Mahasiswa Sebut Penembakan Warga Papua "Kado" Natal Jokowi (Foto: Nurul A/Okezone) |
SURABAYA - Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam
Aliansi Mahasiswa Papua menggelar demonstrasi mengecam tragedi
penembakan di SMA Negeri 1 Paniai, Enarotali, Papua.
Aksi ini dilakukan di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Akibat aksi tersebut, polisi terpaksa menutup akses jalan dan membuat kemacaten di sejumlah jalan utama Surabaya.
Koordinator aksi aliansi mahasiswa Papua, Stefanus, mengatakan, aksi ini adalah bentuk solidaritas kepada warga Papua. Penembakan tersebut menjadi preseden buruk bagi pemerintahan Jokowi-JK. Terlebih lagi penembakan itu diduga dilakukan oleh oknum petugas gabungan.
"Kami, warga Papua, mendesak pemerintah mengusut tuntas kasus penembakan saudara kami. Komnas HAM juga harus turun tangan," kata Stefanus dalam orasinya, Rabu (10/12/2014).
Ia menganggap tragedi penembakan itu merupakan kado nNatal pemerintahan Jokowi-JK kepada rakyat papua.
Dalam aksi kali ini, Aliansi Mahasiswa Papua juga membentang sejumlah poster berisi kecaman terhadap tragedi penembakan warga sipil.
Tak hanya itu, mahasiswa Papua juga membentang deret nama korban penembakan yang merupakan Siswa SMA Negeri 1 Paniai. Korban-korban tersebut adalah Alpous Youw (18), Alpius Gobay (19), Simon Degei (19), Yulianus Youw (18), dan Abia Gobay (18).
Aksi ratusan mahasiswa Papua ini mendapat penjagaan ketat dari petugas Kepolisian Polrestabes Surabaya. Petugas bersenjatakan pentungan dan tameng tampak berada sekira 50 meter dari massa aksi.
Dalam orasi, mahasiswa Papua membentuk lingkaran dan memenuhi Jalan Gubernur Suryo. Setelah membacakan tuntutan para mahasiswa ini membubarkan diri.
Seperti diketahui, telah terjadi bentrokan antara warga sipil dengan petugas gabungan keamanan di Lapangan Karel Gobai, Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai Enarotali, Papua, Senin 8 Desember.
Akibat insiden itu, empat warga Papua harus meregang nyawa. Mabes Polri telah menerjuan tim untuk menyelidiki bentrokan tersebut.
(crl)Aksi ini dilakukan di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Akibat aksi tersebut, polisi terpaksa menutup akses jalan dan membuat kemacaten di sejumlah jalan utama Surabaya.
Koordinator aksi aliansi mahasiswa Papua, Stefanus, mengatakan, aksi ini adalah bentuk solidaritas kepada warga Papua. Penembakan tersebut menjadi preseden buruk bagi pemerintahan Jokowi-JK. Terlebih lagi penembakan itu diduga dilakukan oleh oknum petugas gabungan.
"Kami, warga Papua, mendesak pemerintah mengusut tuntas kasus penembakan saudara kami. Komnas HAM juga harus turun tangan," kata Stefanus dalam orasinya, Rabu (10/12/2014).
Ia menganggap tragedi penembakan itu merupakan kado nNatal pemerintahan Jokowi-JK kepada rakyat papua.
Dalam aksi kali ini, Aliansi Mahasiswa Papua juga membentang sejumlah poster berisi kecaman terhadap tragedi penembakan warga sipil.
Tak hanya itu, mahasiswa Papua juga membentang deret nama korban penembakan yang merupakan Siswa SMA Negeri 1 Paniai. Korban-korban tersebut adalah Alpous Youw (18), Alpius Gobay (19), Simon Degei (19), Yulianus Youw (18), dan Abia Gobay (18).
Aksi ratusan mahasiswa Papua ini mendapat penjagaan ketat dari petugas Kepolisian Polrestabes Surabaya. Petugas bersenjatakan pentungan dan tameng tampak berada sekira 50 meter dari massa aksi.
Dalam orasi, mahasiswa Papua membentuk lingkaran dan memenuhi Jalan Gubernur Suryo. Setelah membacakan tuntutan para mahasiswa ini membubarkan diri.
Seperti diketahui, telah terjadi bentrokan antara warga sipil dengan petugas gabungan keamanan di Lapangan Karel Gobai, Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai Enarotali, Papua, Senin 8 Desember.
Akibat insiden itu, empat warga Papua harus meregang nyawa. Mabes Polri telah menerjuan tim untuk menyelidiki bentrokan tersebut.
Sumber : www.news.okezone.com