Jumpa Pers (Jubi/Aprila) |
Jayapura, 5/3 (Jubi) – Majelis Permusyawaratan Mahasiswa
Universitas Cenderawasih (MPM Uncen) dan Perhimpunan Mahasiwa Katolik
Republik Indonesia (PMKRI) menilai, pemekaran bukanlah solusi bagi Rakyat Papua.
“Dengan mencermati dinamika sosial di Tanah Papua, pemekaran sering
hanya menjadi komoditas politik bagi para elite politik lokal hanya
untuk mengeruk keuntungan pribadi maupun kelompok,” ungkap Thomas Ch.
Syufi, salah satu anggota Pengurus Pusat PMKRI dalam jumpa pers di Prima
Garden Caffee, Abepura, Jayapura, Rabu (5/3)
Menurut Prima, sejak reformasi bergulir di tanah air telah melahirkan beberapa agenda
substansial bagi proses pembangunan bangsa dan negara. Salah satu dari
agenda substansial itu adalah desentralisasi, yaitu kebijakan otonomi
daerah termasuk di dalamnya Otonomi Khusus untuk Papua yang seharusnya
memberikan atmosfer kebebasan kepada setiap daerah agar dapat mengurus
diri sendiri.
“Bersamaan dengan itu, pemekaran daerah juga dapat berlangsung.
Namun, kenyataan pemekaran daerah sama sekali tidak memberikan dampak
signifikan bagi perbaikan hajat hidup orang Papua. Artinya, pemekaran
bukan solusi,” kata Thomas.
Leo Himan, Ketua Umum MPM Uncen, menilai pemekaran justru
menyengsarakan rakyat Papua karena hanya melahirkan orang kaya baru,
yaitu pejabat yang kemudian lebih banyak menjadi turis ketimbang menjadi
abdi rakyat.
“Mereka membangun ‘kandang-kandang besar’ dan mewah untuk dihuni berbagai jenis binatang seperti Phanter, Kuda, Kijang Terrios, Avanza, Inova, dan lain-lain,” kata Leo.
Menurut Leo, pemekaran yang diserukan politikus lokal hanya untuk
kepentingan mereka sendiri dan bukan untuk kemajuan rakyat di daerahnya.
“Pemekaran jelas-jelas menjadi ancaman bagi lingkungan di Papua.
Nilai manfaat hutan bagi kelangsungan hidup Orang Papua semakin
memprihatinkan,” tandasnya. (Jubi/Aprila)
Sumber : www.tabloidjubi.com