Media Papua – 31/3/- Herman Wainggai akan sampaikan situasi Demokrasi dan Protes tanpa kekerasan di Papua Barat dalam diskusi di kampsu Fairfax.
Dalam diskusi Heman Wainggai akan sampaikan situasi Papua sejak Papua dianeksasi oleh indonesia
hingga saat ini tentang pembangunan, Pelanggaran HAM, demokrasi,
kebebasarn berekspresi dan kekerasan yang ada di Papua seperti yang
kabarkan oleh media online http://scar.gmu.edu/
Berikut adalah Informasi diskusi yang di kelurkan oleh scar.gmu.edu
Silakan bergabung dengan kami untuk diskusi dengan Pak Herman
Wainggai , seorang aktivis politik tanpa kekerasan , mantan tahanan
politik dan share kisah perjuangan Papua Barat untuk emansipasi dari
grips dari lima puluh tahun hegemoni berkelanjutan di Indonesia yang
menetapkan penaklukan kekerasan dan manuver politik duplicitous untuk
mencegah suara Papua mencapai masyarakat internasional .
Sampai saat ini lebih dari 400.000 ( dan terus bertambah) masyarakt
adat Melanesia telah tewas dan 100.000 hilang . Konsekwensinya penduduk
asli Papua yang sekarang menjadi minoritas di tanah air
mereka dari 50 tahun sementara terus impunitas dan keuntungan ilegal
bagi militer Indonesia telah mendorong praktek genosida untuk
melanjutkan . Budaya dan suku sesuai Melanesia telah habis dan banyak
yang terancam dibatalkan secara permanen , cerita pasca – kolonial
familiar .
Mr Wainggai saat ini berada di daerah Washington DC
sebagai advokat internasional untuk Papua Barat dengan tujuan
menggalang dukungan AS bagi kemerdekaan Papua Barat . Ia telah
mendedikasikan dua puluh lima tahun hidupnya berjuang untuk kemerdekaan
Papua Barat sebagai kekerasan politik aktivis , pendidik , pemimpin dan
pelatih dari ribuan mahasiswa dalam seni perlawanan sipil tanpa
kekerasan Melanesia . Selain berbagi kisah perjuangan Papua Barat ,
Herman akan menjawab pertanyaan tentang apa itu demokrasi akan terlihat
seperti untuk Melanesia Papua Barat dan mengapa dukungan AS adalah link
penting dalam perjuangan mereka untuk kemerdekaan . Kisahnya menarik dan
kami yakin itu akan menjadi malam yang informatif dan kesempatan yang
luar biasa untuk lebih merenungkan saliency perlawanan tanpa kekerasan
sebagai sarana berprinsip dan efektif untuk mengerahkan perubahan
sosial.(MD/TY)