Pages

Pages

Kamis, 24 Oktober 2013

Lepas Sembilan Tembakan Di Areal Kampus, Mahasiswa Uncen Duduki Kampus

Ratusan Mahasiswa Uncen saat menduduki
Gapura masuk Uncen Perumnas III Waena (Jubi/Musa)
Jayapura, 22/10 (Jubi) – Selasa (22/10) sekitar pukul 06.00-10.45 WIT, ratusan mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, penghuni Asrama Putra dan Rusunawa menduduki Gapura masuk ke Kampus Uncen Perumnas III Waena, Abepura, Kota Jayapura. Ratusan mahasiswa tersebut menuntut aparat keamanan bertanggung jawab atas  sembilan tembakan disekitar Asrama Putra dan Rusunawa.

Mahasiswa menuntut aparat keamanan gabungan TNI/Polri yang masuk ke areal Asrama Putra Uncen dan Rusunawa di Perumnas III Waena sekitar pukul 04.00 WIT. Aparat yang masuk terdiri dari dua anggota polisi dan empat anggota TNI. Mereka melepas tembakan sebanyak sembilan kali disekitar areal Rusunawa dan Asrama Putra Uncen.  Bunyi tembakan itu mengagetkan penghuni Asrama dan Rusunawa.

“Kali ini, persoalan yang sama sudah lima kali terjadi,aparat keamanan gabungan TNI/Polri selalu masuk dengan senjata lengkap masuk ke kompleks Asrama Putra Uncen dan Rusun Nawa di Perumnas III Waena, Abepura.  Kami tidak tau pokok persoalannya  apa, pelakunya siapa, lalu sasarannya ke kami mahasiswa,” kata Ismail Alua,sekretaris Asrama Rusunawa kepada wartawan di Waena, Abepura, Selasa.

Ismail mengaku, tindakan penegak hukum dalam hal ini TNI/Polri, membuat mereka kecewa. Seharusnya,polisi  yang menangani kasus-kasus di masyarakat. “Tadi pagi itu, diduga mereka (TNI-red) yang mengeluarkan tembakan sebanyak sembilan kali. Syukur saja tidak ada korban jiwa,” tuturnya.  Mahasiswa meminta, aparat TNI/Polri agar mencabut kembali pos TNI/Polri yang ada disekitar Kampus Uncen Waena dan  Perumnas III Waena.

“Kami akan meminta persetujuan berupa  MoU (Momerandum of Understanding) dengan lembagaUncen, Polda  Papua, TNI, dan badan pengurus asrama soal pengamanan sekitar kampus,” ujarnya. Bagi dia,MoU itu akan menjadi dasar hukum utama jika persoalan yang sama  kembali terjadi. Mahasiswa juga meminta kepada atasan TNI/Polri mengajarkan hukum yang sebenarnya kepada anak buahnya. Perilaku  dilapangan harus sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Dengan demikian, tak terjadi lagi hal-hal yang tidak dinginkan bersama.

“Saya meminta maaf kepada penghuni asrama putra Uncen dari unit satu sampai dengan unit enam dan Asrama Rusunawa karena terganggu dengan tindakan aparat kepolisian yang bergabung dengan TNI,” ungkap Kapolres Kota Jayapura, AKBP  Alfred Papare.  Menurutnya,  tindakan itu terjadi karena ada sebab. Kapolres Alfred merinci, Selasa subuh sekitar pukul 04.00 WIT, telah terjadi gangguan yang dilakukan oleh seorang warga yang dipengaruhi oleh minuman keras (miras) kemudian melempar rumah seorang warga di sebelah kali perumnas III Waena.

Korban atau penghuni rumah kemudian melapor ke pos polisi perumnas III Waena, sehingga kepolisian bersama anggota TNI mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) di sebelah kali. Saat tiba di TKP, pelaku pelemparan rumah  melarikan diri masuk ke Rusunawa. Lantaran lari, ia dikejar oleh aparat TNI/Polri. “Memang anggota tidak kenal betul siapa pelaku itu. Mereka hanya mengejar dan langsung masuk ke Rusunawa.Nah, ini dalam tugas  kepolisian apabila tertangkap berarti tertangkap tangan,” ujarnya.

Denggan demikian, aparat berusaha untuk tertangkap tangan namun tidak berhasil. Pelaku langsung  masuk ke Asrama Rusunawa. “Mungkin pada saat itulah, koordinasi yang tidak sempat dibangun antara polisi dengan pengurus asrama, akhirnya mengganggu kenyamanan adik-adik penghuni.Sehingga ketika adik-adik itu keluar, tanggapan kepolisian hendak melakukan penyerangan dan melindungi pelaku. Sehingga aparat kami, mundur mau menanyakan pelaku, tetapi terjadi mis komunikasi. Akhirnya begitu aparat mundur, mungkin kuatir dan sebagainya karena penghuni asrama sudah bangun pada keluar dari kamar sehingga aparat mengeluarkan tembakan,” katanya.

Kapolres Alfred mengaku, tembakan yang dikeluarkan sebanyak sembilan kali. Akhirnya, berdampak mahasiswa melakukan aksi pemalangan gapura masuk ke Kampus Uncen Perumnas III Waena.  Menanggapi tutuntan pencabutan pos polisi, Kapolres langsung menarik pos polisi disekitar perumnas III dan sekitar kampus.

Selanjutnya, terkait pos TNI yang juga dituntut oleh mahasiswa agar dicabut, Alfred berjanji akan berkoordinasi dengan pimpinan TNI untuk menindak lanjuti aspirasi dan tuntutan yang disampaikan mahasiswa. Kapolres meminta keamanan disekitar areal kampus perumnas III Waena dijaga oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar lokasi ini.  “Jangan hanya banyak bicara, harus dikerjakan. Saya akan cabut pos polisi di perumnas III Waena meskipun banyak warga yang butuh keamanan dari pos tersebut,” ucap dia.  Dia menambahkan, pos polisi yang dicabut akan dipindahkan ke Expo, Waena.

Rektor Universitas Cenderawasih Jayapura, Prof. Dr. Karel Sesa, M.Si mengku akan menindak lanjuti aspirasi mahasiswa yang menuntut pos aparat keamanan TNI/Polri ditarik dari areal perumnas III Waena dan sekitar kampus. Rektor Karel berjanji akan berkoordinasi dengan aparat keamanan dalam hal ini TNI/Polri terkait pengamanan disekitar areal kampus. Selanjutnya, akan memfasilitasi mahasiswa dalam pengajuan draf MoU ke biro hukum Uncen dan ke pembantu rektor (Purek) II.

Pantauan tabloidjubi.com, akibat pemalangan Gapura masuk ke kampus Uncen Perumas III Waena, aktivitas perkuliahan dan kantor macet sekitar empat jam yakni sejak pukul 08.00 -10.00 WIT. Sebagian mahasiswa dan pegawai memilih pulang, lainnya lagi memilih bersabar hingga aksi demo berakhir. Aksi pemalangan Gapura Uncen berlangsung sejak pukul 06.00 – 10.45 WIT. Setelah pendemo mendengar tanggapan dari rektor Uncen dan Kapolres Kota Jayapura serta kesepakatan pembuatan MoU antara aparat  keamanan, pihak kampus dan badan pengurus asrama terkait pengamanan disekitar lokasi kampus, mahasiswa pendemo membubarkan diri dengan tenang. (Jubi/Musa)

Sumber : www.tabloidjubi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar