Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam
Solidaritas Untuk Papua (SUP) menggelar aksi penyalaan lilin kemanusiaan
di Tugu Kujang depan Kampus PASCA SARJANA Institut Pertanian Bogor,
Senin,(26- 08-2013). Aksi mengenang duka 40 hari tragedi GOR Nabire di
Wilayah Meepago, Papua.
Tragedi Gor di Nabire 14 Juli -25
Agustus sudah empat puluh hari empat puluh malam terlihat adanya
pembiaran dan terlupakan tragedi ini. Namun kami tetap protes keras
karena sudah tidak ada solusi akhir penyelesian masalah.
Kordinator aksi penyalaan lilin
kemanusiaan 40 hari “Jhon Waker” mengatakan 40 hari setelah kejadian
tragedi luar biasa GOR Kota Lama Nabire, 14 Juli 2013 yang di indikasi
merupakan scenario untuk menciptakan konflik antar sesama orang Papua
tidak menunjukan adanya penyelesaian yang lebih mendalam dan dapat
memberikan rasa adil kepada 18 keluarga korban.
Lanjut dia, aparat keamanan menetapkan
15 orang panitia pelaksana sebagai tersangka merupakan upaya pengkambing
hitaman dari dalang sebenarnya yang seharusnya bertanggungjawab atas
tragedi ini.
Masa aksi membawah beberapa poster
yakni Negara bertanggung jawab melalui menteri dalam negeri segera
mencopot bupati Kabupaten Nabire “Isaias Douw sebagai kepala
pemerintahan setempat, karena selama 40 hari beliau berdiam diri di
sana.
Seharusnya beliaulah bisa memberikan
rasa keadilan untuk mengungkap pelaku tragedi ini. Dia saksi mata
sendiri maka kami tetap menuntut mengungkap pelakunya.
Selain itu pula, dalam pernyataan sikap
(SUP) Bogor, menuntut dan mendesak kapolda Papua Tito Karnavian dan
Kepala Kapolsek Nabire segera di copot dari jabatannya. Kedua pejabat
publik ini juga menyelewenngkan sebagai tugas negara. Tidak mengamankan
keamanan dengan baik Pertina Nabire.
Sala–satu orasi politik dalam aksi
lilin kemanusiaan ini yakni “nyawa manusia tidak bisa di beli dengan
uang, yang sekedar hanya keinginan perut saja. Katanya “ tragedi ini
diakhiri dengan kompensasi bagi para keluarga korban yang meninggal.
Bukanlah mengakhiri masalah dengan cara
kompensasi. Cara ini cara primitif sekali. Ini negara demokrasi, bukan
lagi zaman orde lama di republik ini. Kini kehidupan rakyat dalam
lingkaran undang- undang/hukum. Siapapun dia yang bersalah di hukum
sesuai undang-undang berlakunya. Semoga keadilan tetap adil, adanya.
Aksi berlangsung selama dua jam
18.00-20.00 malam,waktu Bogor. Mengakhiri aksi dengan doa bersama lalu
membubarkan masa dengan aman dan damai, tidak mengganggu aktivitas jalan
raya.
Sumber : www.nabire.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar