PAPUA--Memperingati
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Papua, mama Papua asal Timika bernama
Auweeumau A. menjual bermacam-macam Kerajinan Tangan Noken dengan
motif Bendera Negara Papua Barat yakni "BINTANG KEJORA", di Pasar
central jalan Irigasi Timika-Papua.
Mama
, sangat senang dan bangsa saat dia menjual puluhan hasil anyaman
Noken di Pasar umum, pada hal disamping dia berbagai pedangan dari Jawa,
Sulawesi, Makasar, (Orang Non Papua), menjual dengan alat-alat produk
lainnya, dia juga berani bersaing dengan hasil Kerajinan tangan
sendiri
Di
Pasar Central mama Auwe menepati dua meja besar dengan meletakan
berbagai Noken, saat ditemui, ditanya, mama bagimana pendapatan
seharian? tetapi mama sempat bilang, anak saya jual bukan untuk
mendapat keuntungan, tapi saya harus menjual noken ini sebagai simbol
untuk menghargai Jati diri Bangsa Papua. dengan kata yang penuh tegas.
"Mama
mulai jelaskkan harga noken satu per satu, mulai dari Rp. 100.000;
sampai 30. 000;. tergantung sesuai dengan ukuran noken, jika ukuran
noken besar maka harga mencapai hanya 100 biru rupiah,". kata mama
Papua.
Ditanya
lagi, mengapa mama jual bergambar Bintang Kejora? mama diam sambil
senyum dan gembira, satu menit kemudian mama mulai jelaskan noken-noken
yang mama jual, mama jual gambar Bintang Kejora sebagai Nasionalisme
Identitas Budaya asli Bangsa Papua, itu sebabnya mama jual banyak disini
supaya orang Papua dan Pendatang lewat disini mereka melihat hasil
karya mama
"lalu
selanjutnya mama jual Noken motif Rasta karena itu sebagai runpun
hitam kulit rambut keriting". dan noken-noken warga lainnya sesuai
dengan koleksi pribadi. kata mama di tengah pasar.
Selanjutnya
Noken Papua sendiri, dinyatakan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO
di Paris pada 4 Desember 2012 lalu, oleh Ketua Lembaga Ekologi Papua,
Titus Chris Pekey. sebagai pengagas Noken Papua.
Tas
rajutan atau anyaman multifungsi kerajinan tangan rakyat Papua, Noken,
resmi masuk dalam Daftar UNESCO Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage).
Keputusan itu diketuk palu oleh Arley Gill dari Grenada. Gill menjadi
ketua Sidang Komite Antar-Pemerintah ke-7 untuk perlindungan Warisan
Budaya Takbenda di Markas UNESCO di Paris, Prancis. (UN/admin)
Sumber: www.umaginews.com