Pastor Jhon Jonga |
Wamena – Makin gencarnya pengusulan puluhan pemekaran
kabupaten dan kota di Provinsi Papua dan Papua Barat yang diklaim lebih
mendekatkan pelayanan pemerintahan dan pembangunan, mendokrak
kesejahteraan rakyat, menurut Pastor Jhon Jonga Pr, bohong belaka.
Kata Pastor Jhon, semangat para elit Papua dan Papua Barat yang
mendorong pemekaran kabupaten dan kota ini kebanyakan dibungkus dengan
kepentingan kelompok atau berdasarkan keinginan para elit belaka.
“Fakta yang saya lihat selama ini ketika telah dimekarkan suatu
wilayah menjadi kabupaten baru, kelakukan pejabatnya mulai dari
tingkatan bawah sampai pejabat kepala dinas menjauh dari rakyat dan
hanya mengejar kepentingan semata,” katanya kepada SULUH PAPUA di
Wamena, Jumat (8/11).
Pastor Jhon mengatakan hadirnya kabupaten pemekaran itu banyak rakyat
terlantar, banyak rakyat yang miskin bahkan yang sangat ironisnya
banyak pengangguran, dan bahkan pejabat ini tidak memberikan pelayaan
pemerintahan dan pembangunan yang maksimal kepada masyarakat.
Dia menilai juga, kriteria yang digunakan sebagai syarat untuk
pemekaran kabupaten tersebut tidak memenuhi syarat, khusunya jumlah
penduduk, luas wilayah dan peryaratan formal lainnya. Dia mencontohkan
di Kampung Hepuba Distrik Asolokobal kabupaten Jayawijaya tempat ia
mengabdi jumlah penduduknynya tidak sampai 100 jiwa bahkan jumlah
kepala keluarganya cuman sekitar 25 orang.
“Saya mengakui juga kalau akibat pemekaran kampung, distrik hingga
kabupaten tidak ada pelayanan yang maksimal terutama pelayanan
pendidikan dan kesehatan di tingkat masyarakat paling bawah. Ini masalah
mendasar yang saya lihat dampak dari pemekaran distrik lalu naik jadi
pemekaran kabupaten,” pungkasnya. (D/CR8/R2)
Sumber : www.suluhpapua.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar