Pages

Pages

Minggu, 22 Maret 2015

PM Vanuatu : Yang Kami Butuhkan Saat Ini adalah Bantuan Makanan

PM Natuman mennyampaikan terima kasih pada para pihak yang memberikan bantuan pada negaranya - Vanuatu Government
Jayapura, Jubi – Perdana Menteri (PM) Vanuatu, Joe Natuman, mengatakan pemerintahnya akan berjuang untuk menyediakan pangan bagi rakyat Vanuatu selama beberapa bulan mendatang.
Rilis pers pemerintah Vanuatu yang diterima Jubi, Sabtu (21/3/2015) menyebutkan PM Natuman mengatakan negaranya dan negara lainnya yang baru dilanda topan Pam membutuhkan bantuan pangan.
“Kami ingin menegaskan bahwa setiap mitra pembangunan yang ingin membantu dalam skema jangka panjang sebaiknya membantu menyediakan bahan pangan. Pemerintah tidak punya cukup uang untuk tiga bulan ke depan. Apa yang kami butuhkan untuk jangka panjang adalah pasokan makanan,” kata PM Natuman dalam rilis pers tersebut.
Melalui rilis pers ini PM natuman juga mengumumkan jika assesment paska bencana telah selsai dilakukan dan disetujui oleh badan-badan bantuan. Dengan demikian bantuan besar – termasuk tempat tinggal – akan didistribusikan di seluruh Vanuatu sejak Sabtu.
Header advertisement
PM Natuman secara resmi mengatakan 165.000 orang diperkirakan menjadi korban topan Pam. Dan saat ini mereka kekurangan air bersih, makanan, dan tempat tinggal.
Sementara itu, distribusi bantuan darurat yang dibutuhkan masih terus dilakukan. Unicef melaporkan bantuan darurat telah didistribusikan ke Tanna Island. Beberapa kapal lain sedang bersiap meninggalkan Port Vila untuk membawa bantuan darurat ke Shepherd Islands.
Di Port Vila sejak Kamis malam, kendaraan pemerintah telah mengirimkan beras, daging kaleng, mie dan kertas toilet ke pusat-pusat evakuasi di sekitar kota.
Namun Pemerintah Vanuatu masih memiliki masalah untuk pengiriman bantuan ke pulau-pulau terluar.
“Pemerintah Vanuatu telah mengkonfirmasi mengalami masalah distribusi bantuan logistik dan menunggu kapal angkatan laut dari Perancis, Australia dan Selandia Baru untuk membantu mendistribusikan bantuan ke pulau-pulau terluar,” kata Alice Clements, juru bicara Unicef Pasifik.
Kendala ini membuat pemerintah Vanuatu mendapatkan kritik dari banyak pihak karena dianggap tidak bisa mengontrol distribusi bantuan di beberapa pusat evakuasi dan lambat dalam pendistribusian bantuan darurat.
Pemerintah Vanuatu mengatakan, mereka sama sekali tidak berniat menunda distribusi bantuan.
“Faktor kunci adalah mengumpulkan bantuan sebanyak mungkin dan membawanya ke pulau-pulau terluar dalam satu kesempatan, agar korban disana bisa mendapatkan manfaat bantuan tersebut,” kata Juru Bicara PM Natuman, Kiery Manasye saat dihubungi Jubi, Minggu pagi.
Menasye menambahkan, kapal Canterbury, milik angkatan laut Selandia Baru telah berangkat ke Vanuatu hari Minggu pagi dengan membawa pertahanan, peralatan teknik dan perlengkapan pemulihan lainnya. Demikian juga kapal-kapal milik Perancis dan Australia yang akan menuju Port Vila pekan ini. (Victor Mambor)