Pages

Pages

Sabtu, 17 Agustus 2013

BENDERA INDONESIA DIJUAL, HARGA DIRI BANGSA TERJUAL?


Tampak bendera Merah – Putih yang berkibar di

perumahan warga menyambut HUT RI ke – 68

tahun di Kota Timika (Jubi/Eveerth)

Timika, 16/8  - Jika Bendera Merah Putih diperjualbelikan, berarti harga diri bangsa bisa dijual dan hukum Indonesia tak kuat. Sebabnya, pemerintah harus mampu membangun rasa nasionalisme, terutama harus membagikan bendera secara gratis.

Hal ini disampaikan salah satu tokoh pemuda Kamoro, Boaz Karepea meminta pemerintah Kabupaten Mimika, agar dapat membagikan Bendera Merah-Putih atau bendera Indonesia secara gratis, bukan diperjualbelikan.

Boaz Karepea menilai, adanya penjualan bendera oleh para pedagang di jalan-jalan dan di pasar-pasar, sementara ada warga yang belum tentu dapat membelinya. “Ini harga diri bangsa, sehingga kenapa mesti dijual bendera kebangsaan, sedangkan belum tentu ada masyarakat yang mampu membelinya, karena membangun kesadaran adalah tanggungjawab peemrintah,” ujarnya ke tabloidjubi.com, di Timika, Jumat (16/8).

Dirinya menilai, hingga kini tidak terlihat Bendera Merah-Putih di perumahan warga, sehingga sangat jelas rasa nasionalisme terhadap bangsa ini mulai terkikis. “Mengapa masyarakat yang harus berinisiatif, sedangkan hal ini adalah kewajiban pemerintah daerah untuk membagikan bendera secara gratis,” katanya.

Dikatakan, jika Bendera Merah-Putih diperjualbelikan, berarti harga diri bangsa bisa dijual dan hukum Indonesia tak kuat. “Sebabnya, pemerintah harus mampu membangun rasa nasionalisme, terutama untuk tahun – tahun kedepan harus bisa ada pengadaan bedera secara gratis buat warga masyarakat,” harapnya.

Dari pantauan tabloidjubi.com, beberapa lokasi pasar di Timika serta di pinggiran – pinggiran lampu merah, bendera yang dijual ukuran kecil yang diperjualbelikan oleh pedagang harga berkisar antara Rp5 ribu – 10 ribu, sedangkan ukuran besar kisaran Rp30 ribu – 50 ribu.

Beberapa warga Papua yang ditanyakan terkait HUT Kemerdekaan Indonesia ke – 68 tahun, juga menyampaikan pengakuan belum merasakan dampak kemerdekaan Indonesia di Papua, sebagaimana salah satu warga Papua, Gustaf Griapon menilai, Indonesia sudah merdeka 68 tahun, tepat besok 17 Agustus 2013.

“Tetapi apakah di Papua kita sudah rasakan kemerdekaan itu lewat bidang-bidang, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur dan bidang lainnya, sebabnya hal ini harus dijawab pemerintah secara baik untuk pembangunan di tanah Papua,” katanya.

Sementara itu, secara terpisah Kapolsubsektor Kwamki Narama, AIPTU Gustaf Puy mengatakan, terkait dengan berbagai persiapan yang dilakukan warga masyarakat Kwamki Narama menjelang HUT Republik Indonesia ke – 68 tahun, semua warga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan lomba.

“Dalam rangka HUT RI dilakukan gerak jalan tingkat SD – SMP, kampung bersih dan lomba balita sehat yang lansung di pimpin ibu wakil bupati sebagai dewan juri, termasuk persiapan untuk upacara HUT RI di Kwamki Lama, semuanya melibatkan warga masyarakat setempat, termasuk pemasangan gapura juga,” ujar Kapolsubsektor Kwamki Narama ini. (Jubi/Eveerth)