Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Sumber : http://tabloidjubi.com/2014/01/11/knpb-coret-anggota-yang-caleg/ |
Penembakan di Papua kembali terjadi, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya dalam “Menuju Babak Baru Perjuangan Papua dan Dampaknya”
bahwa kemajuan diplomasi Papua di Vanuatu oleh WPNCL (West Papua
National Coalition For Liberation) yang dipimpin oleh Andy Ayemiseba
akan menjadi faktor pemicu faksi-faksi lain OPM akan bergerak. Benar
saja, penembakan kembali terjadi, yang saya nilai bahwa faksi militer
OPM ingin kembali menunjukan eksistensinya untuk mengimbangi WPNCL.
Selain menjadi titik positif perjuangan Papua, rencana Pemerintahan
Vanuatu untuk menjadi mediator rekonsiliasi faksi-faksi OPM, bisa
menjadi bumerang. Lihat saja, diantara belasan faksi militer maupun
politik OPM hanya 3 organisasi yang diundang, WPNCL, NRFPB (Negara
Republik Federasi Papua Barat) dan KNPB (Komite Nasional Papua Barat),
bahkan dari ketiga faksi yang diundang tidak satupun yang mewakili faksi
militer yang jumlahnya tidak sedikit. Kembalinya terjadi penembakan di
Papua oleh “Kelompok Sipil Bersenjata” bisa jadi adalah ajang penunjukan
eksistensi dari faksi militer atau bahkan bisa jadi sebagai wujud
kekecewaan karena tidak “dianggap” dalam acara rekonsiliasi di Vanuatu,
Agustus mendatang. [1]
Baiklah, kita
tinggalkan sejenak faksi militer OPM dan kebutuhan mereka untuk “eksis”
saat ini. Mengenai pertemuan di Vanuatu akhir Agusuts nanti, tidak ayal
lagi, bahwa pertemuan ini merupakan langkah besar dalam perjuangan OPM.
Paling tidak untuk faksi politik OPM khususnya WPNCL, NRFPB dan KNPB.
Dipilihnya ketiga organisasi ini karena ketiga organisasi ini menjadi
faktor penting tidak diterimanya aplikasi WPNCL menjadi anggota MSG
(Malenesia Sphered Group) beberapa waktu lalu. Walaupun sudah didukung
habis-habisan oleh Vanuatu, negara-negara anggota MSG lainnya seperti
Papua New Guinena, Fiji, Kepulauan Solomon dan Australia menolak
masuknya WPNCL dalam keanggotaan MSG. Salah satu dari berbagai alasan
tidak diterimanya WPNCL adalah karena WPNCL dianggap bukan organisasi
representative dari rakyat Papua. Oleh karena itu, Vanuatu, sebagai
sponsor utama pergerakan WPNCL, berinisiatif melaksanakan pertemuan
dalam rangka rekonsiliasi ketiga organisasi tersebut, dengan harapan
membuat organisasi “baru” yang akan menjadi payung ketiga organisasi
yang menjadi aktor utama “gagal” lolosnya aplikasi WPNCL beberapa waktu
lalu, sehingga organisasi, yang dianggap sebagai “organisasi
representative” dari rakyat Papua akan terbentuk.
Posisi Unik KNPB Dalam Perjuangan OPM
Dari ketiga
organisasi yang diundang pemerintah Vanuatu, yaitu WPNCL, NRFPB dan
KNPB, saya melihat KNPB mempunyai posisi paling penting dan unik.
Sebagai organisasi sayap politik OPM yang memiliki massa yang banyak,
KNPB merupakan “alat” yang efektif untuk mengkampanyekan hasil-hasil
kegiatan faksi OPM di luar negeri. Selama ini KNPB selalu aktif
mengkampanyekan usaha organisasi faksi-faksi OPM di luar negeri, tidak
hanya WPNCL saja tapi juga IPWP (International Parliamentarians Of West
Papua) dan ILWP (International Lawyer Of West Papua) yang dipimpin oleh
Benny Wenda. Bahkan, Victor Yeimo, Ketua KNPB juga mendukung Freedom
Flotilla yang diprakarsai oleh petinggi WPNA (West Papua National
Authority), Jacob Rumbiak, [2] yang notabene merupakan salah satu aktor yang menyebabkan gagal majunya aplikasi WPNCL di MSG. [3]
Fakta diatas
menunjukan netralitas KNPB di tengah persaingan eksistensi faksi-faksi
politik OPM di luar negeri. Sehingga, wakil KNPB dalam pertemuan antara
KNPB, NRFPB dan WPNCL di Vanuatu menjadi sangat penting. Kenapa? Agar
KNPB tetap menjadi organisasi yang netral. Jangan sampai KNPB
dimanfaatkan hanya sebagai “corong” dari usaha-usaha WPNCL saja,
sehingga tidak lagi menjadi organisasi yang netral. Agar hal tersebut
tidak terjadi, KNPB harus mengirimkan wakil yang tepat dalam pertemuan
di Vanuatu nanti, yang dapat dan berani menyuarakan kepentingan KNPB dan
menjaga agar pertemuan di Vanuatu nanti tidak mengorbankan idealisme
politik KNPB.
Mecky Yeimo
KNPB mempunyai
kader-kader yang mumpuni, karena selain didominasi oleh kaum muda,
kader KNPB dikenal militant dan memegang teguh idealism politik
organisasinya. Mecky Yeimo, sebagai Sekertaris 1 KNPB merupakan salah
satu kader KNPB yang paling menonjol dan cocok menjadi wakil KNPB dalam
pertemuan di Vanuatu Agustus nanti. Selain aktif dalam kegiatan dan aksi
lapangan KNPB, posisi Mecky Yeimo sebagai Sekertaris 1 KNPB, membuat ia
mengerti tata laksana dan pergerakan KNPB sebagai sebuah organisasi.
Contohnya saja, dalam aksi KNPB memperingati Hari Demokrasi
Internasional yang berujung ricuh, sekitar Desember 2013 lalu, Mecky
dengan sigap menyusun kronologis penangkapan, yang kemudian digunakan
dalam usaha pembebasan para aktivis KNPB tersebut[4].
Walaupun
merupakan tokoh yang cocok mewakili KNPB dalam pertemuan di Vanuatu,
Mecky Yeimo mempunyai sejarah perseteruan dengan salah satu organisasi
yang diikutkan dalam pertemuan tersebut, NRFPB. Perseteruan diawali oleh
klaim NRFPB dengan presidennya, Forkorus Yaboisembut, menyampaikan
bahwa NRFPB sudah diakui oleh Sekjen PBB dengan No Code R.R. 827 567 848
BE.[5] Menanggapi
hal tersebut, Mecky Yeimo mengatakan bahwa pernyataan Forkorus hanya
penipuan atau merupakan pembohongan publik yang bertujuan untuk
memutarbalikan sejarah Papua. “kami rakyat Papua kasih tau nomor surat
yang sedang kamu kampanyekan itu bukan nomor daftar dari PBB, tetapi ini
nomor surat tanda terima dari ILWP jadi stop sudah jangan tipu-tipu
rakyat lagi” ucapnya.[6]
Penutup
Pertemuan
rekonsiliasi yang disponsori oleh Pemerintah Vanuatu Agustus nanti
merupakan pertemuan yang penting bagi perjuangan OPM di luar negeri.
Bagi KNPB, pertemuan ini juga sangatlah penting karena akan menguji KNPB
secara organisasi. Hal yang diuji pertama adalah netralitas, jangan
sampai pertemuan tersebut membuat organisasi KNPB dikendalikan oleh
petinggi WPNCL dan hanya menjadi “corong” dari usaha-usaha WPNCL saja.
Hal yang diuji kedua adalah kredibilitas, selama ini KNPB dikenal
merupakan organisasi yang memiliki idealisme politik yang tinggi,
pertemuan dengan NRFPB, yang notabene banyak membohongi rakyat Papua
akan mengurangi kredibilitas KNPB sebagai sebuah organisasi sayap
politik OPM dalam negeri yang konsisten.
Akhirnya,
andai saja KNPB mengorbankan kredibilatas dan netralitasnya dan bersedia
berkompromi dengan WPNCL dan NRFPB, masih ada sayap militer OPM yang
sama sekali tidak diikutkan dalam pertemuan ini. Penembakan yang terjadi
di Papua[7]adalah
bukit nyata yang diberikan oleh sayap militer OPM bahwa kelompok mereka
mampu menunjukan eksistensinya juga di Papua. Perang eksistensi
organisasi-organisasi turunan OPM akan dimulai, entah siapa yang menang
atau kalah, kedamaian di Papua akan menjadi korbannya.
SUMBER: http://politik.kompasiana.com/2014/07/29/posisi-penting-komite-nasional-papua-barat-knpb-dalam-diplomasi-perjuangan-papua-di-vanuatu-677044.html
SUMBER: http://politik.kompasiana.com/2014/07/29/posisi-penting-komite-nasional-papua-barat-knpb-dalam-diplomasi-perjuangan-papua-di-vanuatu-677044.html
[1] http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:PBbUJV2asRQJ:tabloidjubi.com/2014/07/14/jalan-baru-ke-msg-kelompok-pembebasan-papua-rencanakan-rekonsiliasi-di-vanuatu/+&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a
[7] http://news.okezone.com/read/2014/07/29/340/1018940/kronologis-penembakan-anggota-polri-di
Blogger Comment
Facebook Comment