Aksi AMP. Foto: Ist.
Bogor, MAJALAH SELANGKAH -- Tanggal 1 Mei 1963, secara administratif, Papua Barat diserahkan kepada kekuasaan Negara Indonesia. Selanjutnya, orang Indonesia memperingatinya sebagai hari integrasi Papua ke dalam Indonesia. Orang Papua merayakannya sebagai hari aneksasi.
Hari ini, 1 Mei 2015, rakyat Papua menolak aneksasi Papua Barat ke dalam Indonesia.
Di Papua, KNPB diberi mandat oleh NFRPB, WPNCL dan PNWP untuk mengoordinir rakyat Papua Barat dalam demo damai serentak menolak aneksasi Indonesia atas tanah Papua. Di tanah Jawa, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) mengambil alih tanggungjawab mengoordinir mahasiswa Papua di rantauan turun jalan.
AMP Komite Kota Yogyakarta mengibarkan bendera Bintang Kejora sebagai tanda penolakan Indonesia atas wilayah Papua. Mereka long march dari Asrama Papua Kamasan I menuju Malioboro, Nol Kilometer. Disana, ada gelar mimbar orasi.
Mengenai aksi AMP KK Yogyakarta, baca: Tolak Indonesia di Papua, Ratusan Mahasiswa Papua di Yogyakarta Turun Jalan. Nonton AMP Komite kota Yogyakarta kibarkan Bintang Kejora, Klik!
Di Surabaya, AMP komite kota juga turun jalan. Sumber majalahselangkah.com di Surabaya melaporkan, tiga mahaiswa atas nama Frans Madai, Elias Pekey dan Hendrik Rumaropen dikabarkan ditangkap kepolisian setempat. Demonstrasi mahasiswa membentangkan gambar-gambar bendera Bintang Kejora dan spanduk Refrendum untuk Papua serta meneriakan yel-yel "Papua Merdeka".
Mahasiswa menuntut, Indonesia segera memberikan hak penentuan nasib sendiri bagi Papua sebagai solusi demokratis. "Rreferendum sebagai solusi final dalam penyelesaian West Papua. Tidak pernah ada orang Papua berjuang bagi Indonesia, yang ada adalah Papua pernah dan sedang berjuang bagi kemerdekaan negerinya Papua Barat," kata Waren Magal.
Mengenai demo AMP kota Surabaya, baca: Tolak Indonesia di Papua, 3 Mahasiswa Papua di Surabaya Ditangkap.
Di tanah Pasundan, Bogor, AMP komite kota Bogor turun jalan setelah mengoordinir lebih dari seratus mahasiswa Papua majalahselangkah.com mengonfirmasi Yosias Iyai, ketua AMP kota Bogor.
"Kami turun berpanasan di tanah Pasundan Bogor itu hanya mau menyakinkan kepada masyarakat Indonesia dan dunia Internasional bahwa 1 mei 1961 adalah hari aneksasi Papua. Kami ingin mengatakan bahwa kami menolak Indonesia berkuasa dan menjajah bangsa Papua. Kami hanya meminta untuk mengakui kedaulatan Papua Barat yang punya hak untuk menentukan nasib sendiri," tegas Iyai.
Massa mahasiswa Papua dikawal ketat oleh kepolisian. Tapi hingga aksi berakhir, tak ada kendala berarti.
AMP komite kota Bandung juga turun jalan. Puluhan orang massa aksi menggelar aksi long march, mulai dari Jalan Cisangkuy menuju Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (1/5/2015) pukul 11.51 WIB. Naas karoba, koordinator aksi mengatakan, AMP kota Bandung turun jalan tolak Aneksasi Indonesia atas tanah Papua pada 1 Mei 1963.
"Untuk itu, hari ini kami meminta kepada perintah Indonesia dan PBB untuk segera menarik Militer (TNI-Polri) organik dan nonorganik dari seluruh tanah Papua. Hentikan eksploitasi dan tutup seluruh perusahaan milik kaum imperealis, dan berikan kebebasan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua sebagai solusi demokratis," jelas Karoba.
AMP komite kota Semarang juga turun jalan hari ini. Mereka memulai long march dari kontrakan Koteka menuju Bundaran Simpang Lima.
"Maka kami meminta Kepada PBB, Amerika, Belanda dan Indonesia agar mengakui kedaulatan Papua Barat dan memberi kebebasan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat Papua Barat sebagai pewaris yang sah atas tanah Papua Barat. Jika benar Indonesia konsisten menjalankan prinsipnya sendiri yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus di hapuskan maka, membebaskan bangsa Papua adalah konsekuensi logisnya," jelas AMP komite kota Semarang dalam releasenya kepada majalahselangkah.com.
DI Malang, AMP komite kota melakukan unjuk rasa juga terkait 53 tahun hari Aneksasi Papua, di Jalan Tugu Malang. Dengan meneriakkan yel yel Papua Merdeka, mereka menuntut pemerintah Indonesia memberikan hak kepada rakyat Papua menentukan nasibnya sendiri, atau self determination.
Koordinator aksi, Salmon Pekei, mengatakan, pemerintah harus menarik perusahaan yang merampas kekayaan tanah Papua. Indonesia dan kapitalis-imperialisglobal hanya mengambil kekayaan kami, kami minta untuk semua angkat kaki dari Papua. Kami ingin merdeka, tegas Pekey.
AMP di Yogyakarta, Surabaya, Bogor, Malang, Semarang dan Bandung turun jalan pada 1 Mei 2015 dengan 3 pernyataan sikap yang sama.
Pertama, mendesak NKRI membubarkan Kodam, Kodim, Korem, Babinsa, dll. AMP desak Indonesia menarik militernya, organik dan non organik dari seluruh Tanah Papua.
Kedua, AMP minta Indonesia dan kapitalisme global pengeruk kekayaan alam Papua menghentikan seluruh eksploitasi dengan menutup seluruh perusahaan kapitalis-imperialis: Freeport, PB, NG, Tanguh, Corindo, Medco, dan lain-lain dari atas tanah Papua.
Ketiga, AMP menuntut dibukanya ruang yang sebebas-bebasnya untuk akses rayat Papua Barat untuk menentukan nasib sendiri, sebagai satu-satunya solusi paling demokratis bagi rakyat bangsa Papua Barat. (Admin/MS)
Sumber : http://majalahselangkah.com/content/-1-mei-2015-amp-jawa-bali-demo-jogja-kibarkan-bintang-kejora