Aksi Trikora , Pihk Kepolisian Tidak Ijinkan Membawa Spanduk bertulisan “ Referendum For West Papua”
Malang --Jumat (19/12/14 )Aksi demonstrasi yang dilakukan Puluhan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Kota Malang Jawa Timur untuk memperingati Hari Trikora 19 desember 1961.
Malang --Jumat (19/12/14 )Aksi demonstrasi yang dilakukan Puluhan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Kota Malang Jawa Timur untuk memperingati Hari Trikora 19 desember 1961.
Panglima besar komando pembebasan irian barat mengeluarkan
keputusan Presiden No 1 Tahun 1962 yang memerintahkan kepada panglima
Komando Mandala ,Mayor Jedral Soeharto melakukan operasi militer dengan
nama operasi Mandala ke wilayah papua barat untuk merebut wilayah itu
tangan dari belanda.
"Dalam aksi dibatasi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang, massa membawa spanduk bertulisan “Referendum For West Papua”.
“Mas kalau ingin mau memisahkan dari NKRI kami pihak kepolisiaan tidak ijinkan orasi” . Kata Tegu Priyo W. Polsek Klojen depan Puluhan mahasiswa.
Ketua AMP Sempat Negosiasi cukup lama dengan keamanan Kepolisisan polsek Klojen . Namun beberapa menit kemudiaan di ijin orasi. Koordinator Lapangan (Koorlap) Zayur Bingga tetap bersikeras. Dia bahkan menyatakan, Kami Bukan Teroris kami adalah seorang intelektual dan kami berjuang diatas tanah sendiri.
Dalam pantauan media ini ,Meski polisi melarang massa membawa spanduk yang bertulisan kata “Referendum For West Papua”. bahkan,dari pihak kepolisisan di Tanya Nama kampus, alamat tempat tinggal ,selama 30 menit kordinator lapangan dan pihak kepolisisan Klojen Polres Malang Kota Negosiasi ,setelah spanduk bertulisan referendum terpaksa tidak menggunakan aksi bertepatan hari Trikora (Tri Komando Rakyat) itu dilanjutkan massa ke kantor DPRD Kabupaten Kabupaten Malang (Martinus Pigome)
"Dalam aksi dibatasi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang, massa membawa spanduk bertulisan “Referendum For West Papua”.
“Mas kalau ingin mau memisahkan dari NKRI kami pihak kepolisiaan tidak ijinkan orasi” . Kata Tegu Priyo W. Polsek Klojen depan Puluhan mahasiswa.
Ketua AMP Sempat Negosiasi cukup lama dengan keamanan Kepolisisan polsek Klojen . Namun beberapa menit kemudiaan di ijin orasi. Koordinator Lapangan (Koorlap) Zayur Bingga tetap bersikeras. Dia bahkan menyatakan, Kami Bukan Teroris kami adalah seorang intelektual dan kami berjuang diatas tanah sendiri.
Dalam pantauan media ini ,Meski polisi melarang massa membawa spanduk yang bertulisan kata “Referendum For West Papua”. bahkan,dari pihak kepolisisan di Tanya Nama kampus, alamat tempat tinggal ,selama 30 menit kordinator lapangan dan pihak kepolisisan Klojen Polres Malang Kota Negosiasi ,setelah spanduk bertulisan referendum terpaksa tidak menggunakan aksi bertepatan hari Trikora (Tri Komando Rakyat) itu dilanjutkan massa ke kantor DPRD Kabupaten Kabupaten Malang (Martinus Pigome)