Jenderal Gen. Goliath Tabuni, Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Foto: Ist. |
Melalui website resmi TPNPB, KOMNAS-TPNPB.NET, penyerangan dan pembunuhan atas Bripda Riyan Hariansah, Bripda M Adpriadi dan Suko Miartono, satpam Freeport, dilakukan atas komando Brigadir Jenderal Ayub Waker sebagai Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) Tembagapura.
"Anggota TPNPB di Tembagapura merampas senjata adalah bagian dari usaha dalam melaksanakan revolusi tahapan sesuai intruksi panglima tinggi TPNPB," tulis TPNPB di website resminya.
Brigjen Ayub Waker mengklaim bertanggung jawab atas kematian dua polisi dan satu Satpam itu dan perampasan senjata.
"Saya bertanggungjawab atas Pembunuhan dua anggota Brimob dan satu security PT.Freeport Indonesia dan perampasan 2 pucuk senjata api," tegas Panglima Kodap Tembagapura, Ayub Waker.
Kami tidak bisa kembalikan senjata, kami akan lawan balik dengan senjata itu, dan senjata milik TPNPB sekarang," tegas Waker lagi.
Menyangkut label yang diberikan atas gerilyawan TPNPB sebagai gerombolan pengacau keamanan (GPK), kelompok sipil bersenjata, dan yang lain-lain, dirinya dengan tegas menolak semua itu, dengan menyatakan dirinya Panglima Kodap Tembagapura dari TPN PB untuk tujuan pembebasan bangsa Papua Barat dari penjajahan negara Indonesia.
Kepada pemerintah Indonesia lebih khusus TNI-Polri di Papua, kami bukan GPK,Teroris, GSB atau KKB tetapi kami adalah Tentara Pempebasan Nasional Papua Barat , TPNPB, yang bejuang untuk pembebasan Rakyat dan Bangsa Papua Barat," tegas Waker.
Brigjen Waker Kecam Penangkapan Warga Sipil di Utikini
"Harap kepada Polda Papua tidak menangkap masyarakat sipil dan menembak, perlawanan TPNPB jelas harus militer lawan militer, jangan dengan sipil. TPNPB adalah militer West Papua, maka siap untuk lawan dengan militer Indonesia, tetapi jangan kanggu masyarakat sipil Papua," begitu tegas Komandan Kodap Tembagapura ini.
Hal ini dikatakannya menanggapi tindakan gabungan aparat keamanan negara Indonesia yang membunuh satu orang dan menangkap 65 warga sipil lainnya di Utikini, Tembagapura, Timika. (Berita lengkapnya, baca: Kejar Ayub Waker: Polda Papua Kerahkan 1.576 Personil, 65 Warga Ditangkap dan 1 Ditembak)
"Diharapkan kepada Polda dan Pangdam tidak menangkap masyarakat sipil, Perang di Tembagapura harus turuti aturan perang tentang perlindungan masyarakat sipil," tegas Waker lagi.
Jenderal Goliath Tabuni Siap Bertanggungjawab
"Saya sebagai panglima tinggi TPNPB siap bertanggungjawab. Perlawanan harus dilakukan sebelum Papua Merdeka, selagi masih ada penjajahan," tegas Jenderal Gen. Goliath Tabuni di website resmi mereka.
"Revolusi tahapan dimanapun setiap Kodap dilakukan untuk persiapan revolusi total. Perlawanan di Tembagapura baru revolusi tahapan. Tetapi harap TPNPB dan TNI-POLRI tidak boleh ganggu masyarakat sipil Indonesia juga masyarakat asli Papua. Harus lawan militer dengan militer," himbau Jenderal Tabuni.
Untuk diketahui, menyikapi peristiwa ini, Polda Papua telah menurunkan kekuatan sedikitnya 1.576 personil gabungan polisi dan TNI untuk mengejar pelaku penembakan.
Kapolda telah menegaskan, operasi pengejaran ini tidak memiliki batas waktu. Sampai kapan pun pihaknya akan tetap melakukan pengejaran, bahkan sampai ke neraka sekalipun.
Kapolda meminta kelompok Ayub Waker untuk segera menyerahkan diri dan mengembalikan dua senjata yang dirampas. "Kami akan proses sesuai dengan hukum yang berlaku. Tapi kalau tidak, akan kami kejar."
Dikabarkan, aparat gabungan TNI/Polri telah menguasai rumah-rumah di Kampung Utikini yang diduga tempat bersembunyi TPNP-OPM pimpinan Ayub Waker. Tetapi, kelompok yang dicari tak ditemukan dan aparat gabungan dikabarkan telah membakar rumah-rumah warga dan ratusan warga mengungsi ke hutan. (Topilus B. Tebai/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com