Pertemuan Kapolres dengan tokoh adat, tokoh masyarakat dan wartawan. (JUBI/ISLAMI) |
Wamena, 1/1 (Jubi) – Selama tahun 2013 yang telah dilewati, masih
banyak catatan-catatan khusus bagi masyarakat maupun para tokoh adat,
tokoh agama di Kabupaten Jayawijaya.
Catatan khusus ini merupakan catatan masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Pastor John Jonga, Pr dari perwakilan Gereja Katolik mengakui, dari
catatan yang berhasil dihimpun selama tahun 2013 oleh pihaknya masih
terjadi pelanggaran HAM, berupa hilangnya hak hidup masyarakat yang
dalam hal ini dilakukan oleh oknum TNI dan Polri.
Diakui Pastor John, kehidupan ekonomi masyarakat yang semakin sulit
akibat program-program ekonomi yang menciptakan ketergantungan
masyarakat terhadap pemerintah dan hancurnya ekonomi tradisional
masyarakat asli Jayawijaya, dimana banyak kebun-kebun yang tidak diolah
dan sebagainya.
“Adapula harga barang kebutuhan pokok yang tinggi dan terkadang tidak menentu yang sangat membebani masyarakat dan mengganggu aktifitas masyarakat, misalkan menjelang hari raya Natal bensin naik menjadi Rp.100 ribu per liter,” ungkap Pastor John kepada wartawan di cafe Pilamo Wamena, Selasa (31/12).
Selain itu menurut catatanya Pastor John menilai masih buruknya
kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Wamena, di mana masyarakat
mengeluhkan kualitas obat dan harga obat yang tinggi, kesulitan air
bersih dan di beberapa wilayah Puskesmas ditinggalkan beberapa petugas
sehingga masyarakat tidak terlayani.
Angka HIV dan AIDS yang semakin tinggi pun menjadi catatan pihak
Gereja Katolik di Jayawijaya, selain masih rendahnya kualitas pendidikan
di mana program pendidikan gratis yang tidak berjalan, serta banyaknya
sekolah di wilayah pinggiran yang tidak beroperasi sehingga
mengakibatkan banyak anak putus sekolah dan sebagian anak menjadi anak
jalanan di Kota Wamena.
Sementara menurut Ketua Dewan Adat Suku Hubula di Lembah Baliem,
Yulianus Hisage dengan memperhatikan situasi selama 2013 yang terjadi,
dirinya berharap di tahun 2014 ini dan mendatang pihak keamanan dapat
lebih menghargai hak-hak masyarakat sipil, bertindak tegas terhadap para
pelaku kejahatan di Jayawijaya seperti pelaku pembunuhan, pemasok
minuman keras pemabuk yang membuat keributan.
“Kepada pemerintah Kabupaten Jayawijaya juga kami harapkan dapat mengevaluasi kembali program-program khususnya program ekonomi, agar lebih menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat, mengontrol harga barang dan jasa di Kota Wamena, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Wamena dan Puskesmas-puskesmas termasuk program Jamkesda serta meningkatkan kualitas pendidikan,” kata Yulianus Hisage kepada wartawan.
Disisi lain Kapolres Jayawijaya, AKBP Johnny Eddizon Isir, S.ik, MTCP
yang menjadi fasilitator pertemuan wartawan di Wamena bersama tokoh
adat dan tokoh agama mengakui, apa yang telah menjadi masukan bagi pihak
keamanan dalam hal ini kepolisian menjadi bahan evaluasi agar dapat
lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang.
“Polisi tidak bisa bergerak tanpa bergandengan tangan bersama dalam mencegah segala sesuatu konflik yang terjadi, sehingga di tahun 2014 diharapkan setiap potensi yang ada bisa dicegah sehingga tidak terjadi konflik,” tandas Kapolres.
Kapolres menambahkan, di tahun 2013 dengan berbagai kegiatan provinsi
maupun kabupaten seperti Pesparawi, Pemilukada hingga Festival Buduaya
Lembah Baliem dilalui dengan aman dan damai tanpa terjadi gangguan
keamanan.
Maka dari itu, di tahun 2014 ini dengan dihadapkan pada kegiatan
nasional yaitu pemilihan legislaif dan pemilihan presiden, sehingga
dirasakan Kapolres butuh suatu kebersamaan dari seluruh elemen
masyarakat di Jayawijaya secara khusus untuk terus menjaga keamanan,
ketertiban.
“Situasi kondusif di Jayawijaya bukan semata-mata berkat kinerja pihak Polres saja, tetapi semua elemen masyarakat baik itu pemerintah, tokoh adat, tokoh agama dan lainya. Maka dari itu, kita ingin ciptakan Papua yang lebih damai di 2014 apalagi jelas pesta demokrasi di seluruh Indonesia,” ungkapnya. (JUBI/ISLAMI)
Sumber : www.tabloidjubi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar