Pages

Pages

Jumat, 06 Maret 2015

Mama Papua: Anak, Haruskah Mama Terus Menangis?

Tangisan seorang mama Papua di pasar. Foto: Ist

Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Solidaritas Pedagang Asli Papua (Solpap) bersama organisasi gerakan pemuda Papua lainnya menggelar aksi demo damai meminta pemerintah provinsi Papua membangun pasar permanen pedagang asli Papua yang telah lama dinantikan mama-mama Papua.
Di sela-sela aksi, salah satu mama Papua, Kristina Degei dengan menitikkan air mata mengharapkan pemerintah untuk menyediakan tempat yang layak sebagai balas budi atas usaha seorang mama. 
"Anak, mama sudah melahirkan dan membesarkan kamu dengan susah paya tapi Itukah Balas budimu? Anak, haruskah mama terus menangis seperti ini?" kata mama Kristina sambil menitikkan air mata
Tangisan mama Degei adalah salah satu dari sekian banyak ama Papua yang tak tahan menghadapi kenyataan. Sebab, hari-hari mereka menjejerkan jualan dibawah terik mentari dengan berlantaikan tanah untuk mencari seribu rupiah guna memenuhi kebutuhan keluarga.
"Anak, kapan kamu akan menghapus air mata mama?" ucap mama Kristina
Di tempat sama, koordinator Solpap, Robert Jitmau berharap permintaan mama-mama Papua segera direalisasikan pemerintah. (Baca: SOLPAP: Penghasilan Mama-mama Papua Dirampas Para Imigran)
"Demo kali ini, kita bicara soal proteksi karena apa yang mama dong tanam di kebun itu, dong jual di pasar tapi yang mama dong jual itu tra pernah laku karena ada mas-mas yang pake motor jual dari rumah ke rumah, juga di jual di Mal-Mal milik kapitalis di tanah Papua," kata Robert Jitmau, koordinator Solpap sela-sela aksi damai di kantor Gubernur Papua Dok 2 Jayapura, Selasa (03/03/2015).
Nah kenyataan ini, kata Robert, pemerintah yang di dalamnya putra-putri mama bekerja tolong bertanggung jawab persoalan ini supaya mereka bisa bersaing dengan pedagang asal Non Papua.
"Selama ini kenyataan yang terjadi, nanti sudah mau habis anggaran baru bikin pelatihan ke sana-kemari untuk mama-mama. Coba pemerintah tolong lihat apa yang mama-mama benar butuh. Stop main uang rakyat," tegasnya.
Robert meminta wakil gubernur, Klemen Tinal yang menerima aspirasi mama-mama agar segera bahas hal itu dalam pertemuan Gubernur, Walikota, Bupati, DPRP, DPRD, karena mama-mama Papua sudah bosan dengan janji yang tidak pernah direalisasikan. (Baca: Wagub: Kami Akan Godok Pergub untuk Komoditi Lokal di Papua). (Theresia Fransiska Tekege/MS) 

Sumber :www.majalahselangkah.com