Pages

Pages

Rabu, 09 Juli 2014

Ribuan Mahasiswa Papua Boikot Pilpres 9 Juli 2014

Solidaritas Mahasiswa Papua
Manado – Ribuan Mahasiswa Papua di Sulawesi Utara (Sulut) mengumumkan Pemboikotan Pemilihan Presiden 9 Juli 2014, besok hari, hal tersebut disampaikan Koordinator Solidaritas Pemuda Mahasiswa dan Masyarakat Papua di Sulut, Hizkia Meage kepada sejumlah wartawan sore tadi.

“Atas nama rakyat Papua barat, kami tidak akan ikut pesta demokrasi alias GOLPUT dalam pemilihan Presiden yang dilakukan oleh sahabat sebangsa kami yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 09 April 2014. Oleh karena itu, pada ruang demokrasi ini kami segenap generasi rumpun Melanesia yang berstudi di luar dari tanah cendrawasih khususnya wilayah Sulawesi Utara dapat mengambil sikap untuk mendukung pemboikotan Pilpres 2014 di tanah Papua Barat karena aktifitas Pemilu di atas tanah suci itu merupakan sikap pemerintah yang sangat keliru dan illegal,” ujar Hizkia kepada sejumlah wartawan.

“Tanah, air, udara dan Manusia Papua yang dicaplok secara paksa melalui mekanisme versi Indonesia dengan menggunakan metode Musyawarah yakni satu orang mewakili seribu orang, kami menilai sangat cacat hukum secara versi hukum Internasional maka harus ditinjau kembali demi keselamatan Manusia Papua barat dinegrinya,” sambungnya.

Lanjut dikatakannya, kurang lebih 5000 Mahasiswa Papua di Sulut melalui momentum pesta demokrasi bangsa Indonesia pada tanggal 09 April 2014 ini kami yang tergabung dalam Solidaritas Pemuda Mahasiswa dan Masyarakat Papua secara jujur,adil, terbuka dengan tulus hati di atas tanah minahasa ini menyatakan bahwa sangat menghargai pesta demokrasi yang akan dilaksanakan. Dan dalam pernyataan yang sama pula kami menghimbau kepada seluruh warga Sulawesi Utara untuk memahami, mengerti dan mendukung perjuangan serta keberadaan kami sebagai sesama manusia yang memiliki nilai sama di mata Sang Pencipta yang Maha Tinggi.

“Pilpres bukan solusi bagi kami, kami menginginkan Referendum untuk penyelesaian persoalan di Papua, kami sudah sakit hati dengan perilaku TNI/POLRI,” jelasnya.

Dirinya juga mewarning TNI/POLRI melalui Intelenjennya yang diduga melakukan Sweeping terhadap Mahasiswa Papua di Asrama, tempat kos dan kontrakan serta gubuk. “Kami tidak suka adanya dengan gaya intelejen, jika tidak diindahkan maka seluruh Mahasiswa Papua di Sulut akan kembali ke Tanah Air kami Papua. Kehidupan kami tidak tenang karena Intelejen,” tegas Meage. (yusak)

SUmber :  www.beritamanado.com