Noken Papua |
“Noken harus diselamatkan karena merupakan warisan budaya tak benda maka sangat penting untuk diselamatkan,” kata Titus Pekey kepada wartawan di Kotaraja, Jayapura, Papua, Kamis (4/12).
Menurut Pekey, menyelamatkan Noken berarti harus menselamatkan perajinnya, hutan, bahan baku Noken yaitu daun pandan yang bisa menghasilkan noken. Itu artinya, penting selamatkan hutan dan lingkungan karena Noken adalah pembentukan karakter manusia Papua. Hal yang harus juga diingat adalah filosofi noken Papua merupakan noken kehidupan.
“Saya berharap, ke depan Pemerintah Papua dapat membuat galeri Noken bagi pengembangan dan pelestarian noken selain juga berfungsi untuk
memperkenalkan Noken bagi siapapun yang mengunjungi Papua,” katanya lagi.
Ketika ditanya Jubi terkait Noken yang digunakan saat ini sebagai salah satu alat politik yaitu sistem Noken dalam pemilihan umum (Pemilu), Titus mengatakan Pemilu telah mencederai noken dan penyelenggara pemilu seharusnya melihat Noken dari sisi antropologi dan sosial budaya masyarakat Papua. Jenis noken juga harus dipisahkan oleh Penyelenggara Pemilu dari jenis noken yang sebenarnya.
“Dari Nilai Budaya, sebenarnya tidak boleh dikotori untuk itu, penyelenggara Pemilu bisa menggunakan nama noken tetapi dengan desain dan bentuk yang lain,” tegas Pekey.
Di tempat yang sama, Yakomina Rumbiak, Ketua Panitia HUT Noken ke-2 mengatakan tidak ada yang special pada HUT Noken kali ini karena pihaknya tidak menyiapkan sebuah perayaan yang besar.
“Kami tidak melakukan kegiatan apa-apa tetapi hanya ingin mengingat kan masyarakat Papua kalau hari ini adalah hari Noken,” kata Yakomina Rumbiak.
Oleh Aprila Wayar
Sumber :tabloidjubi.com