Foto ilustrasi. Ist.
Nabire, MAJALAH SELANGKAH -- Kepala Suku Besar wilayah Mapia, Fabianus Tebai menolak sejumlah oknum yang memperjuangkan pemekaran Daerah otonomi Baru (DOB) Mapia Raya.
"Kami menolak dengan tegas pemekaran yang sedang diperjuangkan beberapa elit lokal asal Mapia untuk memekarkan kabupaten baru Mapia Raya," kata Fabianus Tebai kepada majalahselangkah.com, Kamis (5/3/205) dari kediamannya, Nabire, Papua.
Menurut Tebai, pihaknya menolak upaya pemekaran Kabupaten Mapia Raya karena sumber daya manusianya tidak ada.
"Pemekaran untuk siapa? Seharusnya yang lakukan adalah pembangunan sumber daya manusia lebih dulu untuk persiapan isi di birokrasi nanti. Kita orang Mapia belum siap dan belum saatnya untuk hadirkan Mapia Raya," jelas Tebai.
Lanjut Fabianus, Perbandingan Orang Asli Papua (OAP) di Kabupaten Dogiyai hanya sekitar 25 persen saja diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), selain itu pendatang.
"Kami menolak untuk membela hak-hak adat Mapia Lama yang ada, untuk melindungi kekayaan alam yang ada sehingga kami menolak pemekaran Mapia Raya. Ppemerintah daerah seharusnya berpikir untuk melindungi kekayaan alam yang ada dengan mempertegas tapal batas," ungkapnya lagi.
Sementara Musa Boma, mahasiswa Mapia di Jayapura meminta pemerintah berhenti melakukan upaya-upaya pemekaran Mapia Raya.
"Kami tetap eksis menolak pemekaran Mapia Raya. penolakan kami ini telah dijamin secara baik dan mendasar oleh UUD yang berlaku di Negara Republik Indonesia," tegas Boma.
Menurut Musa, untuk mekarkan suatu wilayah harus terpenuhi syarat-syarat untuk menjadi satu kabupaten yakni kemampuan ekonomi, potensi daerah, soal proteksi budaya dan sosial politik dengan sosialisasi dan pendidikan politik, jumlah penduduk dan luas daerah.
"Kehidupan masyarakat di Kabupaten Dogiyai dalam segala aspek telah gagal dibangun oleh pemerinta setempat. Masyarakat masih tetap tidak berdaya, miskin dan mulai tak mampu mempertahankan hidupnya sendiri," bebernya.
"Dalam kondisi Dogiyai seperti ini, Mapia Raya hendak mekar? Pakai logika apa?" tanya Tebai. (Yohanes Kuayo/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com/