Kelompok 4 praktek Muatan Lokal (Mulok) di SMP N 1 Tigi, Wakeitei, Kabupaten Deiyai.(Jubi/Ones Madai) |
Deiyai, 1/3 (Jubi)-Pakailah
busana adat, koteka dan moge, karena pakaian itu melambangkan jati diri
suku bangsa MEE. Dan kemanapun anda pergi jangan pernah lupakan koteka
dan moge, sekalipun anda pergi melanjutkan kuliah di kota studi lain.
Demikian
pesan Petrus Adii, pengajar mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Tigi, ketika memberikan arahan untuk
pelaksanaan praktek drama berbusana koteka dan moge bagi siswa kelas
tiga, di halaman SMP N 1 Tigi, Wakeitei, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai,
Papua, Jumat (28/2).
Praktek drama ini digelar utuk memenuhi nilai mata pelajaran muatan Lokal,
“Bagi siswa kelas tiga SMP, wajib mengenakan koteka dan moge untuk nilai muatan lokal,”kata Petrus.
Menurut
Petrus, berdasarkan pengalaman yang diperoleh selama menjadi guru
muatan lokal, banyak terjadi perubahan. Generasi kini merasa malu
mengenakan busana adat. padahal, kata petrus, mestinya setiap insan
dapat menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budayanya sendiri.
“Lestarikan budaya sebagai warisan sang leluhur,”katanya.
Bagi
siswa yang berasal dari luar dari suku MEE, menurut Petrus, diminta
untuk mengenakan busana adat sesuai dengan sukunya masing-masing. “Saya
sudah perintah semuanya gunakan busana adat sesuai dengan
sukunya,”katanya.
Ketika tabloidjubi.com menjumpai
salah satu siswa kelas tiga di SMP N 1 Tigi yang tidak mengenakan
busana adat, Irfan Efendy, mengatakan, dirinya tidak tahu-menahu soal
pakaian adat dari daerahnya. Karena, orang tuanya tidak menyediakannya.
“Saya tidak ada pakaian adat, saya sudah izin pak guru juga,”ungkapnya. (Jubi/HOM)
Sumber : www.tabloidjubi.com