10 November 2001 kematian Dortheys Hilo Eluay dan Pelajaran Buat kita
Meminjam kata-kata, ada pepatah yang mengatakan bahwa, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, para pejuang dan para pendahulunya. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa memetik pelajaran dari apa yang di alami massa lalu untuk kepentingan yang baik di masa akan datang"
Walaupun Hari ini, Papua barat belum terbentuk sebagai (natoin state), Sebuah bangsa yang merdeka penuh, merdeka seratus persen (100%), terlepas dari cengkraman kolonialisme dan tuanya imperialisme. Namun perjuangan yang kita lakukan saat ini adalah mutlak untuk menghancurkan sistem imperialisme dan kolonial sampai akar-akarnya degan tujuan membentuk suatu bangsa yang merdeka seratus persen (100%).
10 November 2015 adalah hari bersejarah bagi rakyat papua barat dengan pembunuhan terencana oleh kolonial terhadap Tokoh pejuag rakyat pemimpin karismatik, Bapak Tehys H. eluay. Ia dibunuh oleh kopasus saat dalam perjalanan pulang setelah menghadiri undangan upacara peringatan Hari pahlawan, 10 November 2001 di Markas Tribuana Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, di Hamadi, Jayapura.
kemudian, Jika kita bertanya-tanya dalam benak kita, andaikan waktu itu pemimpin kita Theys H. Eluai tidak manghadiri undagan upacara hari Pahlawan Nasional Negara kolonial, Pertanyaanya, mungkinkah kematian itu akan terjadi? Sebagai pemimpin saat itu Apa sikap yang seharusnya diambil Theys H. Eluay? Apa pelajaran yang dapat kita ambil?
Dalam memperingati hari kematian pemimpin karismatik Theys H. Eluay (10 November 2001 - 10 November 2015) yang ke 14 ini, sebagai aktivis gerakan perjuangan harus mengambil pesan khusus, yang tersendiri, sekaligus kita merefleksikan kekurangan dan kelebihan, kegagakan dan keberhasilan atau kekuatan dan kelemahan saat itu, sehingga dalam perjuangan pembebasan nasional papua barat akan lebih baik lagi.
Tentunya semua aktivis pejuang yang telah mati dalam medan perjuangan demi pembebasan nasioanl bangsa papua adalah sesuatu yang patut kami puji, untuk hormati jasa-jasanya dan memetik pelajaran dari apa yang di alami massa lalu, selama masa perjuanganya.
Pelajaran bagi kami setiap aktivis gerakan pembeban nasional, agar memiliki pandangan dan sikap perjuagan yang jelas, konsisten dan memilik sikap anti imperialisme, kolonialisme, militerisme, tidak kompromi terhadap musuh rakyat demi pembebasan sejati rakyat papua, demi mencapai kemerdekaan yang hakiki, kemerdekaan 100%.
Hancurkan Imperialisme, Lawan kolonialisme, Hapus militerisme Dari negri tercintah tanah air papua barat. Salam Pemberontakan...!
Meminjam kata-kata, ada pepatah yang mengatakan bahwa, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, para pejuang dan para pendahulunya. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa memetik pelajaran dari apa yang di alami massa lalu untuk kepentingan yang baik di masa akan datang"
Walaupun Hari ini, Papua barat belum terbentuk sebagai (natoin state), Sebuah bangsa yang merdeka penuh, merdeka seratus persen (100%), terlepas dari cengkraman kolonialisme dan tuanya imperialisme. Namun perjuangan yang kita lakukan saat ini adalah mutlak untuk menghancurkan sistem imperialisme dan kolonial sampai akar-akarnya degan tujuan membentuk suatu bangsa yang merdeka seratus persen (100%).
10 November 2015 adalah hari bersejarah bagi rakyat papua barat dengan pembunuhan terencana oleh kolonial terhadap Tokoh pejuag rakyat pemimpin karismatik, Bapak Tehys H. eluay. Ia dibunuh oleh kopasus saat dalam perjalanan pulang setelah menghadiri undangan upacara peringatan Hari pahlawan, 10 November 2001 di Markas Tribuana Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, di Hamadi, Jayapura.
kemudian, Jika kita bertanya-tanya dalam benak kita, andaikan waktu itu pemimpin kita Theys H. Eluai tidak manghadiri undagan upacara hari Pahlawan Nasional Negara kolonial, Pertanyaanya, mungkinkah kematian itu akan terjadi? Sebagai pemimpin saat itu Apa sikap yang seharusnya diambil Theys H. Eluay? Apa pelajaran yang dapat kita ambil?
Dalam memperingati hari kematian pemimpin karismatik Theys H. Eluay (10 November 2001 - 10 November 2015) yang ke 14 ini, sebagai aktivis gerakan perjuangan harus mengambil pesan khusus, yang tersendiri, sekaligus kita merefleksikan kekurangan dan kelebihan, kegagakan dan keberhasilan atau kekuatan dan kelemahan saat itu, sehingga dalam perjuangan pembebasan nasional papua barat akan lebih baik lagi.
Tentunya semua aktivis pejuang yang telah mati dalam medan perjuangan demi pembebasan nasioanl bangsa papua adalah sesuatu yang patut kami puji, untuk hormati jasa-jasanya dan memetik pelajaran dari apa yang di alami massa lalu, selama masa perjuanganya.
Pelajaran bagi kami setiap aktivis gerakan pembeban nasional, agar memiliki pandangan dan sikap perjuagan yang jelas, konsisten dan memilik sikap anti imperialisme, kolonialisme, militerisme, tidak kompromi terhadap musuh rakyat demi pembebasan sejati rakyat papua, demi mencapai kemerdekaan yang hakiki, kemerdekaan 100%.
Hancurkan Imperialisme, Lawan kolonialisme, Hapus militerisme Dari negri tercintah tanah air papua barat. Salam Pemberontakan...!
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)
Pimpinan komite Pusat
Jefri Wenda
http://www.ampnews.org/2015/11/kematian-dortheys-hilo-eluay-dan.html