Pada
bulan Desember Tahun 2014 lalu, pasukan keamanan Negara menembaki
masyarakat adat di Kabupaten Paniai. Kejadian penembakan tersebut di
Lapangan Karel Gobai, Enarotali, Papua. Penemabakan tersebut Menewaskan 4
orang siswa dan 20-an lainya luka-luka.
Amnesty Internasional juga masih mengeluarkan suara bahwa: "Kita
tahu bahwa ada investigasi yang diprakarsai oleh pemerintah, tapi
sekali lagi kami khawatir bahwa penyelidikan tersebut akan lagi disapu
di bawah karpet seperti banyak penyelidikan lain, meninggalkan korban
tanpa akses ke reparasi atau keadilan."
Suara tak akan habis pula, dari luar negeri karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus di lindugi oleh negara, bukan saja di bunuh secara liar, sama halnya seperti binatang piarahannya sendiri.
Sumber: www.radionz.co.nz
Korban-korban tersebut,
dengan jabatan PNS (Pegawai Negeri Sipil), Mahasiswa, Siswa dan Petani.
Tetapi, data yang jelas sesuai dengan fakta, warga yang tertembak mati
dengan peluru Militer Indonesia, ternyata 6 orang.
Untuk mengungkapan
pelanggaran HAM berat tersebut pemerintah Indonesia bersama Komnas HAM
telah membentuk tim penyelidik. Tetapi hingga kini tak ada tim yang
mengungkapkan pelaku penembak secara Independen.
Photo: Amnesty Internasional |
Suara tak akan habis pula, dari luar negeri karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus di lindugi oleh negara, bukan saja di bunuh secara liar, sama halnya seperti binatang piarahannya sendiri.
Berkaitan dengan itu, Josef Benedict mengatakan “tekanan internasional perlu memakai Jakarta,
dan penyelidikan lebih mandiri diperlukan dalam penembakan itu, karena
selama ini militer dan polisi menyelidiki militer dan polisi”
Tanggapan Josef Benedict "Tim
penyelidik yang di bentuk oleh Pemerintah Indonesia adalah kerja sama
antara Militer Indonesia (TNI/POLRI). Maka, penyelidikan tidak melalui
etika atau secara Independen"
Oleh sebab itu,
Amnesty Internasonal Menanggapi bahwa tidak ada Tim yang meyelidik
secara indepenen. Sehingga tak ada kemajuan dalam penyelidikan, dan juga
tak ada proses hukum yang jelas.
Sumber: www.radionz.co.nz