Jika anda bertanya pada orang-orang muda Papua tentang cita-cita, jangan kaget, banyak yang akan menjawab menjadi "pemberontak".
Banyak anak muda Papua yang bercita-cita menjadi "pemberontak" seperti Sukarno, Hatta, Dr. Soeppmo, Dr. Johannes Latuharhary, Otto Iskandarnita, dan para pemberontak lainnya yang dengan gigih melawan penjajahan/koloni Belanda, Inggris, dan Jepang hingga memproklamasikan berdirinya Negara Republik Indonesia (minus Papua);
Anak-anak muda Papua juga bercita-cita menjadi "pemberontak" seperti George Washington, Nathanael Greene, Horatio Gates, Henry Knox, dan para pemberontak asal Amerika Serikat lainnya berjuang melalui perang revoluasi Amerika Serikat (1775-1783) melawan Koloni Britania Raya, hingga terwujud perdamaian paris, dan pengakuaan kemerdekaan Amerika Serikat;
Juga banyak anak muda Papua simpati pada para "pemberontak" dari Timor Leste, seperti Taur Matan Ruak, Xanana Gusmao, Mari Alkatiri, Ramos Horta, dan para pemberontak asal Timor lainnya yang dengan gigih mengusir penjajahan Indonesia atau tanah Lorosae, hingga terjadi referendum dan berlangsung kemerdekaan Timor Leste, dan sang penjaah harus angkat kaki.
Pertanyaanya, siapa yang menjajah Papua, dan harus dilawan oleh orang Papua? Pasti anda tahu! Tapi saya tunjukan beberapa Tipikal penjajah bagi orang Papua
(1). Mengambil banyak (amat rakus), dan memberi kepada orang Papua amat sedikit; (2). Membiarkan orang Papua tetap bodoh, tak berpendidikan tinggi, dan menutup banyak pintu agar orang Papua tak berkembang; (3). Pembangunan infrastruktur diabaikan bagi pelayanan publik diabaikkan, tapi pemekaran institusi militer dan Polisi serta infrastrkturnya mendapatkan perhatian paling utama; (4). Pendropingan anggota militer yang menyalahi standar/aturan hukum internasional (seharusnya 1 anggota TNI untuk 10-12 warga, namun di Papua 1 anggota TNI untuk 4 warga sipil); (5). suara para birokrat di Papua yang merupakan perwaklan rakyat Papua dianggap anggin lalu oleh pemerintah, dan malahan sangat diabaikan suara orang Papua; (6). Mempertontonkan pelanggaran HAM, teror, intimidasi, serta pembunuhan warga Papua tanpa hentinya; (7). Terus terjadi impunitas di tubuh aparat TNI maupun Polri, yang melahirkan luka batin bagi keluarga korban; (8). Kekayaan alam diambil dengan seenaknya, tanpa ada proteksi dan pengawasan terhadap lingkungan dan keselamatan penduduk sekitar areal tempat SDA diambil; (9). Menahan sekitar 45 orang Papua yang menyampaikan aspirasi dengan damai dan kini menjadi tahanan politik yang hukumannya lebih tinggi dari pada para koruptor dan perampok di JAKARTA;
Orang muda Papua sudah sampai pada tingkat kemarahan, kejenuhan, hingga adalah hal yang wajar melabeli dirinya sebagai "pemberontak"!
Salam "pemberontakan!"
Ket foto: sejumlah buruh demo di Jakarta menuntut penutupan PT. Freeport Indonesia dan mendesak penarikan anggota TNI di sekitar areal Freeport.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar