015).
Ia menulis, saudara Natalius Pigai boleh bekerja siang dan malam tapi kalau semua hanya berakhir sampai rekomendasi saja untuk apa Nato (sapaan akrab Natalius Pigai-Red) ada di situ? Ngapain bicara banyak di TV? Ngapain habiskan waktu di negara ini kalau hasil akhir cuma kata-kata di atas kertas doang di meja Presiden RI ?
“Nato lebih kerja di negara lain yang sudah maju saja. Orang Papua itu pragmatis, lugas dan jelas, serta jujur. Tidak cocok kerja yang penuh sandiwara,” kata Awikaituma.
Demi harga diri dan tanggung-jawab moral, lebih baik saudara Nato bekerja di negara lain yang KOMNAS-nya memiliki gigi untuk adili para tentara yang tembak mati rakyatnya sendiri.
“Saudara Nato, ilmu, karya, dan semua dedikasimu akan sia-sia. Sungguh!,” katanya.
Foto yang diupload Ir. Yan Ukago di akun facebooknya Awikaituma, (29/08/2015)
Foto yang diupload Ir. Yan Ukago di akun facebooknya Awikaituma, (29/08/2015)
Ia mempertanyakan, apakah pernah ada rekomendasi Komnas HAM RI yang ditindaklanjuti pemerintah sampai saat ini? Bukankah pembunuh Theys Eluay itu tidak diadili tapi malah dianggap sebagai pahlawan? Bagaimana dengan tragedi lain yang dianggap sepele seperti kasus 8 Desember di Paniai, Biak, Tolikara, dan kini baru saja, nyawa pemuda Kamoro melayang di tembus peluru tentara? Juga di Serui dan Mamberamo?
Pengamat Hukum Internasional Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Marinus Young, mengenaskan Natalius Pigai, anak Paniai omong kosong kerja di Komnas HAM.
“Kasus Paniai Berdarah kalian jadikan proyek cari uang dan ketenaran. Saudara Natalius Pigai sebaiknya Anda undur dari anggota Komnas HAM. Kira Komnas kalau Anda tidak bisa habis kamu mama-mama punya air mata dan kau gantikan mereka punya air susu yang mereka pakai besarkan anak-anak mereka untuk dibunuh oleh negara yang kau ada kerja untuk bikin negara ini nama naik sebagai negara demokrasi ‘abunawas’ di dunia,” katanya.
Mama Rut Tekege, ibunda dari Alm. Alpius Youw, mengaku seandainya anaknya yang sulung itu masih hidup pasti hari-hari ini begini sibuk dengan persiapan ulangan dan juga membantu dirinya sebagai orangtua untuk persiapan natalan nanti.
“Bapak sudah meninggal sejak Alpius masih kecil. Sayalah bapaknya juga mamanya. Kalau dia masih hidup pasti sibuk dengan belajar, sibuk dengan persiapan natal, seperti cari kayu di hutan atau sibuk bantu di gereja,” kata Mama Rut Tekege, ketika ditemui Jubi, di kampung Epouto, Paniai belum lama ini.
Ia juga mempertanyakan para petinggi negara Indonesia yang sempat datang ketika keempat siswa itu sedang terbaring dengan lelap di lapangan Karel Gobai tahapannya sudah di mana?
“Anak wae, saya tidak tahu. Orang-orang dari Jayapura dan dari Jakarta datang itu macam dong cari kepentingan begitu. Karena sekarang hampir satu tahun tapi tidak ada tindak lanjutan,” kata Mama Tekege sambil menangis. (Abeth You)

http://tabloidjubi.com/home/2015/12/09/natalius-pigai-diminta-mundur-sebagai-komisioner-komnas-ham/2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar