Pages

Pages

Senin, 31 Maret 2014

Diskusi Tentang Demokrasi dan Protes tanpa kekerasan di Papua Barat Di Kampus Fairfax,

Herman Wainggai
(Doc scar.gmu.edu)
Media Papua – 31/3/-  Herman Wainggai akan sampaikan situasi Demokrasi dan Protes tanpa kekerasan di Papua Barat dalam diskusi di kampsu Fairfax.

Dalam diskusi Heman Wainggai akan sampaikan situasi Papua sejak Papua dianeksasi oleh indonesia hingga saat ini tentang pembangunan, Pelanggaran HAM, demokrasi, kebebasarn berekspresi dan kekerasan yang ada di Papua seperti yang kabarkan oleh media online http://scar.gmu.edu/

Berikut adalah Informasi diskusi yang di kelurkan oleh scar.gmu.edu 

Silakan bergabung dengan kami untuk diskusi dengan Pak Herman Wainggai , seorang aktivis politik tanpa kekerasan , mantan tahanan politik dan share  kisah perjuangan Papua Barat untuk emansipasi dari grips dari lima puluh tahun hegemoni berkelanjutan di Indonesia yang menetapkan penaklukan kekerasan dan manuver politik duplicitous untuk mencegah suara Papua mencapai masyarakat internasional .

Sampai saat ini lebih dari 400.000 ( dan terus bertambah) masyarakt adat Melanesia telah tewas dan 100.000 hilang . Konsekwensinya penduduk asli Papua yang sekarang menjadi minoritas di tanah air mereka dari 50 tahun sementara terus impunitas dan keuntungan ilegal bagi militer Indonesia telah mendorong praktek genosida untuk melanjutkan . Budaya dan suku sesuai Melanesia telah habis dan banyak yang terancam dibatalkan secara permanen , cerita pasca – kolonial familiar .

Mr Wainggai saat ini berada di daerah Washington DC sebagai advokat internasional untuk Papua Barat dengan tujuan menggalang dukungan AS bagi kemerdekaan Papua Barat . Ia telah mendedikasikan dua puluh lima tahun hidupnya berjuang untuk kemerdekaan Papua Barat sebagai kekerasan politik aktivis , pendidik , pemimpin dan pelatih dari ribuan mahasiswa dalam seni perlawanan sipil tanpa kekerasan Melanesia . Selain berbagi kisah perjuangan Papua Barat , Herman akan menjawab pertanyaan tentang apa itu demokrasi akan terlihat seperti untuk Melanesia Papua Barat dan mengapa dukungan AS adalah link penting dalam perjuangan mereka untuk kemerdekaan . Kisahnya menarik dan kami yakin itu akan menjadi malam yang informatif dan kesempatan yang luar biasa untuk lebih merenungkan saliency perlawanan tanpa kekerasan sebagai sarana berprinsip dan efektif untuk mengerahkan perubahan sosial.(MD/TY)