Degoo dan Nesta foto di kantor KNPB Pusat Jayapura West Papua |
Karena takut kami harus lari ke Mosby Papua Neuw gunia sebab
perlakukaan militer Indonesia pada kami pada tahun 1961 setelah Presiden
Indonesia Soekarno mengeluarkan TRI-KORA itu Militer datang untuk
memaksakan papua bergabung dalam Indonesia dan Indonesia dengan
kebrutalan pembantaian, pemusnahan di papua barat memaksakan papua
bergabung dalam Negara Indonesia. Dengan jargo-jargo militer Indonesia,
Indonesia berhasil menggabungkan papua ke dalam Indonesia dengan paksa
dan di bawah tekana militernya.
Waktu saya duduk kelas 3 sekolah
dasar saya dan keluarga saya takut karena perlakuan militer Indonesia
yang biadap itu maka kami dari biak lari ke mosby PNG sebab militer
Indonesia saat itu menjalankan operasi-operasi membunuh dan membatai
rakyat papua.
Saat itu saya dan keluarga saya pergi meninggalakn
kota kami biak irian jaya sekarang west papua, bapak dan mama saya bawah
saya ke sana semenjak saya masih kecil saat itu saya duduk di sokolah
dasar kelas 3 di salah satu sekolah di biak, semenjak Indonesia datang
dan memaksakan papua masuk ke dalam Indonesia dengan kekuatan militernya
dan menjalankan operasi-operasi secara besar-besaran di suluruh tanah
papua baik dari sorong sampai samarai.
Ketakutan, gementar,
penekanan dari militer Indonesia, penangkapan, pembunuhan sili berganti
datang setiap detik. Banyak nyawa dihilangkan oleh militer Indonesia
dengan paksa saat-saat itu.
Pada malam hari militer masuk ke
rumah kami dan memukul kami di dalam sampai Saya juga pernah kencing
jelana saat itu karena dengan paksa militer Indonesia dobrak pintu kami
dan memukul ayah saya dan saat itu juga sempat mereka menangdang saya
lapis dengan bambu-bambu.
Karena ketakutan akan pemaksaan itu
silih berganti datang maka bapak dan mama saya memawa kami menuju ke
Mosby PNG bersama beberapa tatangga yang di samping rumah kami, yang
berdekatan dengan rumah kami.
Sesampai di sana, saya bersama
keluarga saya dan beberapa tetangga itu di berikan rumah oleh mereka
yang ada di tempat itu. Karena mereka telah mengetahui dan mendengar
dari orang bawah ada operasi militer Indonesia di tanah papua dan warga
papua ada yang mengungsi ke PNG, maka warga setempat macam Mosby, Hutun
dan tempat yang lebih cepat di jangkau itu telah menyediakan tempat
untuk kami dan menyuru kami tinggal dan beristrahat untuk para pengungsi
disitu.
Bapak saya dan mama saya masukan saya disalah satu
sekolah dasar di tempat itu, saya mengikuti pelajaran dan mnimba ilmu
disana saya bersama teman-teman juga dari papua menimba ilmu, kami
banyak juga dari west papua, karena rata-rata di kelas itu maka guru
kami Menyuruh kami untuk nyanyikan lagu Kebangsaan dari West Papua “HAI
TANAHKU PAPUA” kami serentak nyanyikan lagu itu, karena kami tahu bawah
lagi itu lagu Kebangsaan kami. Saat itu saya merasa kami telah merdeka
karena di kelas itu kami nyanyikan lagu Kebangsaan kami dengan meria dan
merdu. Dalam hati saya berteriak PAPUA MERDEKA, PAPUA MERDEKA.
Operasi militer Indonesia, pembantaian, pengejaran terus dilakukan oleh
bangsa Indonesia, karena kami takut kami tidak pulang lagi ke biak
papua, kami menetap di mosby hingga tiga tahun kemudiann lalu kami
pulang, namun kami di papua masih hidup dalam tekanan militer Indonesia
dari tahun 1962 saat UNTEA menyerakan papua ke tangan Indonesia, dan
Indonesia mnjalankan pemerintahan dengan kekejaman militernya dan
memunuh dan mambantai rakyat papua. hingga saat ini kami masih hidup di
awah tekanan militer Indonesia dan penjajahan Indonesia.
By Che De Goo