Bagau Krismas (foto,FB) |
Pada
saat yang sama diajari berjalan bersamamu untuk memilih kesempatan
yang sama dan kesempatan yang sama membereskan moralitas.
Kritik Eropa moderen lahir dari suatu perjuangan melawan negara absolut. Dalam rezim yang represif itu, pada abad ke tujuh belas dan ke delapan belas, kaum borjugis Eropa mulai membentuk suatu “ruang bicara” terpisah yang khusus, yaitu suatu ruang yang diwarnai oleh pertimbangan rasionaldan kritik yang tercerahkan, bukan keputusan-keputusan yang tercak atau kasar dari plitik otoriter.
Sekarang berada pada abat 22 inimanusia sudah ada kebebasan kritik. Kritik yang membangun bukan mementingkan diri atau bisa juga ABS. Ruang ringkup publik pun mulai rasakan hal demikian. Manusia masa kini tidak bisa mempertahankan kritik yang terpenjarah di dalam dirinya sendiri menjadi penyakit tetapi di ungkapkan dengan berbagai cara, namun pisau analisa diperkuat dan dipertajam tetapi pada tempatnya.
Peradaban manusia sekarang berada pada pemikiran yang subtansinya mempertahankan pemikiran yang pada dasarnya tidak jelas. Asumisi positif dan negatif selalu membarengi seluruh dimenis kehidupan sulit dibedakan. Mana fungsi kritik dan mana yang bukan fungsi kritik. Paradigma berpikir selalu memberengi postpositifisme yang menyeret pada arena kenyataan hidup. Manusia selalu mengandalkan pada super membuat dinamika kehidupan menjadi instan. hidup adalah sebuah perjuangan mencari dalam kehidupan yang realitisnya ada dalam pergumulan. Sebuah perjuangan itu juga menjadi proses dinamika. Kegagalan berpikir pun menjadi awal batu loncatan.
Semua yang kita pikir dan dianggap benar tetapi menurut orang lain menganggapnya salah. Melihat kontradiksi ini terjadi maka di era praneter ini seharusnya mempertebar jaringan dengan mencari solusi namun hal ini sering dihiraukan karena ambisi membelengu diri didalamnya dan menganculkan sebuah penawaran otoriter pada pemikiran yang berorentasi pada erah preneter yang tumbuh dan berkembang pada akal npemikirannya.
Andaikata manusia berusaha memisahkan gunung dengan cita-citanyan tetapi tidak bisa karena ketidakmampuan. Kelebihan dan kelemahan selalu ada bersama. Ada selalu melampau semua pengertian pada subtansi itu sendiri. Persoalan dinamika perlu disesuaikan dengan dengan memahami dan mengerti dan mengintropeksi diri yang pada tempatnya.
kapankah kita harus melangkah bersama menangkapi kehidupan yang nyata.
jangan menyakiti diri selagi orang lain menyakiti pada kesempatan yg sama. Peradaban selalu menyerseret pada kehidupan cinta yang penuh kalbu mengalungi kehidupan yang pada tingkat budaya manusia dan manusia budaya.
Manusia selalu asosial pada titik subjektif pada pola berpikir yang membingungkan namun bersaman pula objek dalam objektif untuk menarik sebuah interaksi positif menjadi negatif. Hal ini terjadi ketika salah mengamati dan salah kaprah atau sebaliknya mengamati secara keseluruhan.
Untuk meyakingkan subtansi pada era praneter yang terus di ambang pintu ini atau kadang orang mengatakan siap lepas landas itu mengungkapkan intensionalitas secara integeral pada integeritas untuk memberi pemahaman secara rasionalitas.
Ada kesadaran untuk mengungkapkan atau orang berbicara atau orang berbicara dengan bertolak dari situasi tertentu dengan tradisi, kebudayaan, situasi ekonomi, politik, sains dsb menjadi bagian yang unisitas. Manusia tidak bisa menjadi otentitas atau sebaliknya orang merasa terlibat sebagai pribadi dalam pembicaran bersama menjadi memperlai. Asumsi selalu diungkapkan dalam kata. Kata selalu ada bersama dan hidup bersama sebagai budaya manusia. Manuasa budaya harus menjadikan sikap rasional. Dalam sikap ini manusia diangkap sebagai mitra kerja yang harus di pandang sebagai sederajat.
Pembiaran secara total bukan sebaliknya juga totalitaraian menjadi hipotesa maka anggapan ini harus menjadi functa dalam perjalanan dalam pengumulan hidup dengan tidak menyimpang. Manusia harus memanusiakan ketika kesadaran itu ada bersama. Jika manusia bijjaksana untuk mengamati maka jawaban kepastian juga tidak mungkin menjadi adil karena ia orang bijak. Situasional bisa mengubah paradqma berpikir maka akan berubah menjadi manusai tak ada akal.
Kuran jelas untuk mengungkapkan dan mengambil kebijakan hanya saja manusia yang mempelajarinyalah yang bisa selamat dari dan untuk diri sendiri. Melebar dari apa yang menjadi opsi adalah mencari untuk dan agar menemukan kelemahan yang menjadi salah tempat.
pada saat yang sama diajari berjalan bersamamu untuk memilih kesempatan yang sama. cinta berjalan didalam kehidupan yang nyata untuk memberi pengertian dalam perjalanan mencari. Perbedan presepsi bisa digadaikan untuk merubah tetapi sampai pada memojokan maka manusia berusaha untuk dapat meminta molaritas untuk melukiskan namanya di dalam telapak tanggan sebab manusia melihat hal itu menjadi manusiawi. Manusia untuk melihat dan mengalami dinamika yang selalu dalam pengertian yang sama untuk mencari pemahaman yang pada tempatnya hal yang wajar untuk didoktrin. Didoktrin sebagai suatu kontribusih yang baik demi membangun solidaritas bukan sebagai sepekulasi yang mengundang cerita dongen atau anekdok.
