Peserta workshop di Hotel Akat (Jubi/Ans) |
Merauke, 3/10 – Masuknya banyak kegiatan
investasi yang dilaksanakan di Kabupaten Merauke, Papua, telah menutup
ruang-ruang aktivitas orang asli Papua dalam pengelolaan hutan maupun
pemanfaatan sumber daya alam yang ada seperti berburu, meramu serta
kegiatan lain.
Keterangan tersebut disampaikan Koordinator Kegiatan workshop
investigasi di wilayah adat Anim Ha Kabupaten Merauke, Paulus Samkakai
saat ditemui tabloidjubi.com, Kamis (3/10).
Persoalan lain yang
muncul, kata dia, masyarakat dikotak-kotakan oleh investor sesuai areal
investasi. Dan, bagian ini juga menjadi potensi konflik.
Lanjut dia, persoalan mendasar adalah orang asli di wilayah Selatan
Papua dalam konteks kepemimpinan adat, tidak berbeda dalam tatanan
struktur. Karena itu, penggunaan istilah kepala suku, kepala keret dan
lain-lain merupakan sesuatu yang baru dan mengacaukan.
Hubungan kekerabatan dalam struktur sosial yang dikenal dengan
adanya mata-mata rumah, masing-masing berdiri sendiri mengatur ruang
pengelolaan kepemilikan hak adat. Karena itu, penentuan keterwakilan,
tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi orang Marind sesungguhnya.
Ketika bicara tentang MIFEE sebagai ancaman, kata dia, semua orang
mulai dari lokal, nasional maupun internasional, telah berbicara bahwa
pemetaan kawasan pengembangan ekonomi terpadu dengan luasan 1,5-2 juta
hektar, memiliki potensi ancaman sangat besar terhadap orang Marind
serta ancaman lingkungan hidup.
Paulus menambahkan, ketika orang lain bicara, sementara masyarakat
Marind belum terlalu serius, maka ini akan memunculkan polemik apakah
betul ada ancaman atau tidak? Atau hanya sekedar isu yang dibuat-buat.
Secara terpisah Kepala BPSE Yasanto Merauke, Djago Bukit berharap,
workshop yang dilaksanakan, nantinya menghasilkan buah pikiran untuk
banyak orang terutama masyarakat pemilik hak ulayat. “Saya dukung
workshop ini, tetapi akan lebih baik jika masyarakat yang terkena
kegiatan investasi, ikut dilibatkan. Sehingga mereka bisa mendengar
secara langsung apa yang dibicarakan dan dihasilkan,” pintanya. (Jubi/Ans)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar