Konvoi kapal Freedom Flotilla yang berlayar
menuju Papua
|
AUSTRALIA – Kelompok aktivis Australia Freedom Flotilla bulan
depan akan masuk ke Papua. Juru Bicara Freedom Flotilla Ruben Blake
menyatakan telah mendapatkan izin masuk ke perairan Indonesia, namun
ditarik kembali oleh Indonesia.
Freedom Flotilla akan berlayar dari Australia menuju perairan Indonesia.
Kelompok ini akan konvoi dengan tiga perahu yang membawa sekira 20
aktivis. Freedom Flotilla beberapa minggu ke depan rencananya akan
sampai di perairan Papua Bagian Selatan, Merauke.
Ruben Blake kepada Radio Selandia Baru Internasional pada Selasa (27/8)
menyatakan sudah mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia tetapi izin
itu ditarik kembali. Otorisasi pemerintahan di Papua juga telah
mengeluarkan visa masuk. Ia juga sudah mendapatkan paspor yang
dikeluarkan orang asli Australia Aborigin untuk mengunjungi
negara-negara suku asli mereka.
Blake khawatir dengan sikap (militer) Indonesia yang akan mencegat dan
menolak kedatangan mereka. Pekan lalu pemerintah Indonesia mengingatkan
kedatangan para aktivis Freedom Flotilla adalah ilegal.
Dalam wawancara dengan wartawan Radio Selandia Baru Internasional Mary
Baines, yang disiarkan dalam situs rnzi.com pada Selasa (27/8), Ruben
Blake menyatakan tetap tak mengubah rencana perjalananya meski
keselamatan dirinya dan para aktivis terancam. Ia sangat khawatir dengan
tindakan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Indonesia yang akan menangkap
kapal dan aktivis Freedom Flotilla.
Menurut Ruben Blake ia terkejut dengan respon yang ditunjukkan
pemerintah Indonesia. “Indonesia telah berusaha keras menghindari
wartawan asing, LSM dan pengamat hak asasi manusia masuk ke provinsi itu
secara bebas,” kata Blake.
Menurut Blake, kedatangan aktivis Freedom Flotilla ke Papua untuk
melihat secara dekat tentang situasi dan persoalan yang dialami oleh
orang-orang di Papua. Baginya, sikap pemerintah Indonesia itu
memprihatinkan.
Ruben meminta dukungan Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr untuk
memperhatikan keselamatan dan ancaman yang diperoleh para kelompok
aktivis itu. “Ancaman senjata atau kekuatan (militer) benar-benar
menjadi perhatian. Orang-orang di seluruh dunia harus peduli pada
keselamatan orang-orang di dalam kapal tersebu,” kata Blake.
Menurutnya, Indonesia tak perlu malu membuka akses bagi konvoi misi
damai ini. Ia sudah menerima laporan bahwa militer Indonesia akan
menghadang konvoi perdamaian tersebut.
Tiga armada kapal akan berlayar ke perairan Indonesia melalui selat
Torres, Australia. Saat akan mendekati perairan Indonesia, Blake
mengatakan mengajukan izin berlayar masuk ke perairan Indonesia. Awalnya
mereka diberikan izin, namun belakang izin itu ditarik lagi.
Blake menyerukan kepada Australia, Indonesia, dan Papua Nugini untuk
memberikan akses perjalanan dan misi kebudayaan mereka. Namun, rencana
Blake dan 20 aktivis Australia ini akan mendapatkan rintangan besar
karena ini menyoal kedaulatan Indonesia. Presiden SBY beberapa waktu lalu meminta negara-negara asing untuk tak mengganggu kedaulatan Indonesia.
Freedom Flotilla adalah koalisi internasional untuk gerakan solidaritas
masalah hak asasi manusia. Organisasi yang dibentuk pada 2010 ini pernah
melakukan misi perjalanan ke jalur Gaza di Palestina.(Kabar24.com)
Editor:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar