SEBUTAN NAMA ""PAPUA"
Nama Papua tidak berasal dari orang Papua sendiri. Jorge de Menseses, seorang portugis yang mencapai pantai barat laut pulau New Guinea pada 1526, tercatat menyebut pulau ini Ilhas dos Papua,yang rupanya menggunakan bahasa melayu papuwah, yang digunakan untuk menyebut “Orang berambut keriting”. Di Tidore salah satu pulau di Maluku nama “Papua” biasanya digunakan untuk menyebut ” budak”, yang mana sultan Tidore mendapatkan budak – budaknya dari Ilhas dos papuas.
Peta West Papua( Foto, W Kolaitaga) |
Nama Papua tidak berasal dari orang Papua sendiri. Jorge de Menseses, seorang portugis yang mencapai pantai barat laut pulau New Guinea pada 1526, tercatat menyebut pulau ini Ilhas dos Papua,yang rupanya menggunakan bahasa melayu papuwah, yang digunakan untuk menyebut “Orang berambut keriting”. Di Tidore salah satu pulau di Maluku nama “Papua” biasanya digunakan untuk menyebut ” budak”, yang mana sultan Tidore mendapatkan budak – budaknya dari Ilhas dos papuas.
Jadi, kata ini semula digunakan untuk mengindikasikan orang berkulit
gelap yang dijumpai pelaut portugis dan Spanyol di kepulauan di sebelah
barat pasifik yakni; tanah Papua sekarang. Tahun 1545, pelaut
berkebangsaan Spanyol, Ortiz de Rets, berlayar disepanjang pantai utara
New Guinea. Ia menyebut pulau itu Nova Guinea, karena mirip dengan
Guinea di Afrika.
Sedangkan nama Irian kemungkinan berassal dari bahasa biak Irjan. Di Biak, kata tersebut berarti “Indah”,”Cemerlang”,atau “Muncul dari Laut”. Diantara orang – orang yang tinggal di teluk Cenderawasih, kata ini berarti “tanah tanpa pertumpahan darah” dan di daerah Numbai (Jayapura) kata ini berart “Tanah Kami”.
Sedangakan Kata Irian sebagai nama untuk New Guinea Barat pertama kali dipakai oleh Frans Kaisepo dari Biak pada Koferensi Malino (16 – 22 juli,1946,di Makasar). Kata ini kemudian dipakai oleh orang Papua Barat yang Pro-Indonesia dan politikus Indonesia, serta diinterpretasikan sebagai berikut : I=Ikut, R=Republik,I=Indonesia, A=Anti, N=Nederland (Papua Barat – Kronologi Sejarah,Vol .1,1999).
Tahun 1961, Dewan Papua sepakat menyebut wilayah ini Papua Barat, berbeda dengan nama yang dipakai Indonesia. Ketika Indonesia mengambil wilayah ini pada tahun 1963, nama resmi provinsi ini Irian Barat; pada tahun 1969, berubah menjadi Irian Jaya. Pemerintah Indonesia melarang terminologi “Papua” atau “Papua Barat”. Orang Papua membenci nama Irian Jaya. Bagi mereka, nama ini menjadi simbol penghinaan Indonesia pada Budaya Papua. Dengan demikian, awal 1998, mereka menuntut provinsi mereka disebut sebgai Papua atau Papua Barat. Namun baru pada 1 januari 2002, ketika UU OTSUS diberlakukan, nama Papua resmi digunakan. (SIEGFRIED ZÖLLNER, Hak – hak Ekonomi, Sosial dan Budaya di Papua Bara, 2006 hal 68-69)
Aktivis GempaR
Sedangkan nama Irian kemungkinan berassal dari bahasa biak Irjan. Di Biak, kata tersebut berarti “Indah”,”Cemerlang”,atau “Muncul dari Laut”. Diantara orang – orang yang tinggal di teluk Cenderawasih, kata ini berarti “tanah tanpa pertumpahan darah” dan di daerah Numbai (Jayapura) kata ini berart “Tanah Kami”.
Sedangakan Kata Irian sebagai nama untuk New Guinea Barat pertama kali dipakai oleh Frans Kaisepo dari Biak pada Koferensi Malino (16 – 22 juli,1946,di Makasar). Kata ini kemudian dipakai oleh orang Papua Barat yang Pro-Indonesia dan politikus Indonesia, serta diinterpretasikan sebagai berikut : I=Ikut, R=Republik,I=Indonesia, A=Anti, N=Nederland (Papua Barat – Kronologi Sejarah,Vol .1,1999).
Tahun 1961, Dewan Papua sepakat menyebut wilayah ini Papua Barat, berbeda dengan nama yang dipakai Indonesia. Ketika Indonesia mengambil wilayah ini pada tahun 1963, nama resmi provinsi ini Irian Barat; pada tahun 1969, berubah menjadi Irian Jaya. Pemerintah Indonesia melarang terminologi “Papua” atau “Papua Barat”. Orang Papua membenci nama Irian Jaya. Bagi mereka, nama ini menjadi simbol penghinaan Indonesia pada Budaya Papua. Dengan demikian, awal 1998, mereka menuntut provinsi mereka disebut sebgai Papua atau Papua Barat. Namun baru pada 1 januari 2002, ketika UU OTSUS diberlakukan, nama Papua resmi digunakan. (SIEGFRIED ZÖLLNER, Hak – hak Ekonomi, Sosial dan Budaya di Papua Bara, 2006 hal 68-69)
Aktivis GempaR