Solo - Aksi
Demonstasi yang gencar dilakukan oleh Mahasiswa PAPUA yang
tergabung dalam Aliansi Mahasiswa PAPUA [AMP] Komite Kota
Solo belakangan ini, ternyata memberikan ancaman yang cukup serius bagi
kepolisian Kota Surakarta dan Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Hal ini
terbukti lewat sikap Aparat Kepolisian yang sengaja berupaya menghalang -
halangi aksi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa PAPUA [AMP]
beberapa saat lalua, tepatnya pada saat peringatan 52 TRIKORA pada
tanggal 19 Desember 2013 dan Aksi yang dilakukan pada tanggal 19
November 2013.
Selain itu upaya
menghalangi aksi yang dilakukan kepolisian Surakarta juga sudah
berulang kali terjadi, kejadian paling parah ketika kepolisian Surakarta
mendatangi tempat tinggal (Kontrakan) Mahasiswa PAPUA (15/08/2013),
yang saat itu sedang bersiap - siap untuk menggelar aksi, namun
kepolisian yang datang merebut semua atribut aksi yang telah
dipersiapkan oleh Massa AMP, yang mengakibatkan ketegangan antara
kepolisian dan massa AMP terjadi, namun dengan berbagai pertimbangan,
akhirnya AMP memilih untuk mengalah, namun demikian, massa AMP tetap
besikeras melakukan aksi dengan hanya membagikan selebaran disepanjang
jalan Slamet Riadi.
Berbagai macam
upaya untuk mematikan pergerakan Aliansi Mahasiswa PAPUA di
Solo oleh kepolisian Surakarta dan Kepolisian Daerah Jawa Tengah terus
menerus dilancarkan, upaya kepolisian semakin nampak dengan membentuk
organ tandingan bagi Aliansi Mahasiswa PAPUA [AMP],
yang dimana organ tersebut didalamnya terdapat massa bayaran beserta
beberapa oknum Intel kepolisian dan TNI yang sengaja disusupi kedalam
organ tersebut untuk berupaya memprovokasi massa AMP agar menciptakan
bentrokan dengan massa bayaran yang telah disiapkan. Upaya ini telah
coba dilakukan oleh Kepolisian pada tanggal 19 desember 2013 lalu, namun
upaya polisi untuk menghalangi aksi AMP saat itu tidak berhasil, karena
massa AMP sama sekali tidak terprovokasi dengan upaya - upaya yang
dilakukan oleh massa bayaran yang menamai kelompok GEMPAR tersebut.
Upaya untuk
mematikan gerakan AMP yang dilakukan oleh kelompok bayaran yang
menamakan diri Gempar ini ternyata tidak hanya berakhir pada saat
pencegatan yang mereka lakukan pada saat aksi AMP pada tanggal 19
Desember 2013 saja, namun upaya organ ini kelihatannya nyata dengan
menempelkan berbagai poster dan selebararan yang rata - rata bertuliskan
" Penolakan terhadap Aksi - Aksi Yang Dilakukan Oleh AMP di Solo dan mengancam Akan Membubarkan Massa Aksi AMP yang Selalu Aksi Untuk Memisahkan Diri Dari Indonesia dan berbagai tulisan - tulisan lainnya yang bernada ancaman dan kecaman kepada Aliansi Mahasiswa PAPUA [AMP} Kota Solo"
di tempat -
tempat umun yang biasanya didatangi oleh Mahasiswa PAPUA yang
ada di kota solo seperti di Kampus - Kampus, dan Jalan - jalan.
Hal ini
diungkapkan oleh Abugy salah seorang Mahasiswa PAPUA di
Kota Solo yang juga anggota dari Aliansi Mahasisw PAPUA [
AMP] kepada papuapost.com beberapa saat lalu lewat telfone seluler,
Abugi menyatakan bahwa
" Mereka menempelkan berbagai macam poster dan selebaran yang mengutuk aksi - aksi kami diseluruh kampus dan jalan - jalan yang biasanya dilalui oleh Mahasiswa PAPUA, namun hal itu tidak akan membuat kami takut dan berhenti sampai disini, kami sadar akan resiko yang akan kami hadapi ketika berbicara PAPUA Merdeka, dan saya rasa ini adalah bagian dari tantangan yang harus kami lalui, namun dari sisi lain saya rasa dengan upaya yang mereka lakukan, merekan telah kalah dan kami telah menang."
tuturnya
" Mereka pikir dengan melakukan hal seperti ini, mereka akan membuat kami menjadi lemah dan ketakutan, namun sayang mereka salah duga, karena apa yang mereka lakukan ini justru akan memberikan kami semangat lebih dan disitu terlihat secara jelas siapa yang kalah dan siapa yang menang ".
tegas Abugy.[rk]
Sumber : www.papuapost.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar