TNI di kabupaten Puncak Jaya. Foto: jpnn.com |
Puncak Jaya, MAJALAH SELANGKAH -- Sumber majalahselangkah.com melaporkan, siang kemarin, Sabtu, (08/02/14), aparat TNI dan Polri kembali menggelar sweeping. Mereka bahkan bersenjata lengkap memasuki dan memeriksa senjata di dalam gedung Gereja Karubate, Puncak Jaya.
"Katanya dalam gedung Gereja disimpan senjata yang dirampas TPN/OPM waktu lalu itu," kata sumber itu.
Sumber lain yang dihubungi media ini dari Puncak Jaya, tadi malam mengatakan, pihaknya masih dalam kondisi ketakutan.
"Kami masih ketakutan ini. Dorang baku cari terus di sini, tadi periksa di gereja. Tentara tambah banyak. Kenapa begini terus, kami tidak bisa kerja."
Menanggapi kondisi ini, dalam keterangan yang diterima majalahselangkah.com, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua, Socratez Sofyan Yoman, meminta Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menghentikan tindakan-tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh aparat Polri dan TNI di Puncak Jaya.
"Saya meminta kepada bapak (SBY:red) supaya aksi-aksi biadab, kafir dan barbar dari aparat TNI dan POLRI terhadap gereja-gereja di Puncak Jaya HARUS dihentikan. Yang perlu kita jawab bersama adalah apakah benar senjata-senjata itu diambil oleh OPM dan disimpan dalam gereja?," tulis Yoman.
Yoman juga mempertanyakan, "mengapa kekerasan di Puncak Jaya sejak Pendeta Elisa Tabuni dibunuh oleh Kopasus pada 16 Agustus 2004 sampai tahun 2014 belum berhenti? Mengapa kekerasan dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Puncak Jaya dan Papua pada umumnya selama 50 tahun tidak pernah berhenti?"
Pendeta Yoman menilai, Pemerintah RI gagal membangun Papua karena masih menggunakan pendekatan keamanan dan kekerasan. (GE/MS)
"Katanya dalam gedung Gereja disimpan senjata yang dirampas TPN/OPM waktu lalu itu," kata sumber itu.
Sumber lain yang dihubungi media ini dari Puncak Jaya, tadi malam mengatakan, pihaknya masih dalam kondisi ketakutan.
"Kami masih ketakutan ini. Dorang baku cari terus di sini, tadi periksa di gereja. Tentara tambah banyak. Kenapa begini terus, kami tidak bisa kerja."
Menanggapi kondisi ini, dalam keterangan yang diterima majalahselangkah.com, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua, Socratez Sofyan Yoman, meminta Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menghentikan tindakan-tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh aparat Polri dan TNI di Puncak Jaya.
"Saya meminta kepada bapak (SBY:red) supaya aksi-aksi biadab, kafir dan barbar dari aparat TNI dan POLRI terhadap gereja-gereja di Puncak Jaya HARUS dihentikan. Yang perlu kita jawab bersama adalah apakah benar senjata-senjata itu diambil oleh OPM dan disimpan dalam gereja?," tulis Yoman.
Yoman juga mempertanyakan, "mengapa kekerasan di Puncak Jaya sejak Pendeta Elisa Tabuni dibunuh oleh Kopasus pada 16 Agustus 2004 sampai tahun 2014 belum berhenti? Mengapa kekerasan dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Puncak Jaya dan Papua pada umumnya selama 50 tahun tidak pernah berhenti?"
Pendeta Yoman menilai, Pemerintah RI gagal membangun Papua karena masih menggunakan pendekatan keamanan dan kekerasan. (GE/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar