Penulis : Nikolaus Wakei, Kuliah Di Universitas Katolik (UNIKA) Soegijapranata Semarang
SEMARANG, KabarKampus – Sebanyak 30 mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Semarang dan Salatiga menggelar aksi damai memperingati hari Aneksasi Bangsa Papua. Aksi damai ini digelar dengan longmarch dari depan Kampus II Universitas Diponegoro Semarang menuju bundaran simpang lima dan kembali ke Kampus II Universitas Diponegoro Semarang, Jumat, (01/05/2015).
Yohanes Waine, aktivis AMP dalam orasinya mengatakan, pemerintahan NKRI harus menyadari dalam pembukaan undang-undang 1945 bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan tidak dibatasi oleh siapa pun. Maka itu mereka meminta pemerintah NKRI hentikan berbagai penangkapan, pembunuhan, pemerkosaan dan berbagai intimidasi terhadap aktivis Papua Merdeka.
“Kami Aliansi Mahasiswa Papua dan pergerakan yang lain sangat mendukung penuh dengan langkah-langkah United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menjadi anggota penuh di MSG serta membuka ruang demokrasi diseluruh Bumi Cenderawasih,” tuturnya.
Sementara itu Yanuarius Adii, koordinator umum AMP, dalam orasinya mengajak mahasiswa Papua agar jangan terlena dan berdiam diri dengan masalah-masalah yang terjadi di Papua. “Bangsa Papua harus bangkit dan melawan terhadap kolonialisme, imperialisme dan kapitalisme yang diterapkan diatas Bumi Cenderawasih dan juga militerisme,” tuturnya.
Menurutnya, jalan satu-satunya untuk mensejahterakan dan mendamaikan rakyat Papua yakni menentukan nasib sendiri merupakan solusi demokrasi bagi rakyat Papua. Dengan demikian melalui aksi yang mereka gelar di seluruh Indonesia ini dapat membuahkan hasil, yaitu bangsa Melanesia atau bangsa Papua dapat mementukan masip sendiri di atas tanah leluhurnya.
Dalam kesempatan itu, Adii mewakili AMP menutut agar Pemerintah Indonesia menarik militer dari seluruh tanah Papua dan hentikan eksploitasi yang dilakukan seluruh perusahaan milik kaum Imperialis seperti Freeport, BP, LNG Tangguh, Corindo, Medco dan sebagainya. “Kami juga meminta agar Pemerintah Indonesia untuk memberikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat papua sebagai solusi demokratis,” katanya.[]
sUMBER : http://kabarkampus.com/2015/05/amp-semarang-dan-salatiga-peringati-hari-aneksasi-papua/
SEMARANG, KabarKampus – Sebanyak 30 mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Semarang dan Salatiga menggelar aksi damai memperingati hari Aneksasi Bangsa Papua. Aksi damai ini digelar dengan longmarch dari depan Kampus II Universitas Diponegoro Semarang menuju bundaran simpang lima dan kembali ke Kampus II Universitas Diponegoro Semarang, Jumat, (01/05/2015).
Yohanes Waine, aktivis AMP dalam orasinya mengatakan, pemerintahan NKRI harus menyadari dalam pembukaan undang-undang 1945 bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan tidak dibatasi oleh siapa pun. Maka itu mereka meminta pemerintah NKRI hentikan berbagai penangkapan, pembunuhan, pemerkosaan dan berbagai intimidasi terhadap aktivis Papua Merdeka.
“Kami Aliansi Mahasiswa Papua dan pergerakan yang lain sangat mendukung penuh dengan langkah-langkah United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menjadi anggota penuh di MSG serta membuka ruang demokrasi diseluruh Bumi Cenderawasih,” tuturnya.
Sementara itu Yanuarius Adii, koordinator umum AMP, dalam orasinya mengajak mahasiswa Papua agar jangan terlena dan berdiam diri dengan masalah-masalah yang terjadi di Papua. “Bangsa Papua harus bangkit dan melawan terhadap kolonialisme, imperialisme dan kapitalisme yang diterapkan diatas Bumi Cenderawasih dan juga militerisme,” tuturnya.
Menurutnya, jalan satu-satunya untuk mensejahterakan dan mendamaikan rakyat Papua yakni menentukan nasib sendiri merupakan solusi demokrasi bagi rakyat Papua. Dengan demikian melalui aksi yang mereka gelar di seluruh Indonesia ini dapat membuahkan hasil, yaitu bangsa Melanesia atau bangsa Papua dapat mementukan masip sendiri di atas tanah leluhurnya.
Dalam kesempatan itu, Adii mewakili AMP menutut agar Pemerintah Indonesia menarik militer dari seluruh tanah Papua dan hentikan eksploitasi yang dilakukan seluruh perusahaan milik kaum Imperialis seperti Freeport, BP, LNG Tangguh, Corindo, Medco dan sebagainya. “Kami juga meminta agar Pemerintah Indonesia untuk memberikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat papua sebagai solusi demokratis,” katanya.[]
sUMBER : http://kabarkampus.com/2015/05/amp-semarang-dan-salatiga-peringati-hari-aneksasi-papua/