Pages

Pages

Kamis, 03 Oktober 2013

INVESTASI TUTUP AKTIVITAS ORANG ASLI PAPUA

Peserta workshop di Hotel Akat (Jubi/Ans)
Merauke, 3/10 Masuknya banyak kegiatan investasi yang dilaksanakan di Kabupaten Merauke, Papua, telah menutup ruang-ruang aktivitas orang asli Papua dalam pengelolaan hutan maupun pemanfaatan sumber daya alam yang ada seperti berburu, meramu serta kegiatan lain.

Keterangan tersebut disampaikan Koordinator Kegiatan workshop investigasi di wilayah adat Anim Ha Kabupaten Merauke, Paulus Samkakai saat ditemui tabloidjubi.com, Kamis (3/10).  

Persoalan lain yang muncul, kata dia, masyarakat dikotak-kotakan oleh investor sesuai areal investasi. Dan, bagian ini  juga menjadi potensi konflik.
Lanjut dia, persoalan mendasar adalah orang asli di wilayah Selatan Papua dalam konteks kepemimpinan adat, tidak berbeda dalam tatanan struktur. Karena itu, penggunaan istilah kepala suku, kepala keret dan lain-lain merupakan sesuatu yang baru dan mengacaukan.

Hubungan kekerabatan dalam struktur sosial yang dikenal dengan adanya mata-mata rumah, masing-masing berdiri sendiri mengatur ruang pengelolaan kepemilikan hak adat. Karena itu, penentuan keterwakilan, tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi orang Marind sesungguhnya.

Ketika bicara tentang MIFEE sebagai ancaman, kata dia, semua orang mulai dari lokal, nasional maupun internasional, telah berbicara bahwa pemetaan kawasan pengembangan ekonomi terpadu dengan luasan 1,5-2 juta hektar, memiliki potensi ancaman sangat besar terhadap orang Marind serta ancaman lingkungan hidup.

Paulus menambahkan, ketika orang lain bicara, sementara masyarakat Marind belum terlalu serius, maka ini akan memunculkan polemik apakah betul ada ancaman atau tidak? Atau hanya sekedar isu yang dibuat-buat.

Secara terpisah  Kepala BPSE Yasanto Merauke, Djago  Bukit berharap, workshop yang dilaksanakan, nantinya menghasilkan buah pikiran untuk banyak orang terutama masyarakat pemilik hak ulayat. “Saya dukung workshop ini, tetapi akan lebih baik jika masyarakat yang terkena  kegiatan investasi, ikut dilibatkan. Sehingga mereka bisa mendengar secara langsung apa yang dibicarakan dan dihasilkan,” pintanya. (Jubi/Ans)


Sumber :  http://tabloidjubi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar