FOTO : PELURUH PANAS MILITER INDONESIA BUNUH WARGA SIPIL DI PANIAI.
Kronologisnya, pada malam hari, posko natal yang didirikan oleh warga di pinggir jalan yang melintasi jalan raya Enartotali-Madi saat itu hanya dijaga oleh seorang anak laki-laki.
Sebuah mobil patroli milik Polres Paniai dari arah Enarotali menuju Madi lewat tanpa menyalahkan lampu. Sontak saja anak laki-laki menegur sebagai tanda peringatan. kata dia, "Woee, kalau jalan malam itu harus nyalahkan lampu".
Polisi yang sedang berpetroli tak menerima ungkapan tersebut, mereka menuruni mobil dan mengejeknya dengan bahasa yang tak sedap didengar, bahkan anak tersebut diancam dengan popor senjata mengakibatkan anak itu pingsan.
Tak terima kejadian tersebut, keesokan harinya, tepat hari ini, senin (08/12/14) warga Ipakiyee melakukan aksi menuju ke kantor Polres Paniai di Madi. Dalam perjalanan itu mereka dihadang oleh aparat keamanan Polri dan Brimob kemudian terjadi serang-menyerang antara warga dan aparat.
Salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan sebelumnya pada pagi hari aparat gabungan sempat mengepung warga dengan menggunakan senjata serta pos natal juga ikut dirusak.
"Tadi pagi TNI/Polri melakukan penembakan terhadap warga, memalangan jalan raya, menghancurkan semua kendaraan yang dikendarai oleh putra daerah Paniai," tuturnya kepada majalahselangkah.com di halaman RSUD Paniai di Madi, Senin (08/12/2014) siang.
Data yang dihimpun majalahselangkah.com di tempat kejadian, 4 orang yang meninggal 3 diantaranya pelajar SMA serta satu diantaranya adalah pemuda.
BerikutNama-nama korban:
a. Meninggal dunia,
1. Alpius Youw (17) seorang pemuda berdomisili di kampung Nunubado.
2. Alpius Gobai (17) seorang siswa di SMA Negeri 1 Paniai Timur, Enarotali.
3. Simon Degei (18) seorang siswa SMA Negeri 1 Paniai
4. Yulian yeimo (17) siswa SMA.Timur, Enarotali.
b. Luka berat (kena timah panas)
1. Yulianus Tobai (33) seorang Satpam RSUD Paniai.
2. Selpi Dogopia (34)
3. Jermias Kayame (48) seorang kepala Kampung Awabutu.
4. Marci Yogi (52) Ibu Rumah Tangga.
5. Yulianus Mote (25)
6. Agusta Degei (28).
Dr. Yosua Purba, dokter yang menangani enam pasien yang dirawat di ruang IGD RSUD Paniai menjelaskan, pihaknya melayani korban sejak pukul 09.00 WIT dengan pasien yang berlumuran darah.
"Ada tujuh pasien yang kami ada rawat. Lukanya adalah luka tembakan peluru senjata," kata dokter Yosua yang juga adalah kepala ruang IGD RSUD Paniai didampingi dr. Hendra Salmen Menda selaku dokter umum.
Menurutnya, semua pasien mengalami luka berat. "Semua pasien memang luka berat," ucapnya.
Sementara, tiga mayat yang mati karena timah panas dibariskan di lapangan sepak bola Karel Gobai Enarotali. sedangkan salah satunya Yulian Yeimo meninggal dari rumah sakit saat menjalani perawatan medis.
"Keempat korban ini ditembak saat sedang berkumpul di lapangan sepak bola Karel Gobay, Enarotali Paniai. Mereka ditembak secara brutal aparat menyerang mereka di lapangan, dan menembak mati empat orang," kata tokoh Pemuda Paniai, Yan Pigai.
Ia mengatakan empat warga sipil yang ditembak ini tiga diantaranya murni anak sekolah tingkat SMA. Sementara yang satu adalah pemuda.
"Mereka yang ditembak ini bukan anggota TPN/OPM, tapi ini anak sekolah. Yang satu ini adalah pemuda yang biasa jaga rumah kakaknya di Nunubado," katanya.
Warga lainnya, Tinus Pigai menjelaskan pembunuhan terhadap warga sipil ini adalah murni tindakan kejahatan dari TNI/Polri di Paniai.
"Ini murni dilakukan oleh Polisi dan tentara. Mereka tembak anak sekolah ini saat melarikan diri dengan memanjat pagar. Begitu mereka memanjat pagar, peluru senjata menghentikan lajunya untuk menghidarkan diri dan akhirnya tewaslah di tempat," ungkap Tinus Pigai di lapangan Karel Gobai Enarotali.
Ia mengaku, pihak keluarga korban telah bersepakat untuk tidak mengubur cepat, tapi akan menunggu kedatangan Kapolda dan Kodam Papua mendatangi Paniai untuk mempertanggungjawabkan tindakan anggotanya.
"Kami semua sudah sepakat. Tidak akan makamkan tapi tunggu Kapolda dan Kodam Papua datang ke Paniai dulu. Mereka harus melihat dari dekat tindakan brutal dari anak buanya dan harus pertanggung jawabkan karena ini murni pelanggaran HAM," lanjutnya.
Sementara itu, Kapolres Paniai, Daniel T. Prionggo tidak menjawab telepon dari majalahselangkah.com.
Situasi di Paniai, khususnya di Enarotali dan Madi saat ini sangat sepi. Warga pada ketakutan dan aktifitas hari ini lumpuh total.
Wakapolres Paniai ketika melihat korban di lapangan sepakbola Karel Gobai juga tidak memberikan pernyataan, hanya sekedar memantau situasi. (Abeth Abraham You/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com