Pages

Pages

Minggu, 14 September 2014

MASYARAKAT ADAT PEGUBIN MINTA PEMERINTAH BERHENTI EKSPLOITASI TARI OKSAN

Kelompok Tari Oksan usai bawa tari di Festival Budaya di Expo Waena (Jubi/Mawel)
Jayapura,13/9(Jubi)- Ketua Komunitas Adat Apowol kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin)  mendesak pemerintah daerah setempat agar   berhenti mengeksploitasi  tarian Oksan kepada publik yang tidak berkepentingan.

“Oksan bukan tarian biasa. Oksan itu kehidupan dan identitas masyarakat adat Ngalum,”tegas Hengky Bidana, kepada Jubi usai menyaksikan tarian Oksan dalam Pameran Seni dan Tari, di Expo Waena, Kota Jayapura yang berlangsung dalam pekan ini.

Mengingat tarian  itu merupakan bagian dari kehidupan masyarakat adat Ngalum, lanjutnya, maka sudah selaiknya pemerintah menempatkan tarian Oksa pada bagian  khusus dari kehidupan masyarakat. Ia berharap pemerintah mengajak masyarakat memeliharanya dengan cara yang khusus.

“Oksan harus dikonsumsi khusus,bukan sembarangan,”tegasnya sembari mencontohkan beberapa kegiatan pemerintah yang justru malah mempertontonkan  kelompok tari Oksan ke Jawa, Eropa dan Amerika.

“Pemerintah bawa tarian ke Jerman, dan masyarakat yang bawa itu baru pulang dari Jawa, tidak lama mereka turun lagi ke sini dengan mengeluarkan ratusan hingga miliaran rupiah, tetapi tidak tahu masyarakatnya dapat berapa?” katanya.

Henky berharap ke depannya, pemerintah berpikir tarian Oksa menjadi daya tarik orang luar datang ke Oksibil. “Kenapa tidak pikir orang luar, orang Jerman yang datang ke Papua,  bukan sebaliknya.lagi pula hal itu menurutnya tidak memberikan dampak perubahan ekonomi masyarakat,”tuturnya .

Kalau keluar, Hengky menduga, tidak ada hasil yang menguntungkan masyarakat. Ratusan juta keluar hanya jalan-jalan, senang-senang tetapi tidak ada keutungan bagi masyarakat umum. “Orang hanya senang pegi dan datang saja,”tegasnya.

Kalau pemerintah pikir orang luar yang datang ke Pegunungan Bintang, misalnya dengan menggelar Festival tarian Oksan, maka ada pemasukan bagi daerah dan masyarakat yang hidup di 34 distrik.

Setiap distrik memiliki kelompok tari sejenis Oksan, dan bisa diberdayakan  menghibur pengunjung.

Sementara itu, Bernad Almung, salah satu tokoh Pemuda Ngalum mengatakan, masyarakat yang membawa tarian Oksan keluar wilayah Oksibil,  sarat dengan kepentingan pihak lain, terlebih pihak pejabat.
“Kapan masyarakat ini berhenti membawa jati dirinya demi kepentingan orang lain? Kapan masyarakat ini terus menerus  objek kepentingan?”ucapnya serius. (Jubi/Mawel)

Sumber :  www.tabloidjubi.com