Ratusan warga saat datang ke TPS di kota Jayapura untuk mencoblos. Foto: merdeka.com |
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menegaskan, ratusan orang yang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan mengenakan pakaian adat (koteka, moge, busur dan panah) di kota Jayapura adalah murni rekayasa.
"Ini bukti eksploitasi dan manipulasi suara rakyat West Papua. Tindakan yang memaksa dan menyogok partisipasi rakyat West Papua oleh TNI/Polri adalah suatu pemerkosaan terhadap jati diri dan martabat bangsa Papua," kata Ketua KNPB, Victor Yeimo dalam keterangan yang diterima majalahselangkah.com, malam ini, Rabu (09/07/14).
Tapi juga, kata dia, ini pertanda bahwa rakyat Papua telah berhasil melakukan sikap boikot Pilpres.
"Rakyat Papua telah menyatakan boikot dan karena itu ada yang fasilitasi sekelompok orang Papua untuk datang dengan pakaian adat ke TPS. Lalu, dikatakan itu partisipasi tinggi diliput media nasional," tulisnya.
Padahal, kata dia, "Hampir semua daerah sunyi dan rakyat West Papua 80% tidak ikut mencoblos, hanya orang migran pendatang yang coblos, makanya tidak ada cara lain selain TNI dan Polri harus menyogok segelintir warga Papua untuk mencoblos agar diliput media nasional."
Victor menegaskan, "Ini tolak ukur kami bahwa rakyat sudah siap untuk menentukan nasibnya sendiri". (GE/Admin/MS)
"Ini bukti eksploitasi dan manipulasi suara rakyat West Papua. Tindakan yang memaksa dan menyogok partisipasi rakyat West Papua oleh TNI/Polri adalah suatu pemerkosaan terhadap jati diri dan martabat bangsa Papua," kata Ketua KNPB, Victor Yeimo dalam keterangan yang diterima majalahselangkah.com, malam ini, Rabu (09/07/14).
Tapi juga, kata dia, ini pertanda bahwa rakyat Papua telah berhasil melakukan sikap boikot Pilpres.
"Rakyat Papua telah menyatakan boikot dan karena itu ada yang fasilitasi sekelompok orang Papua untuk datang dengan pakaian adat ke TPS. Lalu, dikatakan itu partisipasi tinggi diliput media nasional," tulisnya.
Padahal, kata dia, "Hampir semua daerah sunyi dan rakyat West Papua 80% tidak ikut mencoblos, hanya orang migran pendatang yang coblos, makanya tidak ada cara lain selain TNI dan Polri harus menyogok segelintir warga Papua untuk mencoblos agar diliput media nasional."
Victor menegaskan, "Ini tolak ukur kami bahwa rakyat sudah siap untuk menentukan nasibnya sendiri". (GE/Admin/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com