Pages

Pages

Jumat, 02 Mei 2014

Peringatan Aneksasi 51 Tahun AMP gelar Diskusi dan Pemutaran Video Manipulasi Sejarah Papua

SaatPembacaan Penyataan Sikap (foto/ASAM)
Bogor - Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bogor  telah  menggelar  diskusi “komunikasi Interaktif dan Pemutaran Video sejarah” Peringatan  aneksasi 51 tahun  Papua Barat  di Indonesia. (1 Mei 2014),di Tanah Sareal Bogor.

Melihat dari keabsahan sejarah Papua di Indonesia bahwa  wilayah Papua dimasukan secara paksa lewat manipulasi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) oleh Indonesia 1969  dengan bantuan Belanda, Amerika dan  PBB, wilayah Papua dijadikan wilayah jajahan baru.


Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) 1969 merupakan catat hukum Internasional karena  semua penduduk sipil di Papua  tidak dilibatkan dan dilakukan dengan kekerasan di bawah moncong senjata. Kemudian jumlah pemilih saat itu hanya 1075 orang dari seluruh penduduk Papua yang ada  pada waktu itu.
 
Ketua Panitia  Yance Kotouki mengatakan kegiatan yang dilakukan untuk memprotes dimana  sejarah buruk yang telah terjadi di Tanah Papua secara paksa di integrasikan ke Negara Kesatuan Republik Indonesia pada abad ke 20. Kegiatan ini sangat penting terlebih pada kawan – kawan Papua di seluruh dunia karena kami dianiaya, disiksa, dibunuh  melalui berbagai cara.  Kami mengejar keadilan, kebenaran harus ditegakan melalui forum perserikatan bangsa – bangsa (PBB).  

Lanjut dia, kegiatan ini juga merupakan Flash back sesama yang akan memberikan wawasan dan pengetahuan yang berperang penting untuk kemajuan pergerakan perjuangan pembebasan Papua Barat. ( ungkapnya).
  
Anggota aliansi mahasiswa Papua  Andreas Adii, mengatakan perserikatan bangsa – bangsa (PBB) sebagai  pihak yang harus bertanggung jawab dalam kasus besar  ini namun membiarkannya. Sambung dia,  PBB sebagai forum yang terhormat maka segera mencabut resolusi 2504  sebagai  rasa tanggungjawab  untuk menghormati sesama manusia di muka bumi.

AMP Komite Kota Bogor menuntut segera berikan  kebebasan dan Hak Menentukan Nasip Sendiri sebagai solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua. 
 
Oleh : MaGo