Ditengah teka teki hidup manusia tidak bisa mengakui dalam ruang tertentu dan waktu tertentu atau sebaliknya dengan memakai konteks sebagai makna yang absolut. Dalam tindakan dan perbuatan tidak bisa tidak mengatakan ambigu yang tidak jelas yang dapat mendoktrin yang tidak pada tempatnya.
Suatu peristiwa selalu ada bersama yang selalu terus berlangsung yang tidak menghiraukan apa problem yang akan terjadi. Waktu terus berputar pada perputaran bumi ruang pun tunduk bersahaja mengamati dunianya. Seandainya kesadaran muncul dalam batin di mana peristiwa-peristiwa hidup dihayati, baik secara rasional dan maupun emosional bisa dijelaskan oleh sahabat dalam dunianya dengan berbagai cara. Dan hal itu pun diterima dan dimaknai menjadi sesuatu yang amat berharga dari pada tidak sama sekali terima dan selalu memunculkan opsi baru untuk menciptakan konflik holisontal.
Untuk menyelesaikan suatu problematika membutuhkan komunikasi yang intensif demi perubahan menjadikan agenda bersama. Komunikasi kritik selalu mengundang masalah. Peran komunikasi baik melalui tulisan maupun lisan mengundang orang untuk mengunakan pisau analisa yaitu nalar difungsikan bukan emosi difungsikan. Utamakan proses sebagi tujuan bukan dendaman dan kritik demi kritik melihat realita maupun berhadapan dengan situasi yang selalu ada dan untuk memberi pengertian pada tempatnya yang tidak jelas.
Memberi pengertian untuk bersama setelah mempertimbangkan adalah salah satu cinta sejati . cinta hanya ada dalam diri. diri menjadi tempat pergumulan hidup yang nyata membutuhkan pembiaran diri untuk meluangkan waktu untuk sedikit tenang dan refresih yang mendalam untuk memilah-milahkan irasional dan rasional secara argumentatif yang disodorkan dalam diri sendiri bukan kepada orang lain.
Dalam situasi demikian rasionalitas berpikir selalu dibudayakan. Budaya akan tercipta bila terdapat persamaan antara semua orang dalam membangun dunia dan hidup. Maka sebabnya adalah kesamaan wujud semua manusia. Manusia membangun dunia dan hidup manusia supaya menjadi manusiawi. Akan tetapi kesaman dalam membangun hidup pada suatu kelompok tertentu baru dipahami sungguh-sungguh bila diperhitungkan pengaruh komunikasi atas argument apapun karena argument apapun yang intensif timbullah kesaman cara hidup dalam pandangan hidup. Supaya menjadikan sesatu itu menjadi kebudayaan yang menghargai dan menghormati pada tempatnya. Masa lalu adalah sejarah, masa sekarang adalah kenyataan dan masa depan adalah ide-ide yang akan dipecahan atau sebaliknya sepekulasi yang berlum tercapai dan terpecahkan
Kebudayaan dalam keseluruhan pemahaman adalah suatu bentuk komunikasi. Manusia harus berangkat dari budaya. Sebab kebudayaan Indonesia adalah hasil komunikasi yang senantiasa melahirkan ide-ide baru anatar satu dengan yang lain.
Semua manusia tanpa kecuali dipengaruhi dan mempergaruhi suatu kebudayaan menjadi cara yang paling integeral. Sebab manuisa bertumbuh dalam kelompok maka manusia akan mengetahui di mana arti-arti tentang dunia dan manusia menjadi bagiannya. Manuisa mau tidak mau suka tidak suka ikut menjalangkan hidup bersama maka hal ini menjadi subjek dalam pergumulan hidup. Arti hidup dan dunia ini memang bukanlah suatu tambahan pada suatu arti tetapi saling memenuihi adalah persoalan memanusiakan manusia.
Pengaruh ilmu pengetahuan maka lebih lagi perubahan pandangan dunia dan hidup ini menjadi pertanyaan. Tidak mungkin hanya manusia saja yang bisa merubah pola berpikir dan bertindak agar bisa hidup bersama dan saling mempergaruhi yang akhirnya mengambil kesimpulan terakhir.
Mari bersatu, saling mendukung, ajan perdebatan tidak akan pernah selesai masalah tetapi mengalami persoalan dengan cara melihat, membuka dan membaca dan berusaha memahami dan mengkonteskan pada argument yang benar. Gugat dan menggugat dan atau jual menjual bukan pasar tetapi bersama menciptakan dunia baru menuju harapan.
Kita harus saling memberi pengetahuan demi kesempurnaan untuk semua manusia sebab semua manusia so pasti tidak sempurna. Dengan saling melengkapi menjadi salah satu cara membangun dunia perpikir secara fundamental dan hakiki yang berorentasi pada pemikiran radikalisme. Debat mendebat amat penting tetapi tidak bisa mempertahankan prinsip sementara orang lain melihat dan mempelajarinya salah.
Saling mengormati, menghargai pendapat dan keputusan orang bisa membawa dampak positif daripada berbicara persoalan keputusan final yang sudah berakhir. Dengan demikian hal yang diperhatihkan dan tidak perlu mulai ungkit mengungkit ke permukaan dengan berbicara persoalan yang tidak bisa di ganggu gugat sebenarnya tidak perlu demi kebaikan dan keselamatan bersama yang sashi.
Bagau Krismas yang sedang mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi ilmu pemerintahan di jogyakarta.