Pages

Pages

Rabu, 05 Maret 2014

PEMEKARAN BUKAN SOLUSI BAGI RAKYAT PAPUA

Jumpa Pers (Jubi/Aprila)
Jayapura, 5/3 (Jubi) – Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Cenderawasih (MPM Uncen) dan Perhimpunan Mahasiwa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menilai, pemekaran bukanlah solusi bagi Rakyat Papua.

“Dengan mencermati dinamika sosial di Tanah Papua, pemekaran sering hanya menjadi komoditas politik bagi para elite politik lokal hanya untuk mengeruk keuntungan pribadi maupun kelompok,” ungkap Thomas Ch. Syufi, salah satu anggota Pengurus Pusat PMKRI dalam jumpa pers di Prima Garden Caffee, Abepura, Jayapura, Rabu (5/3)

Menurut Prima, sejak reformasi bergulir di tanah air telah melahirkan beberapa agenda substansial bagi proses pembangunan bangsa dan negara. Salah satu dari agenda substansial itu adalah desentralisasi, yaitu kebijakan otonomi daerah termasuk di dalamnya Otonomi Khusus untuk Papua yang seharusnya memberikan atmosfer kebebasan kepada setiap daerah agar dapat mengurus diri sendiri.

“Bersamaan dengan itu, pemekaran daerah juga dapat berlangsung. Namun, kenyataan pemekaran daerah sama sekali tidak memberikan dampak signifikan bagi perbaikan hajat hidup orang Papua. Artinya, pemekaran bukan solusi,” kata Thomas.

Leo Himan, Ketua Umum MPM Uncen, menilai pemekaran justru menyengsarakan rakyat Papua karena hanya melahirkan orang kaya baru, yaitu pejabat yang kemudian lebih banyak menjadi turis ketimbang menjadi abdi rakyat.

“Mereka membangun ‘kandang-kandang besar’ dan mewah untuk dihuni berbagai jenis binatang seperti Phanter, Kuda, Kijang Terrios, Avanza, Inova, dan lain-lain,” kata Leo.

Menurut Leo, pemekaran yang diserukan politikus lokal hanya untuk kepentingan mereka sendiri dan bukan untuk kemajuan rakyat di daerahnya.
“Pemekaran jelas-jelas menjadi ancaman bagi lingkungan di Papua. Nilai manfaat hutan bagi kelangsungan hidup Orang Papua semakin memprihatinkan,” tandasnya. (Jubi/Aprila)