Solidaritas Mahasiswa Peduli Tapol/Napol (Jubi/Aprila) |
Jayapura,
2/4 (Jubi) – Solidaritas Mahasiswa Peduli Tahanan dan Narapidana
Politik (Tapol/Napol) Papua meminta negara segera membebaskan
Tapol/Napol Papua tanpa syarat.
Alfa Rohrohmana, KoordinatorSolidaritas
mengatakan, mencermati realitas sosial politik Orang Asli Papua, rumpun
Melanesia di Tanah Papua yang telah berintegrasi dengan Indonesia
selama lima puluh tahun, lebih telah melahirkan konflik politik
aneksasi atas wilayah Tanah Papua dan pemasungan hak-hak politik yang
mengakibatkan ribuan korban jiwa melayang.
“Kami
ingin mengumumkan kepada dunia internasional tentang pembungkaman
demokrasi atas hak-hak kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat
di muka umum secara bebas tentang hak-hak politik, sosial, ekonomi dan
budaya,” kata Alfa melalui rilis yang diterima tabloidjubi.com, Rabu
(2/4).
Aksi solidaritas ini dilakukan di tiga titik yaitu Kampus Uncen Baru, Waena; Merpati Abepura dan Kampus Uncen Lama,
Abepura. Dari hasil pantauan di lapangan, dua orang mahasiswa yang
tergabung dalam solidaritas ini yaitu Alvares Kapissa dan Yali Wenda
ditangkap aparat kepolisian Resort Kota Jayapura.
“Aksi
Solidaritas Tapol/Napol Papua hari ini, dua mahasiswa ditangkap di
Kampus Uncen Perumnas III, pada Pkl. 11.00 WIT atas nama Alvares Kapissa
dan Yali Wenda,” kata Harun, salah satu anggota solidaritas melalui
pesan singkatnya.
Solidaritas
mahasiswa ini menyatakan dukungan penuh pada pembebasan Tapo/Napol
Papua di seluruh wilayah Indonesia dengan pembebasan tanpa syarat dengan
dukungan Amnesty Internasional, para pekerja HAM di dalam dan luar negeri.
Pihaknya
juga mendesak PBB segera mengagendakan dan memediasi penyelesaian
status politik Papua Barat antara Indonesia dan Papua yang telah
dipidatokan dalam persidangan Dewan HAM PBB, 4 Maret 2014 di Swiss,
Genewa oleh Perdana Menteri Vanuatu, Moana Carcases Kalosil. (Jubi/Aprila)
Sumber : www.tabloidjubi.com