PASTOR JOHN DJONGA PR SAAT MEMBERI
KETERANGAN PERS (JUBI/TIMOTEUS)
|
Jayapura, 9/4 – Sebanyak 61 orang asli
Papua (OAP) di pedalaman Kabupaten Yahukimo, Papua meninggal akibat
menderita berbagai penyakit. Data ini tercatat dari 15 Januari 2013
hingga akhir 30 Maret 2013.
Dalam catatan yang direkap salah satu petugas kesehatan di Stasi
Samenage, Puskesmas Samenage, Yahukimo disebutkan warga yang meninggal
dari usia dua tahun hingga lima puluh enam tahun.
“Setelah melalui pendekatan pastoral, kami mendata 61 orang yang
meninggal. Data ini ditulis petugas kesehatan yang tidak sekolah, hanya
melalui kursus. Kami tegaskan, pelayanan publik adalah hak asasi,” kata
Pastor John Jonga, salah satu aktivis HAM dalam jumpa pers di Padang
Bulan, Kota Jayapura, Papua, Selasa (9/4) siang.
Mereka meninggal akibat menderita berbagai penyakit, seperti, sesak
nafas, menceret, sakit ulu hati, cacingan, badan bengkak-bengkak, dan
jantung bengkak. Pastor yang bertugas di pedalaman Pegunungan Tengah ini
melanjutkan, pelayanan publik di pedalaman Papua sangat memprihatinkan.
Selama masa Otsus (Otonomi Khusus) ini, hampir pasti sepuluh tahun
bupati Yahukimo, Ones Pahabol tidak pernah injak distrik ini.
“Apalagi dinas-dinasnya. Semua pejabat tinggal di kota, sehingga
masyarakat berpikir, mereka tidak mempunyai pemimpin,” lanjut penerima
Yap Thiam Hien Award 2009 ini.
“Secara umum setelah pendeklatan pastoral, lebih pada masyarakat di
kampung. Pertama, tangisan masyarakat asli di distrik Kurima, distrik
Muge, dan Distrik Samnage seperti tidak punya pemimpin karena hampir
semua kepala distrik tidak ada di tempat tugas selama bertahun-tahun.
Ini kecemasan terhadap gubernur baru,” lanjut dia.
Karena itu, Pastor John berharap, gubernur Papua, Lukas Enembe dan
wakilnya Klemen Tinal yang dilantik hari ini di stadion Mandala Jayapura
dapat membawa perubahan bagi warga Papua.”Mereka (umat) berharap pada
gubenur yang baru, bahkan sampai Papua merdeka. Tetapi yang lebih
penting adalah pelayanan lebih maksimal, dana Respek (Rencana Strategis
Pembangunan Kampung) atau PNPM mandiri sampai ke kampung-kampung,” pinta
Pastor asal Manggarai, Flores ini.
Direktur Imparsial, Poengky Indarti menilai, Papua hanya klaim
kesejahteraan. Karena itu, dia meminta presiden SBY untuk serius
memperhatikan Papua karena ia pernah katakan bersedia untuk dialog.
Karena itu, kami menunggu janjinya. “SBY harus turun ke Papua untuk
melihat dari dekat dan mengupayakan persiapan dialog,” ujar Poengky.
“Dialog sebagai model pendekatan untuk menyelesaikan masalah di Papua
tanpa kekerasan,” kata Anum Siregar, kordinator ALDP (Aliansi Demokrasi
untuk Papua. (Jubi/Timoteus Marten)
Sumber : tabloidjubi.com