Pages

Pages

Selasa, 27 Januari 2015

Amnesty Internasional: Tidak ada Kemajuan dalam Peyelidikan Pelanggaran HAM di Paniai

Pada bulan Desember Tahun 2014 lalu, pasukan keamanan Negara menembaki masyarakat adat di Kabupaten Paniai. Kejadian penembakan  tersebut di Lapangan Karel Gobai, Enarotali, Papua. Penemabakan tersebut Menewaskan 4 orang siswa dan 20-an lainya luka-luka. 
 
Korban-korban tersebut, dengan jabatan PNS (Pegawai Negeri Sipil), Mahasiswa, Siswa dan Petani. Tetapi, data yang jelas sesuai dengan fakta, warga yang tertembak mati dengan peluru Militer Indonesia, ternyata 6 orang. 
Untuk mengungkapan pelanggaran HAM berat tersebut pemerintah Indonesia bersama Komnas HAM telah membentuk tim penyelidik. Tetapi hingga kini tak ada tim yang mengungkapkan pelaku penembak secara Independen. 

Photo: Amnesty Internasional
    Amnesty Internasional juga masih mengeluarkan suara bahwa: "Kita tahu bahwa ada investigasi yang diprakarsai oleh pemerintah, tapi sekali lagi kami khawatir bahwa penyelidikan tersebut akan lagi disapu di bawah karpet seperti banyak penyelidikan lain, meninggalkan korban tanpa akses ke reparasi atau keadilan." 

     
Suara tak akan habis pula, dari luar negeri karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus di lindugi oleh negara, bukan saja di bunuh secara liar, sama halnya seperti binatang piarahannya sendiri.

    Berkaitan dengan itu, Josef Benedict mengatakan “tekanan internasional perlu memakai Jakarta, dan penyelidikan lebih mandiri diperlukan dalam penembakan itu, karena selama ini militer dan polisi menyelidiki militer dan polisi”

     Tanggapan Josef Benedict "Tim penyelidik yang di bentuk oleh Pemerintah Indonesia adalah kerja sama antara Militer Indonesia (TNI/POLRI). Maka, penyelidikan tidak melalui etika atau secara Independen" 

    Oleh sebab itu, Amnesty Internasonal Menanggapi bahwa tidak ada Tim yang meyelidik secara indepenen. Sehingga tak ada kemajuan dalam penyelidikan, dan juga tak ada proses hukum yang jelas. 

Sumber: www.radionz.co.nz