Sebuah lagu sekedar menghibur diri dan menghilangkan rasa kebosanan. Kalau
lagu tersebut aku bermenung dan merefleksikan arasemennya sangat menusuk di
hatiku. Bahkan ingin memperhatikan kulit yang ada dan memegang rambutku. Kemudian
aku merasa bahwa Aku ini benar orang Papua, beda dengan orang lain, dan
memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Tetapi mengapa aku tidak meresapi
dalam diriku, agar aku benar-benar menemukan jati diri sebagai orang Papua.
Di sini lebih dahulu memperkenalkan judul lagu dan pengarannya, sebelum
mengulas tentang hal menemukan jati diri orang Papua. Maka lagu yang berkaitan
dengan orang Papua berarti pasti saja namanya Edo Kondologit. Apa judul
lagunya? Judulnya: "Hitam Kulit, Keriting Rambut Aku Papua". Lagu
tersebut menunjukkan secara eksplisit bahwa ada kekhasan dan keunikan
tersendiri. Kekhasan dan keunikannya adalah hitam dan keriting, kedua hal
tesebut memiliki makna dan nilai tersendiri karena beda dari yang lainya.
Kedua kekhasan tersebut sangat mempengaruhi hal-hal yang lain. Seperti
keunikan budaya, seni, sosial, politik, bahasa, mata pencaharian, serta alam
lingkungan.
"Hitam Kulit dan Keriting Rambut Aku Papua", yang mana kita biasa
dengar dalam sebuah lagu karangan Edo tersebut jangan dijadikan sebagai hiburan
belaka atau menghilangkan kebosanan. Melainkan perlu dan harus merenungkan,
menghayati, dan memaknai kembali untuk mengukur diri bahwa apakah aku ini
benar-benar orang Papua atau sudah menjadi orang lain atau bahkan sudah terbawa
oleh arus peradaban budaya luar sehingga Kepapuaannya hilang musnah?
Lagu tersebut, jangan dijadikan sekedar hiburan belaka, melainkan harus
direnungkan bagi setiap orang Papua. Dengan permenungan itu, kita akan
menemukan Jati Diri Orang Papua.
Tujuan permenungan dari arasemen lagu tersebut, mengantar kita untuk
membedakan diri dari yang lain. Tidak terbawa oleh arus peradaban budaya luar.
Kita tidak menyamakan dengan orang lain. Kita harus mensyukuri dan menerima
diri sebagai hitam dan keriting yang dahulu Tuhan beri dan tetap bagi kita di
atas tanah yang indah dan permai, di dalamnya dikelilingi dengan berbagai hal
rahmat yang tersembunyi di atas Tanah Papua ini.
Saat aku mendengar arasemen dari lagu sebut, aku hanya sekedar merasakan
saya ini orang Papua. Sekedar merinding tubuhku. Sekedar membedakan dengan
orang lain (rambut lurus dan warna kulit). Sekedar menyannyikan di bibir
saja, sekedar menghibur dari kebosanan, serta mencucurkan air mata. Menjadi
pertanyaan bagi saya adalah mengapa aku hanya mendengar saja, tanpa merenungkan
dan menghayatinya? Pada hal, lagu tersebut arasemennya mengingatkan kita bahwa,
kita adalah lain dari orang lain.
Tetapi, melihat kenyatan bahwa kita tidak menerima jati diri kita sebagai
orang Papua. Karena kita menganggap hitam dan keriting itu kotor
dan badaki serta primifif sehingga kita ingin mengubah diri kita dengan
berbagai cara. Seperti kita mengubah dengan libstik, bedak serta farvom. dan
juga mengubah rambut menjadi lurus paksa (Luter) serta membordir rambut.
Hal-hal itu adalah penolakkan diri sebagai orang Papua dan mau menayamakan diri
dengan orang pendatang.
Bukan hal itu saja, tetapi ada hal lain lagi bahwa kita mengikuti gaya
orang lain luar dalam tata krama berpakaian karena ingin mengikuti gaya modern
dan barat. Dengan itu mengenakan pakaian ketat, seperti baju sebatas pusar tali
perut, celana sepenggal di paha serta mengenakan cincin berukuran besar di
telinga. Semua itu membawa paradigma bahwa supaya dilihat orang. Tetapi harus
ingat bahwa membuat kecantikan semata tersebut, kalau tidak hati-hati akan
membawa ke dalam dunia pornografi sehingga HIV/AIDS menjadi teman dan
musuh kita.
Gaya-gaya hidup sebagai rasa penolakan diri dari hitam dan keriting
yang diberikan Tuhan, maka kemungkinan ke depan, beberapan tahun mendatang,
kita akan mengalami kepunaan sebagai etnis Melanesia. Oleh karena itu, lagu
karangan Edo Kondologit, "HITAM KULIT, KERITING RAMBUT AKU PAPUA"
hanya tinggal kenangan saja di masa mendatang.
Dengan demikian, bagaimana sekarang kita merenungkan lagu karangan Edo ini
(HITAM KULIT, KERITING RAMBUT AKU PAPUA) dalam hati setiap orang Papua untuk
menumbuhkan identitas diri sebagai orang Papua dan mempertahankan serta
meneruskan etnis Melanesia ke generasi mendatang.
Kita boleh menujukkan diri sebagai orang Papua dengan berbagai cara tanpa
menyamakan dan menolak diri secara rasisnya, melainkan mengubah diri dalam
etika moral, etika sopan-satun, dan etika tata-karma dalam hidup bersama
sebagai makhluk sosial. Dengan itu, orang lain mengatakan bahwa mereka itu
unik, khas, lain dari yang lain, serta mereka juga bisa. Hal-hal itulah yang
kita harus tanamkan dalam diri kita dan benahi supaya jati diri kita sebagai
orang Papua (orang Melanesia) yang ada di ufuk Timur.
"Hitam Kulit, Keriting Rambut Aku Papua", bukan suatu hal hal
kotor, badaki, dan primitif melainkan suatu rahmat yang harus disyukuri karena
unik dan khas baik secara manusia Papua maupun secara eksistensi alam yakni
segala isinya yang ada di Tanah Papua.
Sekali pun langit terbelah, AKU PAPUA, AKU PAPUA., AKU TETAP PAPUA. Ini
inspirasi bersama demi membangun identitas Papua secara sejati.
=======================
Penulis:Rufinus Maday, Penulis adalah Mahasiswa di STFT Fajar Timur Abepura-Papua.
Sumber:http://majalahselangkah.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar