Jayapura, Jubi – Rangkaian kejadian pada 1 Desember yang selalu
diperingati sebagian orang asli Papua sebagai hari Kemerdekaan Bangsa
Papua disikapi legislator Papua, Laurenzus Kadepa.
Ia mengatakan, berbagai peristiwa terjadi ditanggal itu. Mulai dari pembubaran dan penangkapan sejumlah warga di Nabire, penembakan yang menewaskan seorang anggota TNI di Mamberamo Raya, penembakan menewaskan dua orang yang diklaim aparat keamanan kelompok bersenjata di Yapen, hingga pembubaran demo mahasiswa Papua oleh Polda Metro Jaya di Jakarta. Ia khawatir masyarakat sipil akan terus jadi korban karena kepentingan NKRI atau Papua Merdeka harga mati.
Katanya, ia kesal momen 1 Desember tahun ini ada nyawa yang melayang.
“Dari kelompok manapun mereka, baik dari pihak yang diklaim aparat keamanan anggota kelompok bersenjata atau anggota TNI di Mamberamo, dari sisi kemanusian saya prihatin. Kenapa nyawa mereka harus dihabisi. Saya khawatir kepentingan NKRI dan Papua Merdeka menyebabkan rakyat sipil di Papua selalu korban,” kata Kadepa, Rabu (2/12/2015).
Katanya, hampir setiap 1 Desember selalu ada korban. Tanggal itu seolah jadi momok untuk masyarakat Papua dan hampir selalu ada insiden ditanggal itu yang menelan korban jiwa. Ia menyangkan itu terjadi pada 1 Desember.
“Mengapa harus ada korban entah itu dari TNI/Polri atau kelompok bersenjata. Ada kelompok yang mengatasnamakan OPM dan ada yang mengatasnamakan TNI/Polri, akhirnya rakyat korban. Belum tentu yang ditembak di Serui benar anggota kelompok bersenjata,” ucapnya.
Ia juga menilai Kapolda Papua, Inspketur Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw ingkar janji. Menurutnya, sebelum 1 Desember Kapolda menyatakan mengijinkan masyarakat yang akan memperingati tanggal itu jika hanya melakukan ibadah syukuran, bukan pengibaran bendera Bintang Kejora (BK) atau kegiatan lainnya.
“Pihak organisasi yang berjuang untuk Papua Merdeka juga menyatakan tak akan mengibarkan BK. Komitmen itu terwujud. Tapi di Taman Gizi Nabire, puluhan warga ditangkap polisi. Padahal mereka berencana menggelar ibadah, bukan mengibarkan BK. Ini sama saja Kapolda ingkar janji,” katanya.
Terpisah, legislator Papua lainnya, Emus Gwijangge mengatakan, polisi tak harusnya main tangkap seenaknya. Harus sesuai prosedur. Jika tak ada bukti, kenapa harus menangkap orang. (Arjuna Pademme)
http://tabloidjubi.com/home/2015/12/02/legislator-khawatir-nkri-papua-merdeka-terus-korbankan-masyarakat-sipil/
Ia mengatakan, berbagai peristiwa terjadi ditanggal itu. Mulai dari pembubaran dan penangkapan sejumlah warga di Nabire, penembakan yang menewaskan seorang anggota TNI di Mamberamo Raya, penembakan menewaskan dua orang yang diklaim aparat keamanan kelompok bersenjata di Yapen, hingga pembubaran demo mahasiswa Papua oleh Polda Metro Jaya di Jakarta. Ia khawatir masyarakat sipil akan terus jadi korban karena kepentingan NKRI atau Papua Merdeka harga mati.
Katanya, ia kesal momen 1 Desember tahun ini ada nyawa yang melayang.
“Dari kelompok manapun mereka, baik dari pihak yang diklaim aparat keamanan anggota kelompok bersenjata atau anggota TNI di Mamberamo, dari sisi kemanusian saya prihatin. Kenapa nyawa mereka harus dihabisi. Saya khawatir kepentingan NKRI dan Papua Merdeka menyebabkan rakyat sipil di Papua selalu korban,” kata Kadepa, Rabu (2/12/2015).
Katanya, hampir setiap 1 Desember selalu ada korban. Tanggal itu seolah jadi momok untuk masyarakat Papua dan hampir selalu ada insiden ditanggal itu yang menelan korban jiwa. Ia menyangkan itu terjadi pada 1 Desember.
“Mengapa harus ada korban entah itu dari TNI/Polri atau kelompok bersenjata. Ada kelompok yang mengatasnamakan OPM dan ada yang mengatasnamakan TNI/Polri, akhirnya rakyat korban. Belum tentu yang ditembak di Serui benar anggota kelompok bersenjata,” ucapnya.
Ia juga menilai Kapolda Papua, Inspketur Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw ingkar janji. Menurutnya, sebelum 1 Desember Kapolda menyatakan mengijinkan masyarakat yang akan memperingati tanggal itu jika hanya melakukan ibadah syukuran, bukan pengibaran bendera Bintang Kejora (BK) atau kegiatan lainnya.
“Pihak organisasi yang berjuang untuk Papua Merdeka juga menyatakan tak akan mengibarkan BK. Komitmen itu terwujud. Tapi di Taman Gizi Nabire, puluhan warga ditangkap polisi. Padahal mereka berencana menggelar ibadah, bukan mengibarkan BK. Ini sama saja Kapolda ingkar janji,” katanya.
Terpisah, legislator Papua lainnya, Emus Gwijangge mengatakan, polisi tak harusnya main tangkap seenaknya. Harus sesuai prosedur. Jika tak ada bukti, kenapa harus menangkap orang. (Arjuna Pademme)
http://tabloidjubi.com/home/2015/12/02/legislator-khawatir-nkri-papua-merdeka-terus-korbankan-masyarakat-sipil/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar