Oleh : Desederius Goo
Siang
itu terik mentari seakan memakan tubuh kami yang sedang melintasi jalan di
sepanjang jalan waena abepura, tubuh kami seakan di bakar api neraka di siang
hari itu di selah-selah kendaraan yang berlalu lalang dengan ramai.
Dengan
seberkas seruan kertas di tangan kami, kami berjalan melintasi trotoal yang begitu
di kerimula para serigala yang seakan sedang menjari mangsa, dan kami pun di
anggapnya sebagai mangsa mereka yang siap di makan di kelak hari.
Namun
dalam benak kami tertanam “serigala adalah kawan kami, seriga adalah sahabat
kami” dengan tekat dan nyalih kami
menyusuri sepanjang itu.
Di
sepanjang jalan itu mereka yang melintasi jalan, bahkan berbeda dengan kita
menganggap kami sebagai orang gila atau anak jalanan yang tidak tahu berbuat apa-apa
bahkan banyak juga yang menganggap kami anak jalanan, teroris, pemberontak,
pengacau dan cap koyol lain yang selalu di idamkan oleh bangsa Indonesia di atas
tanah kami west papua.
Namun
kami adalah anak bangsa melanesia pemilik negeri west papua kami adalah pewaris
negeri west papua yang tuhas telah ciptaklan untuk kami, di di warsikan oleh
tete nene moyang kami turun temurun, tetapi semua di ambil alih oleh bangsa
penjajah Indonesia.
Kami
berjalan di jalan, kami berikan selembar kertas, ini bukti bahwah kami tidak mahu hidup bersama Negara
Indonesia, kami ingin hidup tampa bangsa penjajah Indonesia. Bagi kami bangsa
Indonesia adalah penjajah yang datang menjajah kami bangsa papua. Kami hanya
meminta satu yakni :
HAK MENENTUKAN NASIP SENDIRI SEBAGAI SOLUSI DEMOKRSTIS
BAGI RAKYAT PAPUA BARAT.
REFERENDUM NOW FOR WEST PAPUA
AND
REFERENDUM SELUTION FOR WEST PAPUA
REFERENDUM NOW FOR WEST PAPUA
AND
REFERENDUM SELUTION FOR WEST PAPUA
Penulis Adalah Desederius Goo Aggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Jogjakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar