Pages

Pages

Rabu, 05 Februari 2014

Laporan The Guardian Papua Dipukuli Dan Memiliki Senjata Diadakan Untuk Kepala 'dalam operasi militer

Militer Indoneisan bergerak menuju sebuah desa di wilayah Puncak Jaya .
Puncak Jaya - Sebuah laporan di surat kabar The Guardian kemarin menceritakan kisah mengejutkan dari interogasi kekerasan yang dilakukan oleh militer dan polisi Indonesia di sebuah desa di wilayah Puncak Jaya Papua Barat . Laporan ini menjelaskan bagaimana penduduk desa dibangunkan pukul 3 pagi dan satu per satu diinterogasi di halaman gereja . Salah satu korban menyatakan : " Kami ... dikelilingi oleh tentara yang menggunakan senjata ... Kami semua takut . "Yang paling mengejutkan bagian dari laporan berbunyi : " Korban mengatakan sedikitnya 200 polisi dan personel militer yang terlibat dalam dugaan operasi dan bahwa tujuh warga desa ditangkap . " Mereka dipukuli kemudian dibawa ke tempat penahanan di pos militer . " Di antara mereka yang ditahan adalah seorang pendeta , pekerja kantor dan lokal birokrat departemen pemerintah , katanya .Korban mengatakan ia dan warga lainnya ditendang dan dipukuli dengan popor senapan saat ditahan di gereja sampai tengah hari pada hari Minggu 26 Januari, dan bahwa mereka tetap " sangat takut " ." Situasi ini tidak cocok belum pergi ke kota . Masyarakat kosong . Ada lima gereja dan mereka juga sekarang kosong , "ujarnya saat Wali Australia berbicara kepadanya pada hari Selasa .Dua keluarga juga dipaksa dengan todongan senjata untuk membakar rumah-rumah mereka sendiri , katanya . "Interogasi mengikuti tingkat rendah pertempuran antara Tentara Nasional Indonesia dan bagian bersenjata Organisasi Papua Merdeka ( OPM ) . Namun OPM mengklaim tanggung jawab penuh atas tindakan mereka , " Kami melakukan semua tindakan sebagai tindakan perlawanan di Puncak Jaya , untuk menentukan nasib kita sendiri . Itu bukan masyarakat dan menteri gereja yang kejam mereka memperlakukan yang melakukan tindakan-tindakan , " seorang juru bicara OPM , Yunus Enumbi , mengatakan outlet berita Papua Barat Jubi .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar