Usaha pemerintah Belanda untuk memberikan
kemerdekaan Bangsa Papua di wilayah
Papua Barat semakin nyata tahun 1961.Hal ini lebih di dorong oleh konvensi PBB tentang
Dekolonisasi tahun 1960. Dalam rangka itu pemerintah Belanda melalai Menteri
Luar negeri Josep Luns meluncurkan progrom 10 tahun persiapan dan pemberdayaan
Papua. Namun program itu di tanggapi oleh Indonesia melalui manuver-manuver.
Di dalam negeri Indonesia secar sepihak mengagalkan
Bangsa Papua melalui TRIKORA tanggal 19 Desember 1961 setelah 18 hari
dilaksanakan Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat Pada tanggal 01 Desember
1961.Selama tahun ini sesuai dengan rencana Belanda,para Elit Politk yang di
bentuknya,yakni partai-partai poitik dan Dewan Neuw Guinea
Pada saat yang sama pemerintah Indonesia mengalang
sejumlah elit Papua untuk mengagalkan usaha-usaha Belanda dan elit Papua pro
kemerdekaan tersebut.
BEBERAPA PERISTIWA PENTING DARI TIGA PIHAK
(Indonesia,
Belanda dan Papua Barat)
Pada
bulan Maret 1961 dalam siding parlenmen Belanda membahas Rencana pembangunan 10
tahun yang di susun oleh Mr.Bot (Wakil Menlu Belanda Urusan Neuw Guinea)
sebagai langkah awal persiapan kedaulatan rakyat Papua Bara. Salah satu hal
penting dari rencana 10 tahun pembangunan itu adlah progrom dalam kepemimpinana
Eksekutif dan Legislatuf. Dalam rangka itu wilayah Papua segera di Mekarkan ke
dalam beberapa keresidenan, dari 4 keresidenan menjadi 6 keresidenan, dan di buka
pula dinas-dinas itu kebanyakan di jabat oleh orang Papua. Menurut rencana
tersebut kemerdekaan Papua de jure akan di berikan akhir tahun 1970 Dalam rangka persiapan itu
pula sejumlah pemuda dan pelajar Papua di kirim ke Belanda untuk Study dan magang untuk sejumlah
ketrampilan tehnis.
Tanggal 13 Maret 1961pemerintah Indonesia membentuk
Tatalaksana Sekretariat Pengurus Besar Front Nasional sebagai tindak-lanjut
Front Pembabesan Papua Barat yang di bentuk 31 Desember 1959 untuk merebut
Papua Barat. Tugas dari secretariat itu adalah menyusun dan membina p[otensi
nasional untuk Pembebasan Papua Barat.
Tanggal 18-25 Maret 1961 Pemilihan umum
anggota-anggotaNeuw Guinea Raad di Holandia sebagai langkah awal realisasi dari rencana 10 tahun Papunisasi di dorong oleh
isu internasional tentang demokrasi bagi seluruh umat manusia. Pemilihan Dewan
merupakan bagian integral dari rencana persiapan pembangunan 10 tahun sebelum
pemberian kemerdekaan penuh kepada rakyat Papua. Dewan Neuw Guinea akan
bertindak sebagai Badan Legislatif yang terdiri dari wakil-wakil orang Papua
dan Belanda.
Tanggal 13-14 April 1961 dibawah pimpinan Organisasi
Perintis Papua Barat, di laksanakan Konferensi putra-putra Papau Barat di
Bogor, pertemuan itu di ponsori oleh pejuang integrasi Ppaua Barat,yakni
Soegoro,dll. Pertemuan ini menghasilakan suatu gerakan yang di sebut GRIB
(Gerakan Rakyat Irian Barat). Tujuannya mengalangi gerakan Papua Merdeka.
Pada bulan April 1961 ini Jenderal A.H. Nasution
mengunjungi Australia dengan tutujan untuk meyakinkan dan memaksa Australia
agar menarik dukungannya terhadap Belanda
dan sekaligus memperingatkan Australia akan akibat buruknya jika terus
mendukung Belanda.
Dalam kunjungan Nasution itu seorang Papua yang bernama H.L,
Rumaseuw(waktu itu menjabat sebagai anggota Korps Diplomatik dan anggota
DPR/MPRS) turut serta sebagai anggota delegasi. Rumaseuw menolak segala
perjanjian pembelian senjata di Australia untuk melawan orang Papua dalam
perebutan Papua Barat.
Tanggal 17 Agustus 1945 dalam pidato peringatan HUT
kemerdekaan RI, Presiden Soekarno menegaskan garis-garis perjuangan bangsa
Indodnesia yang telah bertekad untuk membebaskan Papua Barat dengan kekuatan
bersenjata dengan Slogan: FREE FOR WEST PAPUA TO BE FREE (Bebaslah
hendaknya Papua Barat untuk Merdeka)
Bulan September tahun 1961 Menteri Luar Negeri
Belanda DR.Yosep Luns mengajukan pemecahan masalah Neuw Guinea Pada PBB untuk
Sidang Umum PBB tanggal 28 November 1961, ada 4 Pasal rencana Luns yakni:
1. Harus
ada jaminan tentang adanya suatu Undang-Undang Penentuan nasib sendiri bagi
orang Papua.
2. Harus
ada kesediaan sampai terbentuknya pemerintahan dengan persetujuan Internasional
3. Sehubung
dengan kesediaan tersebut juga akan di berikan kedaulantan.
4. Belanda
akan terus membiayai perkembangan masyarakat ke taraf yang lebih tinggi.\
Pada tanggal 01 Desember 1961 atas persetujuan
pemerintah Kerajaan Belanda,Komite Nasional Papua (KNP) mendeklarasikan
Kemerdekaan Papua Barat (West Papua) di Holandia (kini Jayapura), tempatnya di
Jln.Iriran, di haling Gedung Kesenian Irian Jaya yang pada wakti itu adalah
gedung Neuw Guinea Raad. Hari itu di lakuakn pengibaran Bendera Papua
Barat berdampingan dengan Bendera Kerajaan Belanda dan dinyayinkan Lagu
Kebangsaan kedua Negara (Belanda dan Papua Barat). Lagu kebangsa”Hai Tanahku
Papua” dikumandang pertama kali. Ketika itu semua tiang Bendera di semua dinas
di buat berbentuk palang untuk mengibarkan dua bendera Negara berdaulat,
Belanda dan Papua Barat.
Demikian pula lagu Kebangsaan “Hai Tanahku Papua”
dinyayinkan bersama-sama dengan lagu Kebangsaan Negara Belanda Wilhelmus
kedua hal itu terus berlangsung selama setahun sampai dengan pemerintah
UNTEA di mulai pada tanggal 1 Oktober 1962. Pada tanggal 01 Desember 1961 itu
tidak tidak di bacakan teks proklamasi
Papua Barat. Alansannya adalah teks Proklamasi akan d bacakan pada kemerdekaan
defenitif (de jure) pada akhir tahun 1970 atau awal 1971 ketika
pemerintah Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan sepenuhnya.
Tanggal 11 Desember 1961 Pemerintah Indonesia,
sebagai tanggapan terhadap Pembentukan Negara Papua Barat, membentuk Dewan
Pertahanan Nasional dengan tugas utama
merumuskan pengintegrasian segenap kekuatan nasional untuk Pembebasan
Papau Barat.
Tanggal 14 Desember 1961 pemerintah Indonesia
membentuk Komando Tertinggi Pembebasan Papua Barat yang berpusat di Makasar,
Sulawesi Selatan
Tanggal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno
memaklumatkan TRIKORA (Tiga Komando Rakyat) di Yogyakarta untuk mengagalkan
Pembentukan Negara Papua Barat. (Oleh: Natalis Pigai)
Buku Rujukan:
PAPUA BARAT dari Pangkuan ke
Pangkuan (Agus A Alua)
“Suatu Ikthisar Kronologis”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar