Tampak bendera Merah – Putih yang berkibar di
perumahan warga menyambut HUT RI ke – 68
tahun di Kota Timika (Jubi/Eveerth)
|
Timika, 16/8 - Jika Bendera Merah Putih
diperjualbelikan, berarti harga diri bangsa bisa dijual dan hukum
Indonesia tak kuat. Sebabnya, pemerintah harus mampu membangun rasa
nasionalisme, terutama harus membagikan bendera secara gratis.
Hal ini disampaikan salah satu tokoh pemuda Kamoro, Boaz Karepea
meminta pemerintah Kabupaten Mimika, agar dapat membagikan Bendera
Merah-Putih atau bendera Indonesia secara gratis, bukan
diperjualbelikan.
Boaz Karepea menilai, adanya penjualan bendera oleh para pedagang di
jalan-jalan dan di pasar-pasar, sementara ada warga yang belum tentu
dapat membelinya. “Ini harga diri bangsa, sehingga kenapa mesti dijual
bendera kebangsaan, sedangkan belum tentu ada masyarakat yang mampu
membelinya, karena membangun kesadaran adalah tanggungjawab peemrintah,”
ujarnya ke tabloidjubi.com, di Timika, Jumat (16/8).
Dirinya menilai, hingga kini tidak terlihat Bendera Merah-Putih di
perumahan warga, sehingga sangat jelas rasa nasionalisme terhadap bangsa
ini mulai terkikis. “Mengapa masyarakat yang harus berinisiatif,
sedangkan hal ini adalah kewajiban pemerintah daerah untuk membagikan
bendera secara gratis,” katanya.
Dikatakan, jika Bendera Merah-Putih diperjualbelikan, berarti harga
diri bangsa bisa dijual dan hukum Indonesia tak kuat. “Sebabnya,
pemerintah harus mampu membangun rasa nasionalisme, terutama untuk tahun
– tahun kedepan harus bisa ada pengadaan bedera secara gratis buat
warga masyarakat,” harapnya.
Dari pantauan tabloidjubi.com, beberapa lokasi pasar di
Timika serta di pinggiran – pinggiran lampu merah, bendera yang dijual
ukuran kecil yang diperjualbelikan oleh pedagang harga berkisar antara
Rp5 ribu – 10 ribu, sedangkan ukuran besar kisaran Rp30 ribu – 50 ribu.
Beberapa warga Papua yang ditanyakan terkait HUT Kemerdekaan
Indonesia ke – 68 tahun, juga menyampaikan pengakuan belum merasakan
dampak kemerdekaan Indonesia di Papua, sebagaimana salah satu warga
Papua, Gustaf Griapon menilai, Indonesia sudah merdeka 68 tahun, tepat
besok 17 Agustus 2013.
“Tetapi apakah di Papua kita sudah rasakan kemerdekaan itu lewat
bidang-bidang, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur dan
bidang lainnya, sebabnya hal ini harus dijawab pemerintah secara baik
untuk pembangunan di tanah Papua,” katanya.
Sementara itu, secara terpisah Kapolsubsektor Kwamki Narama, AIPTU
Gustaf Puy mengatakan, terkait dengan berbagai persiapan yang dilakukan
warga masyarakat Kwamki Narama menjelang HUT Republik Indonesia ke – 68
tahun, semua warga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan lomba.
“Dalam rangka HUT RI dilakukan gerak jalan tingkat SD – SMP, kampung
bersih dan lomba balita sehat yang lansung di pimpin ibu wakil bupati
sebagai dewan juri, termasuk persiapan untuk upacara HUT RI di Kwamki
Lama, semuanya melibatkan warga masyarakat setempat, termasuk pemasangan
gapura juga,” ujar Kapolsubsektor Kwamki Narama ini. (Jubi/Eveerth)
Sumber : www.tabloidjubi.com