Pembela HAM, direktur Baptist Voice Papua Matius Murib. Foto: Ist |
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Pembela HAM, direktur Baptist
Voice Papua Matius Murib malam ini kepada majalahselangkah.com mendesak
kepada semua pihak, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentara
Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka untuk hentikan kekerasan.
Matus mengatakan hal itu terkait kontak senjata antarTNI dan TPN/OPM di Pintu Angin, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua yang mengakibatkan dua orang tewas, Jumat, (24/01/14) lalu. Ketika itu, masing-masing dari pihak TNI atas nama Pratu Sugianto. Sementara, korban tewas dari pihak TPN/OPM bernama Endenak Telenggen.
Hingga hari ini, Minggu, (26/01/13), aksi tembak-menembak antar TNI dan TPN/OPM berlanjut. Akibatnya, masyarakat di Puncak Jaya tidak bisa beribadat hari Minggu.
"Hentikan konflik kekerasan, idiologi Papua Merdeka bisa diajak negosiasi damai tanpa kekerasan apalagi perang," kata dia.
Menurut Mateus, "Ini era modern bukan zaman batu. Operasi aparat keamanan harus profesional. Semua pihak harus memilih jalan damai dalam mencapai tujuannya bukan kekerasan, sudah tidak ada tempat lagi konflik dan kekerasan tumbuh subur di tanah Papua. Stop kekerasan dan cinta damai." (Yermias Degei/MS)
Matus mengatakan hal itu terkait kontak senjata antarTNI dan TPN/OPM di Pintu Angin, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua yang mengakibatkan dua orang tewas, Jumat, (24/01/14) lalu. Ketika itu, masing-masing dari pihak TNI atas nama Pratu Sugianto. Sementara, korban tewas dari pihak TPN/OPM bernama Endenak Telenggen.
Hingga hari ini, Minggu, (26/01/13), aksi tembak-menembak antar TNI dan TPN/OPM berlanjut. Akibatnya, masyarakat di Puncak Jaya tidak bisa beribadat hari Minggu.
"Hentikan konflik kekerasan, idiologi Papua Merdeka bisa diajak negosiasi damai tanpa kekerasan apalagi perang," kata dia.
Menurut Mateus, "Ini era modern bukan zaman batu. Operasi aparat keamanan harus profesional. Semua pihak harus memilih jalan damai dalam mencapai tujuannya bukan kekerasan, sudah tidak ada tempat lagi konflik dan kekerasan tumbuh subur di tanah Papua. Stop kekerasan dan cinta damai." (Yermias Degei/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar