Pages

Pages

Rabu, 03 September 2014

INI HAL HAL JANGGAL SEPUTAR TEWASNYA KETUA KNPB SORONG

Jasad Korban Ketua KNPB Sorong Saat masih di Kamar Mayat RSUD Sorong. (Jubi)
    Jayapura,3/9 (Jubi)- Sekretaris Jendral Komite Nasional Papua Barat (KNPB)Pusat, Ones Suhuniap mengungkapkan sejumlah hal yang patut dipertanyakan seputar tewasnya ketua KNPB Sorong Raya, Martinus Yohame.
    Soal pertama, menurut Suhuniap, ada wanita yang mengaku orang Komnas HAM Jakarta bertemu Martinus. Siapa wanita itu? Dalam rangka apa wanita komnas HAM itu bertemu Martinus? Apa agenda pertemuan mereka hingga kini belum jelas.
    Kedua, setelah pertemuan itu, keduanya bertukar nomor dan janjian bertemu pada 20 Agustus. Martinus ditelpon ketemu sesuai waktu janji. Siapa yang menelpon? Entah wanita itu atau orang lain? Martinus meninggalkan rekan-rekan menyerahkan diri atau dibawa ke mana? Martinus tidak pernah kembali sejak tanggal 20 hingga hari penemuan mayat pada 26 Agustus lalu.
    Selama lima hari ini, dia di mana? Dia diamankan demi keamanan kota Sorong menjelang kedatangan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono membuka Sail Raja Ampat 23 Agustustus?”tanya Suhuniap.
    Sejak Martinus tidak kembali, menurut Suhuniap, KNPB Sorong dan keluarga berusaha mencari dan melapor ke pihak kepolisian hingga TNI Sorong. Selama lima hari Martinus menghilang, ada orang-orang tertentu rajin mempertanyakan keberadaan Martinus.
    Ada intel yang datang ke sekretariat KNPB, bahkan baku telpon dengan wakil ketua KNPB. Mereka tanya keberadaan Martinus. Ini seakan-akan mereka menutupi kejadian itu.,”tuturnya.
    Anehnya, menurut Suhuniap, semua orang yang kerap menanyakan keberadaan Martinus itu menghilang tiba-tiba bersamaan penemuan mayat Martinus pada tanggal 26 Agustus. “Setelah mayat ketemu semua berhenti langsung,”ujarnya serius.
    Menurut pemberitaan media, Martinus ditemukan pada pukul 7 pagi oleh seorang nelayan. Anehnya, identitas nelayan yang menemukan mayat Martinus masih misterius hingga hari ini. “…Nelayan itu siapa? Dia ketemu saat melakukan apa? Kita minta penjelasan?”kata Suhuniap.
    Kemudian, setelah nelayan temukan mayat Martinus, siapa yang bawa ke rumah sakit? Pihak rumah sakit belum memberikan keterangan kepada keluarga dan KNPB?
    Kalau mayat Martinus ditemukan pagi pukul 7, mengapa pihak keluarga tahu kondisi Martinus sore hari? “Mereka ketemu jam 7 tetapi baru beritahu keluarga jam 3”tuturnya.
    Menurut Ones, semua proses tidak jelas. Karena itu, Oneh mengharapkan pihak kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan Martinus Yohame. “Kalau kepolisian itu penegak hukum, polisi harus mengungkap ungkap siapa pelaku?”tegasnya.
    Namun, Juru Bicara Polda Papua, Komisaris Besar (Pol) Sulistyo Pudjo mengatakan sulit mengungkap identitas dan penyebab kematian korban lantaran keluarga menolak otopsi. “Kalau sudah begini, berarti identifikasi dihentikan karena keluarga korban menolak otopsi dan mayat sudah dikuburkan. Tentu proses penyelidikan dan penyidikan terhambat,” kata Pudjo, Kamis (28/8).
    Walaupun begitu, Menurut Ones, pengungkapan pelaku penghilangan nyawa Yohame tidak terlalu sulit bila melihat pilihan politik korban. ”Dia itu bukan pemabuk, orang gila dan stres? Dia itu seorang sadar dan pejuang, hilang satu hari (19/8) setelah jumpa pers menolak kedatangan Presiden SBY membuka Sail Raja Ampat, jadi aiapapun pembunuhnya negara bertanggungjawab?”tuturnya.
    Karena itu, menurut Suhuniap, sangat tidak beralasan bila polisi menyatakan belum bisa memastikan Martinus atau bukan, dibunuh atau terbunuh. Kalau masih mempertahankan argumen belum bisa pastikan, menjadi satu keanehan yang sangat aneh. (Jubi/Mawel)
    Sumber : Jubi