Deklarasi Saralana yang ditandatatangani oleh tiga pimpinan faksi perjuangan di tanah Papua (Foto: Ist) |
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajiaan, Pelaporan, dan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Papua, dalam siaran pers yang dikirim kepada redaksi suarapapua.com, Senin (8/12/2014) siang.
Warinussy juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Dr.Rex Rumakiek dari West Papua National Liberation for Coalition (WPNCL), Edison Waromi dari Negara Republik Federasi Papua Barat (NRFPB), dan Buchtar Tabuni dari Parlemen Nasional Papua Barat (PNWP) yang telah ikut hadir dan mendatangani deklarasi tersebut.
Dimana, kata Warinussy, ketiga pemimpin tersebut sudah mewakili faksi-faksinya yang selama ini berjuang sendiri-sendiri di dalam dan di luar Tanah Papua, dan kini sudah bersatu melalui penandatanganan deklarasi Saralana, dan melahirkan badan politik nasional yang bernamaUnited Liberation Movement for West Papua (ULMWP) atau Persatuan Pergerakan Pembebasan untuk Papua Barat.
“ULMWP dalam operasionalisasinya sehari-hari akan dipimpin oleh Octovoanus Mote selaku Sekretaris Jenderal dan dibantu oleh Benny Wenda selaku Juru Bicara, serta anggota-anggota yang terdiri dari Jacob Rumbiak, Rex Rumakiek dan Leoni Tanggahma.”
Warinussy menghimbau agar para Pemimpin organisasi perjuangan politik rakyat di Tanah Papua maupun di luar negeri untuk mendukung penuh ULMWP di bawah kepemimpinan Mote untuk menjalankan mandat politik, guna mendorong verifikasi dan penyusunan aplikasi keMelanesian Spearhead Group, juga mengajukan status dalam Komisi Dekolonisasi di bawah Majelis Umum PBB.
“Saya secara pribadi menilai bawah penempatan saudara Mote sebagai Sekjen ULMWP adalah sebuah pilihan yang tepat atas dasar latar belakangnya sebagai mantan jurnalis dan peneliti di Surat Kabar Harian Kompas.”
“Demikian pula terpilihnya saudara Benny Wenda selaku Juru Bicara adalah sebuah pilihan yang sangat proporsional, sebab sesuai perannya yang selama ini sudah dimainkan di fora internasional dalam memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri bagi masyarakat Papuu,” kata pengacara senior ini.
Ditambah lagi dengan terpilihnya diplomat senior DR. Rex Rumakiek selaku salah satu anggota ULMWP, bersama Jacob Rumbiak dan Leoni Tanggahma, kata Warinussy, justru makin memperkuat upaya mendorong diplomasi ke arah penyelesaian damai atas persoalan tuntutan penentuan nasib sendiri dari mayarakat di Tanah Papua selama ini.
“Kiranya semua faksi perjuangan, termasuk TPN PB menghormati kesepakatan yang tertuang di dalam Deklarasi Saralana, dan menjadi tugas ULMWP untuk membangun komunikasi intensif dengan semua faksi dan mendesiminasikan kesepakatan tersebut kepada seluruh lapisan rakyat di Tanah Papua maupun di fora internasional,” tegasnya.
“Termasuk ULMWP bertugas membangun segenap langkah diplomasi kepada berbagai pihak, serta senantiasa membangun komitmen dan hubungan yang baik dengan Pemerintah Negara Vanuatu yang telah secara aktif dan tanpa jedah terus memberi dukungan bagi perjuangan penegakan hak politik rakyat Papua sejak tahun 1980 hingga saat ini,” tutup Warinussy.
Sebelumnya, seperti ditulis berita ini, hasil simposium di Port Villa, Vanuatu, telah menetapkan sebuah badan politik baru yang dinamakan United Liberation Movement for West Papua(ULMWP). (Baca: Ini Hasil Simposium di Vanuatu; Tiga Faksi Besar Bersatu di Badan Nasional ULMWP).
OKTOVIANUS POGAU
Sumber : www.suarapapua.com