Jayapura,13/9(Jubi)- Ketua Komunitas Adat Apowol kabupaten
Pegunungan Bintang (Pegubin) mendesak pemerintah daerah setempat agar
berhenti mengeksploitasi tarian Oksan kepada publik yang tidak
berkepentingan.
“Oksan bukan tarian biasa. Oksan itu kehidupan dan identitas
masyarakat adat Ngalum,”tegas Hengky Bidana, kepada Jubi usai
menyaksikan tarian Oksan dalam Pameran Seni dan Tari, di Expo Waena,
Kota Jayapura yang berlangsung dalam pekan ini.
Mengingat tarian itu merupakan bagian dari kehidupan masyarakat adat
Ngalum, lanjutnya, maka sudah selaiknya pemerintah menempatkan tarian
Oksa pada bagian khusus dari kehidupan masyarakat. Ia berharap
pemerintah mengajak masyarakat memeliharanya dengan cara yang khusus.
“Oksan harus dikonsumsi khusus,bukan sembarangan,”tegasnya sembari
mencontohkan beberapa kegiatan pemerintah yang justru malah
mempertontonkan kelompok tari Oksan ke Jawa, Eropa dan Amerika.
“Pemerintah bawa tarian ke Jerman, dan masyarakat yang bawa itu baru
pulang dari Jawa, tidak lama mereka turun lagi ke sini dengan
mengeluarkan ratusan hingga miliaran rupiah, tetapi tidak tahu
masyarakatnya dapat berapa?” katanya.
Henky berharap ke depannya, pemerintah berpikir tarian Oksa menjadi
daya tarik orang luar datang ke Oksibil. “Kenapa tidak pikir orang luar,
orang Jerman yang datang ke Papua, bukan sebaliknya.lagi pula hal itu
menurutnya tidak memberikan dampak perubahan ekonomi
masyarakat,”tuturnya .
Kalau keluar, Hengky menduga, tidak ada hasil yang menguntungkan
masyarakat. Ratusan juta keluar hanya jalan-jalan, senang-senang tetapi
tidak ada keutungan bagi masyarakat umum. “Orang hanya senang pegi dan
datang saja,”tegasnya.
Kalau pemerintah pikir orang luar yang datang ke Pegunungan Bintang,
misalnya dengan menggelar Festival tarian Oksan, maka ada pemasukan bagi
daerah dan masyarakat yang hidup di 34 distrik.
Setiap distrik memiliki kelompok tari sejenis Oksan, dan bisa diberdayakan menghibur pengunjung.
Sementara itu, Bernad Almung, salah satu tokoh Pemuda Ngalum
mengatakan, masyarakat yang membawa tarian Oksan keluar wilayah Oksibil,
sarat dengan kepentingan pihak lain, terlebih pihak pejabat.
“Kapan masyarakat ini berhenti membawa jati dirinya demi kepentingan
orang lain? Kapan masyarakat ini terus menerus objek
kepentingan?”ucapnya serius. (Jubi/Mawel)